Strategi Perang Asimetris ala Hamas Menggempur Israel

Selasa, 17 Oktober 2023 - 05:10 WIB
loading...
A A A
baca juga: Apakah Hamas Itu Syiah? Ini Jawabannya

Secara tak terduga Hamas juga mampu melumpuhkan dan menghanguskan sejumlah tank Merkava IV yang memiliki sistem perlindungan aktif (APF) Trophy.Serangan ini terjadi sehari setelah peringatan 50 tahun perang Arab-Israel tahun 1973 pun menegaskan Hamas memiliki srategi dan pasukan militer yang andal. Di sisi lain Israel masih banyak memiliki kelemahan di balik rapatnya sistem pertahanan, modernnya alutsista, dan canggihnya Mossad yang selama ini diagungkan sebagai intelijen kelas wahid di dunia.

Karena itu, pertanyaan menarik yang patut dimunculkan dan dikaji adalah, strategi seperti yang digunakan Hamas hingga bisa meraih sukses besar dalam serangan tersebut? Selanjutnya, strategi apa lagi yang bakal digunakan Hamas untuk menghadapi Operasi Pedang Besi.

Davis Vs Goliath

Secara leterlek, definisi perang asimetris (asymmetric warfare) mengarah pada peperangan antar dua pihak yang kekuatannya jomplang. Satu memiliki kekuatan militer pas-pasan, vis a vispihak lain yang kekuatan militernya sangat kuat. Perbandingannya bisa diumpamakan seperti David vs Goliath. David sebagai underdogkarena dia hanya seorang penggembala harus berhadapan dengan Goliath yang merupakan prajurit berpengalaman dengan tubuh raksasa.

Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GF) M Arif Pranoto merangkum beragam definisi tentang perang asimetris. Di antaranya versi Dewan Riset Nasional (DRN), Army War College, dan Australia’s Departement of Defense.

baca juga: Pejuang Hamas Berhasil Tangkap Tentara Israel

DRN (2008) misalnya dalam artikel ‘’Suatu Pemikiran tentang Perang Asimetris’’ menjelaskan bahwa konsep tersebut merujuk pada suatu model peperangan yang dikembangkan dari cara berfikir yang tidak lazim dan di luar aturan peperangan yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra (geogografi, demografi dan sumber daya alam) dan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya).

Perang asimetri selalu melibatkan peperangan antara dua aktor atau lebih, dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang.Robert R Tomes dalam ‘Relearning Counterinsurgency Warfare' yang diterbitkan Army War College mendiskripsikan peperangan asimetris sebagai sebuah konflik.Dimana,dua pihak bertikai memiliki perbedaan sumber daya inti dan perjuangannya, cara berinteraksi dan upaya untuk saling mengeksploitasi karakteristik kelemahan-kelemahan lawannya.

Perjuangan tersebut sering berhubungan dengan strategi dan taktik perang un-convetional. Pejuang lebih lemah berupaya untuk menggunakan strategi dalam rangka mengimbangi kekurangannya yang dimiliki dalam hal kualitas dan kuantitas.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1461 seconds (0.1#10.140)