3 Murid Tjokroaminoto yang Memilih Jalan Berbeda Satu Sama Lain

Senin, 19 September 2022 - 17:39 WIB
Hal ini tak lepas dari latihan orasinya di Kampung Panelen. Dimana pada saat itu dia juga kerap mendapat kritik pedas dari para seniornya terutama Kartosoewirjo.

Terkadang antara Soekarno dan Kartosoewirjo sering balas ejekan. Namun hal tersebut justru mempererat persahabatan antara keduanya.

Pada akhirnya cita cita Soekarno menjadi orang besar dapat terwujud. Dia bahkan menjadi orang nomor satu di Indonesia yang dipandang dunia sebagai seorang yang nasionalis.

2. Kartosoewirjo

Berbeda dari sahabatnya yang mendirikan partai politik, Kartosoewirjo justru memilih untuk terus mendampingi sang guru Tjokroaminoto hingga menjadi sekretaris pribadinya.

Meskipun dia sering membaca buku buku tentang marxisme, namun pendiriannya tetap teguh untuk memilih Islam sebagai ideologinya.

Bacaan itu hanya digunakannya demi mempertajam keilmuannya tentang marxisme. Sehingga dia dikenal memiliki kritik yang tegas terkait praktek praktek kapitalisme yang menyimpang.

Namun perpecahan antara murid Tjokroaminoto setelah kemerdekaan Indonesia. Karena pada saat itu Soekarno menerima banyak ideologi mulai dari nasionalis, marxis, agama hingga komunis.

Pemberontakan Kartosoewirjo mulai terjadi pada tahun 1949 dimana mulai diproklamasikannya Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan separatis ini bahkan telah tersebar luas di berbagai wilayah seperti Pulau Jawa, Aceh, dan Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1962 akhirnya pemberontakan Kartosoewirjo mampu ditumpas. Mirisnya pada saat itu Soekarno sendirilah yang harus menandatangani surat hukuman mati sahabatnya sendiri.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More