Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Komitmen Menjaga Warisan Budaya Nusantara

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 11:16 WIB
Mencermati kutipan teori akademis di atas, kemudian menjadi tantangan bagi setiap kita anak bangsa dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan nusantara yang maha beragam ini. Peran generasi muda sangat diperlukan dalam konteks ini. Mengapa harus pemuda?

Karena sejarah pergulatan bangsa ini mencatat pemuda memiliki peran penting dalam membentuk dan menjaga keberlangsungan NKRI. Di tangan pemudalah masa depan kebudayaan akan ditentukan. Faktor lainnya adalah karena pemuda selalu identik dengan gagasan dan kreativitasnya yang tinggi, inovatif, kolaboratif, idealis, memiliki etos kerja pengabdian yang tinggi, serta potensial mampu menjadi agent of change dalam membangun peradaban bangsa.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berkolaborasi semakin memperluas ruang lingkup dan sasaran untuk program-program yang dilakukan oleh LPDP. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) seperti dikutip dari kompas.com, 23 April 2021 mengatakan kolaborasi Kemendikbud dan LPDP ini akan semakin memperkuat tujuan bersama sesuai dengan arahan Presiden RI untuk mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.

Ada empat program Kampus Merdeka yang didukung LPDP di tahun 2021, yaitu Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (microcredentials), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), serta Pertukaran Mahasiswa Merdeka.

Lebih spesifik untuk program pertukaran mahasiswa merdeka ini, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dikutip dari berbagai media, menyebutkan melalui program ini, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain. Misalkan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo bisa merasakan belajar di Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta, begitu juga sebaliknya.

Mahasiswa akan dikirim ke salah satu kampus di luar pulau domisilinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tiga skema yang dapat dipilih. Melalui pertukaran mahasiswa merdeka, selain mahasiswa belajar perkuliahan mendapatkan sistem kredit semester (SKS) maksimal 20 SKS di perguruan tinggi mitra, juga akan mendapatkan program pengayaan yang disiapkan oleh ribuan dosen yang berdedikasi penuh untuk membangun soft skills, kompetensi, dan semangat kebersamaan.

Kredit 20 SKS didapat melalui sejumlah skema, yaitu pertama, total 20 SKS dapat ditempuh seluruhnya di perguruan tinggi penerima dilaksanakan secara luring. Kedua, total 20 SKS dapat ditempuh dengan kombinasi, yaitu beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi penerima secara luring dan beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi pengirim (asal) secara daring.

Ketiga, total 20 SKS dapat ditempuh dengan kombinasi, yaitu beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi penerima secara luring, dan beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi mitra secara daring dan atau di perguruan tinggi pengirim (asal) secara daring. Selain itu, mahasiswa juga akan mengikuti kegiatan Modul Nusantara yang setara dengan 2 SKS dan dibimbing oleh dosen. Empat kegiatan pokok yang ada pada Modul Nusantara tersebut antara lain kebhinekaan (14 kegiatan), inspirasi (3 kegiatan), refleksi (7 kegiatan), dan kontribusi sosial (1 kegiatan).

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa ada substansi semangat yang ingin dibangun dan ditanamkan oleh Kemendikbud Ristek bagi setiap mahasiswa Indonesia sebagai salah satu entitas kaum muda bangsa. Selain membangun soft skill mahasiswa, program pertukaran mahasiswa merdeka ini juga sejatinya untuk mendistribusikan kader-kader bangsa yang berstatus mahasiswa untuk melebur bersama dan menjaga kearifan lokal budaya bangsa dan sekaligus mengenal kekayaan budaya daerah lainnya di seluruh pelosok Nusantara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More