Seminar Pancasila: G20 Bali Berhasil Bawa Pancasila untuk Dunia
Senin, 21 November 2022 - 20:02 WIB
Lebih lanjut Djumala menjelaskan, dalam tataran substansi, G20 berhasil membangun ekosistem kesehatan dengan adanya Pandemic Fund atau dana pandemi yang ditujukan kepada negara-negara berkembang dan negara-negara yang sifatnya low income country untuk kewaspadaan terhadap ancaman pandemik pada masa mendatang.
“Kemudian transformasi ekonomi digital untuk UKM. Itu adalah keadilan sosial. Aura Pancasila dipancarkan dalam G20,” ujarnya.
Sementara dalam tataran masyarakat, Djumala menjelaskan, ada suatu inspirasi nilai ketika Pandemic Fund diarahkan kepada negara-negara yang mengalami akses keterbatasan.“Jadi, nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dipancarkan dalam G20,” kata Djumala.
Dubes LBBP RI untuk Republik Polandia ke-15 dan Dubes LBBP RI untuk Republik Austria merangkap Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) ke-19 ini menambahkan, Indonesia tidak bisa menyelesaikan masalah konflik dunia sendiri, namun Indonesia memiliki kepercayaan sebagai bangsa penengah atau bridge builder.
“Jadi ketika ada masalah atau konflik, Indonesia tidak melihat dari untung dan rugi. Tapi berdasarkan titah konstitusi. Dari situ Indonesia dipercaya,” ungkap Djumala.
Djumala menekankan peran generasi muda perlu dikedepankan untuk menarasikan Pancasila dalam bentuk diskusi, tulisan, maupun publikasi.“Generasi muda kadang-kadang tidak sadar yang dilakukan itu nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sekarang menjadi tantangan generasi muda, apa yang kita lakukan harus dinarasikan dan dikembangkan. Saat ini kita menghadapi kegagalan narasi. Ga diomongin, ga di halo-halo. Lawan itu yang namanya narative failure dengan menarasikan Pancasila,” pungkas Djumala.
Sejalan dengan Djumala, Puteri Indonesia 2022 Laksmi De Neefe Suardana sepakat bahwa untuk membangun kesadaran pentingnya literasi bagi generasi muda. Gadis Ubud yang akan mewakili Indonesia pada ajang Miss Univerese ini berkomitmen membangun kualitas literasi anak muda Indonesia dengan mendorong anak muda untuk gemar membaca, menulis, dan bersastra.
“Literasi anak muda penting untuk Pancasila. Kalau kita bisa mengembangkan kualitas literasi anak-anak muda, kita bisa mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya hapal Pancasila dalam ucapan,” tutur Laksmi.
Laksmi juga mengajak para pemuda untuk bergotong royong menarasikan Pancasila dan menyebarkannya kepada publik.
“Saya mewakili anak muda, mengajak ayo kita berdialog lagi tentang bangsa dan negara kita. Pada ajang Miss Universe akhir tahun ini, semoga saya bisa menang agar lebih mudah mengenalkan Indonesia kepada Dunia, termasuk menarasikan Pancasila sebagai ideologi alternatif bagi perdamaian Dunia,” katanya.
“Kemudian transformasi ekonomi digital untuk UKM. Itu adalah keadilan sosial. Aura Pancasila dipancarkan dalam G20,” ujarnya.
Sementara dalam tataran masyarakat, Djumala menjelaskan, ada suatu inspirasi nilai ketika Pandemic Fund diarahkan kepada negara-negara yang mengalami akses keterbatasan.“Jadi, nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dipancarkan dalam G20,” kata Djumala.
Dubes LBBP RI untuk Republik Polandia ke-15 dan Dubes LBBP RI untuk Republik Austria merangkap Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) ke-19 ini menambahkan, Indonesia tidak bisa menyelesaikan masalah konflik dunia sendiri, namun Indonesia memiliki kepercayaan sebagai bangsa penengah atau bridge builder.
“Jadi ketika ada masalah atau konflik, Indonesia tidak melihat dari untung dan rugi. Tapi berdasarkan titah konstitusi. Dari situ Indonesia dipercaya,” ungkap Djumala.
Djumala menekankan peran generasi muda perlu dikedepankan untuk menarasikan Pancasila dalam bentuk diskusi, tulisan, maupun publikasi.“Generasi muda kadang-kadang tidak sadar yang dilakukan itu nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sekarang menjadi tantangan generasi muda, apa yang kita lakukan harus dinarasikan dan dikembangkan. Saat ini kita menghadapi kegagalan narasi. Ga diomongin, ga di halo-halo. Lawan itu yang namanya narative failure dengan menarasikan Pancasila,” pungkas Djumala.
Sejalan dengan Djumala, Puteri Indonesia 2022 Laksmi De Neefe Suardana sepakat bahwa untuk membangun kesadaran pentingnya literasi bagi generasi muda. Gadis Ubud yang akan mewakili Indonesia pada ajang Miss Univerese ini berkomitmen membangun kualitas literasi anak muda Indonesia dengan mendorong anak muda untuk gemar membaca, menulis, dan bersastra.
“Literasi anak muda penting untuk Pancasila. Kalau kita bisa mengembangkan kualitas literasi anak-anak muda, kita bisa mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya hapal Pancasila dalam ucapan,” tutur Laksmi.
Laksmi juga mengajak para pemuda untuk bergotong royong menarasikan Pancasila dan menyebarkannya kepada publik.
“Saya mewakili anak muda, mengajak ayo kita berdialog lagi tentang bangsa dan negara kita. Pada ajang Miss Universe akhir tahun ini, semoga saya bisa menang agar lebih mudah mengenalkan Indonesia kepada Dunia, termasuk menarasikan Pancasila sebagai ideologi alternatif bagi perdamaian Dunia,” katanya.
tulis komentar anda