Strategi Perang Asimetris ala Hamas Menggempur Israel
loading...
A
A
A
baca juga: Netanyahu: Setiap Anggota Hamas Harus Mati
Adapun Australia’s Departement of Defense dalam Warfare Doctrine 1: The Fundamentals of Land Warfare (2008) mendefinisikan bahwa konflik selalu melibatkan satu pihak yang mencari celah keuntungan asimetris atas pihak lainnya dengan memperbesar pendadakan, penggunakan teknologi atau metode operasi baru secara kreatif.
Dijelaskan, sisi kreatif dicari dengan menggunakan pasukan konvesional, khusus dan tidak biasa, dalam rangka menghindari kekuatan-kekuatan musuh dan memaksimalkan keunggulan yang dimilikinya. Semua perang kontemporer didasarkan pada pencarian keunggulan asimetris. Asimetris muncul pada saat diketahui adanya perbedaan perbandingan tujuan, komposisi pasukan, kultur, teknologi dan jumlah.
Bila ditelisik, tiga definisi tersebut di atas memiliki pemahaman dan pandangan berbeda tentang perang asimetris. Namun bila ditarik kesimpulan secara luas, ada beberapa variabel yang menjadi indikator utama perang asimetris. Pertama keterlibatan dua pihak berkonflik yang memiliki kekuatan tidak seimbang.
Kedua, memperbesar pendadakan. Ketiga, menggunakan teknologi atau metode operasi baru secara kreatif dan menggunakan cara tidak lazim untuk memaksimalkan keunggulan dan sebaliknya mengeksploitasi kelemahan lawan. Keempat melibatkan spektrum astagatra dan pancagatra.
Analisis menggunakan kerangka konseptual perang asimetris untuk memahami strategi peperangan Hamas melawan Israel sangat relevan. Paling tidak, untuk menjelaskan bagaimana Hamas yang hanya kelompok militan harus berhadapan dengankekuatan negara, yakni Israel, yang memiliki teknologi militer tercanggih di dunia. Hamas sebagai David tentu harus mengekplorasi semua strategi dan kekuatan yang dimiliki agar bisa memaksimalkan peluang menghadapi sang Goliath Israel.
Bagaimana Operasionalnya?
Implementasi perang asimetris ala Hamas saat melawan Israel pernah dilaporkan www.voa-islam.com dalam tulisan bertajuk ‘’Analisis Strategi Hamas dan Perang Asimetris Melawan Islam’ pada medio 2021. Kala itu, Hamas baru saja menjalani pertempuran melawan Israel dengan hasil maksimal.
baca juga: Bagaimana Kelompok Pejuang Hamas Palestina Mendapatkan Senjata?
Padahal, kekuatan militer Israel pada 2010 berada di peringkat ke-20 dalam daftar 140 negara berdasarkan tinjauan tahunan GFP (Global Fire Power) 2019 dengan skor Indeks Kekuatan (PwrIndx) sebesar 0,3464 (skor pada 0,0000 dan dianggap sempurna).
Adapun Australia’s Departement of Defense dalam Warfare Doctrine 1: The Fundamentals of Land Warfare (2008) mendefinisikan bahwa konflik selalu melibatkan satu pihak yang mencari celah keuntungan asimetris atas pihak lainnya dengan memperbesar pendadakan, penggunakan teknologi atau metode operasi baru secara kreatif.
Dijelaskan, sisi kreatif dicari dengan menggunakan pasukan konvesional, khusus dan tidak biasa, dalam rangka menghindari kekuatan-kekuatan musuh dan memaksimalkan keunggulan yang dimilikinya. Semua perang kontemporer didasarkan pada pencarian keunggulan asimetris. Asimetris muncul pada saat diketahui adanya perbedaan perbandingan tujuan, komposisi pasukan, kultur, teknologi dan jumlah.
Bila ditelisik, tiga definisi tersebut di atas memiliki pemahaman dan pandangan berbeda tentang perang asimetris. Namun bila ditarik kesimpulan secara luas, ada beberapa variabel yang menjadi indikator utama perang asimetris. Pertama keterlibatan dua pihak berkonflik yang memiliki kekuatan tidak seimbang.
Kedua, memperbesar pendadakan. Ketiga, menggunakan teknologi atau metode operasi baru secara kreatif dan menggunakan cara tidak lazim untuk memaksimalkan keunggulan dan sebaliknya mengeksploitasi kelemahan lawan. Keempat melibatkan spektrum astagatra dan pancagatra.
Analisis menggunakan kerangka konseptual perang asimetris untuk memahami strategi peperangan Hamas melawan Israel sangat relevan. Paling tidak, untuk menjelaskan bagaimana Hamas yang hanya kelompok militan harus berhadapan dengankekuatan negara, yakni Israel, yang memiliki teknologi militer tercanggih di dunia. Hamas sebagai David tentu harus mengekplorasi semua strategi dan kekuatan yang dimiliki agar bisa memaksimalkan peluang menghadapi sang Goliath Israel.
Bagaimana Operasionalnya?
Implementasi perang asimetris ala Hamas saat melawan Israel pernah dilaporkan www.voa-islam.com dalam tulisan bertajuk ‘’Analisis Strategi Hamas dan Perang Asimetris Melawan Islam’ pada medio 2021. Kala itu, Hamas baru saja menjalani pertempuran melawan Israel dengan hasil maksimal.
baca juga: Bagaimana Kelompok Pejuang Hamas Palestina Mendapatkan Senjata?
Padahal, kekuatan militer Israel pada 2010 berada di peringkat ke-20 dalam daftar 140 negara berdasarkan tinjauan tahunan GFP (Global Fire Power) 2019 dengan skor Indeks Kekuatan (PwrIndx) sebesar 0,3464 (skor pada 0,0000 dan dianggap sempurna).