Sejarah 14 Maret 1980, Bung Hatta Meninggal Dunia

Kamis, 14 Maret 2024 - 14:20 WIB
loading...
Sejarah 14 Maret 1980, Bung Hatta Meninggal Dunia
Mohammad Hatta (Bung Hatta). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Salah seorang Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta ( Bung Hatta ) meninggal dunia pada 14 Maret 1980. Hatta meninggal dunia pada pukul 18.56 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah sebelas hari dirawat di sana.

Bung Hatta merupakan wakil presiden (wapres) pertama. Berdasarkan data dari laman wapresri.go.id, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 ini menjadi wapres mendampingi Soekarno pada 1945 hingga 1956.

Bung Hatta memiliki nama lahir yang berbeda dengan nama yang kini dikenal publik. Bung Hatta yang lahir 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, pada mulanya diberi nama Mohammad Athar oleh orang tuanya, Muhammad Djamil dan Siti Saleha.

Athar berasal dari bahasa Arab, yang berarti harum. Namun, karena orang-orang tua dan orang di lingkungan tempat tinggalnya sulit menyebutkan nama Athar, sehari-hari pria yang juga wakil presiden pertama RI tersebut dipanggil 'Atta'. Lama-kelamaan, sapaan itu berkembang menjadi 'Hatta', seperti yang kita kenal saat ini.



Pada masa mudanya, Hatta berjuang agar Indonesia merdeka. Dia pun sempat diasingkan ke beberapa daerah seperti Digul dan Banda Neira.

Hatta berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Hatta dan Soekarno 'diculik' kelompok muda ke Rengasdengklok. Kelompok muda ini ingin agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.



Setelah Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta, perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun dilakukan. Naskah Proklamasi dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. Setelah disetujui oleh puluhan tokoh yang hadir, naskah tersebut diketik Sayuti Melik pada 17 Agustus 1945 dini hari.

Awalnya, Soekarno dan Hatta mengusulkan agar semua yang hadir di situ ikut meneken Naskah Proklamasi tersebut. Hatta menekankan hal ini juga penting bagi anak cucu semua tokoh yang hadir tersebut agar kelak mengetahui siapa yang turut memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)