Kembali ke Labuan Hati, ke Taman Nasional Komodo Labuan Bajo
Selasa, 21 Juni 2022 - 12:57 WIB
Komodo sendiri adalah biawak terbesar yang masih ada, dengan panjang bisa mencapai 3 meter dan berat sekitar 70 kilogram. Sebelum biawak, ada genus Megalania yang punah 50.000 tahun lalu, yang memiliki panjang 7 meter dan berat hingga 620 kilogram. Sebagian besar peneliti percaya bahwa ukuran komodo adalah produk dari evolusi genetik dan gigantisme pulau. Satu teori mengatakan bahwa komodo makhluk purba yang berevolusi sebelum genus lainnya mati, mirip dengan cara genus Megalania punah.
Teori lain menunjukkan, bahwa karena komodo hanya ada di bagian tertentu di Indonesia, sehingga tidak ada karnivora lain untuk bersaing mencari makan sehingga tetap ada sampai saat ini. Dalam ekosistem tempat keberadaan komodo, ia mendominasi ekosistem tempat tinggalnya. Komodo memangsa apa pun, mulai dari invertebrata hingga mamalia yang ditemuinya.
Karena lokasinya yang terisolir, komodo kebanyakan memakan rusa timor, babi utan, dan bangkai apa pun yang dapat ditemukannya. Ada banyak laporan di mana seekor komodo menyerang manusia yang ditemuinya. Dulu diyakini bahwa komodo memiliki racun yang ada di air liurnya, tetapi itu dibantah. Alih-alih racun, kelenjar di air liur komodo sebenarnya adalah antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.
baca juga: Ratusan Kilogram Daging Rusa Dari Taman Nasional Komodo Diselundupkan
Komodo hidup secara eksklusif di Indonesia. Jadi jika Anda pernah melihatnya di tempat lain di dunia, itu bisa dipastikan diambil dari habitatnya di Indonesia. Meskipun Komodo telah menjadi daya tarik wisata di Indonesia, namun pemandu lokal berhati-hati untuk tidak membiarkan wisatawan terlalu dekat. Bagaimana pun komodo bisa berbahaya bagi manusia karena memiliki kemampuan untuk berlari, menyerang, dan bahkan membunuh manusia.
Meski jumlah Komodo masih ribuan, tak semua pengunjung yang datang ke Taman Nasional Komodo bisa dengan mudah berjumpa dengan kadal raksasa tersebut. Rombongan Media Gathering Bank Mandiri termasuk yang beruntung. Baru tiba di pulau, rombongan disambut seekor anak komodo yang terlihat berjalan di sekitar Dermaga Loh Liang, tempat kapal bersandar. Malah, tak sampai 15 menit berjalan di dalam hutan, rombongan kembali bertemu dua ekor komodo dewasa yang tengah bertarung sengit.
“Beruntung sekali perjalanan kalian ini. Sementara ada yang sudah seharian bahkan sampai menginap tak bertemu Komodo. Apalagi musim kawin (Komodo) seperti sekarang ini, itu susah sekali untuk bertemu Komodo,” kata Tasrif, salah seorang dari 10 ranger yang mendampingi.
Teori lain menunjukkan, bahwa karena komodo hanya ada di bagian tertentu di Indonesia, sehingga tidak ada karnivora lain untuk bersaing mencari makan sehingga tetap ada sampai saat ini. Dalam ekosistem tempat keberadaan komodo, ia mendominasi ekosistem tempat tinggalnya. Komodo memangsa apa pun, mulai dari invertebrata hingga mamalia yang ditemuinya.
Karena lokasinya yang terisolir, komodo kebanyakan memakan rusa timor, babi utan, dan bangkai apa pun yang dapat ditemukannya. Ada banyak laporan di mana seekor komodo menyerang manusia yang ditemuinya. Dulu diyakini bahwa komodo memiliki racun yang ada di air liurnya, tetapi itu dibantah. Alih-alih racun, kelenjar di air liur komodo sebenarnya adalah antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.
baca juga: Ratusan Kilogram Daging Rusa Dari Taman Nasional Komodo Diselundupkan
Komodo hidup secara eksklusif di Indonesia. Jadi jika Anda pernah melihatnya di tempat lain di dunia, itu bisa dipastikan diambil dari habitatnya di Indonesia. Meskipun Komodo telah menjadi daya tarik wisata di Indonesia, namun pemandu lokal berhati-hati untuk tidak membiarkan wisatawan terlalu dekat. Bagaimana pun komodo bisa berbahaya bagi manusia karena memiliki kemampuan untuk berlari, menyerang, dan bahkan membunuh manusia.
Meski jumlah Komodo masih ribuan, tak semua pengunjung yang datang ke Taman Nasional Komodo bisa dengan mudah berjumpa dengan kadal raksasa tersebut. Rombongan Media Gathering Bank Mandiri termasuk yang beruntung. Baru tiba di pulau, rombongan disambut seekor anak komodo yang terlihat berjalan di sekitar Dermaga Loh Liang, tempat kapal bersandar. Malah, tak sampai 15 menit berjalan di dalam hutan, rombongan kembali bertemu dua ekor komodo dewasa yang tengah bertarung sengit.
“Beruntung sekali perjalanan kalian ini. Sementara ada yang sudah seharian bahkan sampai menginap tak bertemu Komodo. Apalagi musim kawin (Komodo) seperti sekarang ini, itu susah sekali untuk bertemu Komodo,” kata Tasrif, salah seorang dari 10 ranger yang mendampingi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda