3 Murid Tjokroaminoto yang Memilih Jalan Berbeda Satu Sama Lain

Senin, 19 September 2022 - 17:39 WIB
Perizinan tentang hukuman mati itu bahkan sempat tak disentuh oleh Soekarno selama kurang lebih tiga bulan hingga pada akhirnya dia membuang rasa persahabatannya demi profesionalisme dalam mengemban tugasnya.

Akhirnya pada tanggal 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta Kartosoewirjo harus ditembak mati.

Baca juga : Tjokroaminoto Institute Apresiasi Keberhasilkan Kapolri Sigit

3. Semaoen

Sebelum Sneevilet mendirikan perkumpulan sosialis Indische Sociaal-Democratische Vereniging (ISDV). Semaoen ternyata sempat bertemu dengan pemikir Komunis asal Belanda ini pada tahun 1913.

Semaoen lantas mendaftar ISDV dan VSTP cabang Surabaya, pada pertengahan 1914, dan diangkat eksekutif cabang VSTP Surabaya pada awal 1915, menyusul Kongres VSTP yang menyatakan tiga dari tujuh pimpinan pusat VSTP harus bumiputera.

Kemudian dalam Kongres SI tahun 1916, Semaoen segera dipindah ke Semarang, dengan kantor pusat Central Serikat Islam (CSI). Dengan hadirnya Semaoen di Semarang, mesin politik SI cabang Semarang menjadi lebih dinamis, dengan perkembangan pesat.

PKI pada awalnya adalah bagian dari Sarekat Islam, tapi akibat perbedaan paham akhirnya membuat kedua kekuatan besar di SI ini berpisah pada bulan Oktober 1921.

Hal tersebut terjadi karena PKI yang memutuskan untuk bergabung dengan Komintern. Dalam Kongres Komintern, PKI diwakili oleh Sneevliet. Tahun-tahun pertama kerja PKI adalah menyebarkan paham komunisme kepada penduduk setempat.

Selain itu, Semaoen dan Darsono juga harus menjaga pengaruh mereka dalam SI. Tantangan terbesar Semaoen dalam menjaga pengaruhnya di SI yaitu menepis tuduhan musuh-musuh PKI yang menyatakan komunisme dan PKI memusuhi umat Islam.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More