Pekerja Migran Indonesia Kembali ke Tanah Air Lewat Tiga Titik Ini
Minggu, 28 Juni 2020 - 15:01 WIB
JAKARTA - Gakkum Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Laksma R Eko mengungkapkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Tanah Air lewat tiga titik lokasi masuk. Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat sebanyak 162 ribu PMI yang telah tiba di Tanah Air.
“Untuk titik masuk pekerja migran kita di Indonesia ditentukan hasil rapat kita yaitu di Batam, kemudian di Jakarta dan di Benoa, Bali,” ungkap Eko di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Minggu (28/6/2020). (Baca juga: BP2MI Sebut Sebanyak 162 Ribu PMI Telah Kembali ke Tanah Air)
PMI yang masuk melalui Batam, kata Eko, akan langsung dibawa ke Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang untuk melakukan isolasi selama 14 hari sebelum dipulangkan ke kampung halaman. “Kemudian di Batam kita ada rumah sakit khusus COVID-19 yang di Pulau Galang. Kalau misalkan waktu pertama kali dari Wuhan itu kita sterilisasi di Ranai, kemudian selesai baru kita kembalikan ke kampung halaman,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Eko, jika PMI di RS Pulau Galang sudah kembali maka akan diisi oleh penderita COVID-19 di Kepulauan Riau. “Kalau di Pulau Galang saat ini, manakala PMI kita berkurang itu digunakan untuk penderita Covid di Kepri (Kepulauan Riau). Jadi tetap berfungsi, karena negara sudah berbuat, negara hadir menyiapkan sarana prasarana maka kewajiban Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan,” kata Eko.
Titik masuk PMI yang kedua di Jakarta yakni di Pelabuhan Tanjung Priok melalui Jakarta International Container Terminal (JITC). Eko menjelaskan, TNI dalam hal ini Mabes TNI telah membuat satuan tugas pelaksana di lapangan.
“Kalau untuk urusan yang dengan PMI, debarkasi lewat laut atau kapal-kapal itu menunjuk Komandan Lantamal 3, Brigjen Marinir Hermanto. Mereka yang akan kerja sama dengan stakeholder lainnya mulai KKP, mulai BP2MI, seluruh perwakilan stakeholder ada di sana. Dan dimonitoring langsung oleh Mabes TNI. Kami juga mentoring sebagai kepanjangan tangan Kepala Gugus Tugas,” papar Eko. (Baca: TKA dari China Terus Berdatangan, KSPI Tuntut Pemulangan)
Eko pun menjelaskan saat PMI datang di Jakarta melalui JITC langsung akan dilakukan testing COVID-19. “Pekerja migran, melewati debarkasi masuh dari kapal itu Ship to Ship dibawa oleh kapal kecil menuju ke pelabuhan JITC. Kemudian dilaksanakan skrining ataupun testing terhadap COVID-19 orang per orang, kemudian dipisahkan.”
“Kalau yang awal dulu masih Rapid, kalau yang sekarang lebih simple mereka semua di PCR semua, kemudian mereka dibawa dikarantina ke hotel ataupun penampungan Wisma Atlet yang di Pademangan dan Kemayoran,” sambung Eko.
Selain itu, Eko menjelaskan PMI setelah testing dinyatakan positif COVID-19 maka akan dikarantina di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran. “Kalau untuk yang di rumah sakit darurat Kemayoran untuk yang sudah dinyatakan positif,” ucapnya.
Kemudian PMI lainnya akan dikarantina di Pademangan untuk menunggu hasil tes PCR. “Tempat yang disediakan oleh negara di Pademangan, itu yang masa tunggu hasil PCR nya bisa 3 hari di Pademangan.”
Eko menjelaskan bagi PMI yang telah dinyatakan negatif, kemudian akan diserahkan kepada BP2MI. “Di sana hak dan kewajiban para stakeholder. Mulai dari agen, dia menginventaris datanya, rencana estimate kedatangannya. Kemudian dari BP2MI mengatur, mengelompokkan ini dari daerah mana dikelompokkan. BP2MI ini tugasnya cukup berat, di lapangan juga menyiapkan mulai transportasi sudah bekerja sama dengan Damri. Sampai pengembalian ke daerah,” tutur Eko. (Baca juga: Enam Bulan, BP2MI Terima 222 Jenazah Pekerja Migran Indonesia)
Sementara untuk titik debarkasi di darat, tambah Eko, proses kepulangan PMI menjadi urusan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad). “Kemudian di darat, itu ada Kogasgabpad (Komando Tugas Gabungan Terpadu) kita yang di ketua yang incas di sana adalah Kasdam Jaya Brigjen TNI Saleh,” tutupnya.
