APBN Penjaga Ekonomi

Senin, 23 Mei 2022 - 09:06 WIB
Nilai ini pun lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,64% (yoy). Meski demikian tingkat inflasi Indonesia masih sesuai dengan sasarannya, berada pada rentang yang diasumsikan dalam APBN 2022 sebesar 2–4%.

Tantangan Ekonomi

Inflasi dipandang sebagai salah satu faktor terpenting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada berbagai pandangan mengenai dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain dikemukakan oleh para tokoh perspektif struktural danKeynesianyang percaya bahwa inflasi tidak berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lainMonetaristberpendapat bahwa inflasi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung oleh peristiwa pada 1970 di mana negara-negara dengan inflasi tinggi seperti Amerika Latin mulai mengalami penurunan tingkat pertumbuhan.

Peningkatan inflasi yang terus terjadi di berbagai negara, mengarah pada desakan kebijakan peningkatan tingkat suku bunga. Bank sentral memiliki seperangkat kebijakan yang mampu memengaruhi tingkat inflasi guna mengatur stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Tak aneh karena bank sentral adalah pemegang otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan moneter. Maka, atas kewenangan tersebut, bank sentral juga dapat memanipulasi suku bunga jangka pendek untuk memengaruhi tingkat inflasi dalam perekonomian.

Peningkatan suku bunga masih diyakini mampu menjadi formula efektif untuk menurunkan tingginya inflasi. Para ekonom meyakini bahwa ketika suku bunga naik, permintaan terhadap pinjaman akan menurun karena masyarakat lebih memilih untuk menabung dengan harapan tingkat pengembalian dari tabungan lebih tinggi.

Hal itu selanjutnya akan berimbas pada lebih sedikitnya jumlah uang yang dibelanjakan sehingga terjadi perlambatan perekonomian dan inflasi mengalami penurunan. Data menunjukkan bahwa pejabat pembuat kebijakan The Fed, bank sentral AS, telah menanggapi kenaikan inflasi ini dengan dua kali menaikkan suku bunga, termasuk kenaikan agresif 50 basis poin (bps) pada pekan lalu. Meski demikian The Fed masih membuka peluang untuk menaikkan suku bunga 50 bps dalam beberapa waktu ke depan. Sementara itu bank sentral Inggris juga telah merilis kebijakan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali yang masing-masing sebesar 25 bps.

Ancaman inflasi di tengah proses pemulihan ekonomi membawa dilema yang tak mudah dihadapi. Formula menaikkan tingkat suku bunga mutlak dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi. Pasalnya, selama masa pemulihan ekonomi, BI telah mempertahankan suku bunga rendah dan longgarnya likuiditas demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada kondisi ini, prinsip kehati-hatian sangat diperlukan untuk menentukan langkah kebijakan dalam menaikkan tingkat suku bunga. Di India, Moody's Analytics mencatat bahwa bank sentral India mengambil pendekatan lebih hati-hati walaupun inflasi sudah di atas tingkat kenyamanan hingga semester I/2022. Selain itu India tetap fokus pada pemulihan ekonomi domestik sebagai upaya meredam inflasi yang sudah bergerak naik.

Di Indonesia, perbankan saat ini masih terkendala perkembangan sektor riil yang masih tumbuh rendah. Bank Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan kredit per Desember 2021 baru pada angka 4,9% (yoy). Oleh sebab itu jika tingkat bunga harus meningkat untuk meredam tekanan inflasi, peran APBN semakin besar dan penting untuk menggerakkan sektor riil.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More