Anwar Ibrahim Hadirkan Era Baru Malaysia dan Dunia Islam
Sabtu, 26 November 2022 - 09:55 WIB
Itulah sekilas gambaran tentang apa yang akan dilakukan pemerintah baru Malaysia di bawah pimpinan PM Anwar Ibrahim.
Keberhasilannya dalam menduduki kursi PM merupakan kabar gembira yang lama dinantikan di banyak negara. Bahkan, telah lama pula diprediksi bahwa dialah figur negarawan paling tepat memimpin Malaysia memasuki era baru, yaitu era yang benar-benar demokratis mengikuti tuntutan zaman.
Kemenangan Anwar sekaligus juga menjanjikan hadirnya paradigma baru dalam perpolitikan Malaysia yang multiras dan multikultur. Cara pandang yang lebih modernis dan Islami sesuai nilai-nilai luhur ajaran Islam yang adil terhadap semua pihak dan menjadi rahmat bagi semua rakyat Malaysia dan umat manusia, bahkan menjadi acuan baru tentang falsafahrahmatan lil alamindalam politik dunia Islam yang diperkaya dengan balutan budaya Melayu.
Reaksi kegembiraan terhadap kemenangan Anwar Ibrahim tak hanya datang dari negerinya sendiri. Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo, bergegas menyampaikan ucapan selamat dan berharap agar pemerintahan baru di Malaysia dapat meningkatkan hubungan persahabatan di segala bidang dengan Indonesia.
Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM Singapura Lee Hsien Loong juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai PM. Kemudian, Presiden Turkiye Recep Tayyib Erdogan yang dengan penuh semangat “menginterupsi” konperensi pers Anwar dengan ratusan wartawan internasional ketika ia menyampaikan ucapan selamat kepada kepala pemerintahan Malaysia tersebut.
Anwar adalah pemimpin dunia Islam dan intelektual Muslim yang pemikiran dan gagasannya dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat sudah lama diakui di komunitas internasional.
Dia bukan pemimpin “jago kandang” yanginward-looking. Dia adalah pemimpin pejuang berwawasan global yang diakui di banyak negara, sekalipun harus menunggu 24 tahun sebelum menduduki posisinya saat ini.
Dari perspektif kegigihan perjuangannya, Anwar Ibrahim mungkin bisa kita samakan dengan Nelson Mandela yang menduduki pucuk kepemimpinan pemerintahan setelah dizalimi dan dipenjarakan. Bahkan, sampai tiga kali Anwar dipenjarakan. Tapi bagi seorang Anwar Ibrahim, penjara hanyalah batu loncatan untuk semakin tinggi ia melambung, dan kini terbukti.
Itulah sikap seorang negarawan sejati yang patut diteladani oleh para pemimpin di berbagai negara lain. Semakin digencet, semakin kuat ia berdiri dan meneruskan perjuangannya demi apa yang ia yakini sebagai kebenaran yang harus diterjemahkan ke dalam langkah-langkah politiknya untuk kemaslahatan rakyat.
Tak banyak pemimpin mempunyai karakter negarawan pejuang seperti Anwar. Bahkan jarang ditemukan di dunia Islam. Kalau dalam satu dekade terakhir ini dunia Islam melihat Presiden Erdogan sebagai sosok pemimpin pemberani, kemenangan Anwar Ibrahim kini mengalihkan pandangan dunia ke Malaysia.
Keberhasilannya dalam menduduki kursi PM merupakan kabar gembira yang lama dinantikan di banyak negara. Bahkan, telah lama pula diprediksi bahwa dialah figur negarawan paling tepat memimpin Malaysia memasuki era baru, yaitu era yang benar-benar demokratis mengikuti tuntutan zaman.
Kemenangan Anwar sekaligus juga menjanjikan hadirnya paradigma baru dalam perpolitikan Malaysia yang multiras dan multikultur. Cara pandang yang lebih modernis dan Islami sesuai nilai-nilai luhur ajaran Islam yang adil terhadap semua pihak dan menjadi rahmat bagi semua rakyat Malaysia dan umat manusia, bahkan menjadi acuan baru tentang falsafahrahmatan lil alamindalam politik dunia Islam yang diperkaya dengan balutan budaya Melayu.
Reaksi kegembiraan terhadap kemenangan Anwar Ibrahim tak hanya datang dari negerinya sendiri. Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo, bergegas menyampaikan ucapan selamat dan berharap agar pemerintahan baru di Malaysia dapat meningkatkan hubungan persahabatan di segala bidang dengan Indonesia.
Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM Singapura Lee Hsien Loong juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai PM. Kemudian, Presiden Turkiye Recep Tayyib Erdogan yang dengan penuh semangat “menginterupsi” konperensi pers Anwar dengan ratusan wartawan internasional ketika ia menyampaikan ucapan selamat kepada kepala pemerintahan Malaysia tersebut.
Anwar adalah pemimpin dunia Islam dan intelektual Muslim yang pemikiran dan gagasannya dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat sudah lama diakui di komunitas internasional.
Dia bukan pemimpin “jago kandang” yanginward-looking. Dia adalah pemimpin pejuang berwawasan global yang diakui di banyak negara, sekalipun harus menunggu 24 tahun sebelum menduduki posisinya saat ini.
Dari perspektif kegigihan perjuangannya, Anwar Ibrahim mungkin bisa kita samakan dengan Nelson Mandela yang menduduki pucuk kepemimpinan pemerintahan setelah dizalimi dan dipenjarakan. Bahkan, sampai tiga kali Anwar dipenjarakan. Tapi bagi seorang Anwar Ibrahim, penjara hanyalah batu loncatan untuk semakin tinggi ia melambung, dan kini terbukti.
Itulah sikap seorang negarawan sejati yang patut diteladani oleh para pemimpin di berbagai negara lain. Semakin digencet, semakin kuat ia berdiri dan meneruskan perjuangannya demi apa yang ia yakini sebagai kebenaran yang harus diterjemahkan ke dalam langkah-langkah politiknya untuk kemaslahatan rakyat.
Tak banyak pemimpin mempunyai karakter negarawan pejuang seperti Anwar. Bahkan jarang ditemukan di dunia Islam. Kalau dalam satu dekade terakhir ini dunia Islam melihat Presiden Erdogan sebagai sosok pemimpin pemberani, kemenangan Anwar Ibrahim kini mengalihkan pandangan dunia ke Malaysia.
tulis komentar anda