“Untuk titik masuk pekerja migran kita di Indonesia ditentukan hasil rapat kita yaitu di Batam, kemudian di Jakarta dan di Benoa, Bali,” ungkap Eko di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Minggu (28/6/2020). (Baca juga: BP2MI Sebut Sebanyak 162 Ribu PMI Telah Kembali ke Tanah Air)
PMI yang masuk melalui Batam, kata Eko, akan langsung dibawa ke Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang untuk melakukan isolasi selama 14 hari sebelum dipulangkan ke kampung halaman. “Kemudian di Batam kita ada rumah sakit khusus COVID-19 yang di Pulau Galang. Kalau misalkan waktu pertama kali dari Wuhan itu kita sterilisasi di Ranai, kemudian selesai baru kita kembalikan ke kampung halaman,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Eko, jika PMI di RS Pulau Galang sudah kembali maka akan diisi oleh penderita COVID-19 di Kepulauan Riau. “Kalau di Pulau Galang saat ini, manakala PMI kita berkurang itu digunakan untuk penderita Covid di Kepri (Kepulauan Riau). Jadi tetap berfungsi, karena negara sudah berbuat, negara hadir menyiapkan sarana prasarana maka kewajiban Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan,” kata Eko.
Titik masuk PMI yang kedua di Jakarta yakni di Pelabuhan Tanjung Priok melalui Jakarta International Container Terminal (JITC). Eko menjelaskan, TNI dalam hal ini Mabes TNI telah membuat satuan tugas pelaksana di lapangan.
“Kalau untuk urusan yang dengan PMI, debarkasi lewat laut atau kapal-kapal itu menunjuk Komandan Lantamal 3, Brigjen Marinir Hermanto. Mereka yang akan kerja sama dengan stakeholder lainnya mulai KKP, mulai BP2MI, seluruh perwakilan stakeholder ada di sana. Dan dimonitoring langsung oleh Mabes TNI. Kami juga mentoring sebagai kepanjangan tangan Kepala Gugus Tugas,” papar Eko. (Baca: TKA dari China Terus Berdatangan, KSPI Tuntut Pemulangan)
Eko pun menjelaskan saat PMI datang di Jakarta melalui JITC langsung akan dilakukan testing COVID-19. “Pekerja migran, melewati debarkasi masuh dari kapal itu Ship to Ship dibawa oleh kapal kecil menuju ke pelabuhan JITC. Kemudian dilaksanakan skrining ataupun testing terhadap COVID-19 orang per orang, kemudian dipisahkan.”
“Kalau yang awal dulu masih Rapid, kalau yang sekarang lebih simple mereka semua di PCR semua, kemudian mereka dibawa dikarantina ke hotel ataupun penampungan Wisma Atlet yang di Pademangan dan Kemayoran,” sambung Eko.
Selain itu, Eko menjelaskan PMI setelah testing dinyatakan positif COVID-19 maka akan dikarantina di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran. “Kalau untuk yang di rumah sakit darurat Kemayoran untuk yang sudah dinyatakan positif,” ucapnya.
Kemudian PMI lainnya akan dikarantina di Pademangan untuk menunggu hasil tes PCR. “Tempat yang disediakan oleh negara di Pademangan, itu yang masa tunggu hasil PCR nya bisa 3 hari di Pademangan.”
Eko menjelaskan bagi PMI yang telah dinyatakan negatif, kemudian akan diserahkan kepada BP2MI. “Di sana hak dan kewajiban para stakeholder. Mulai dari agen, dia menginventaris datanya, rencana estimate kedatangannya. Kemudian dari BP2MI mengatur, mengelompokkan ini dari daerah mana dikelompokkan. BP2MI ini tugasnya cukup berat, di lapangan juga menyiapkan mulai transportasi sudah bekerja sama dengan Damri. Sampai pengembalian ke daerah,” tutur Eko. (Baca juga: Enam Bulan, BP2MI Terima 222 Jenazah Pekerja Migran Indonesia)
Sementara untuk titik debarkasi di darat, tambah Eko, proses kepulangan PMI menjadi urusan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad). “Kemudian di darat, itu ada Kogasgabpad (Komando Tugas Gabungan Terpadu) kita yang di ketua yang incas di sana adalah Kasdam Jaya Brigjen TNI Saleh,” tutupnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda