Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Komitmen Menjaga Warisan Budaya Nusantara

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 11:16 WIB
loading...
Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Komitmen Menjaga Warisan Budaya Nusantara
Amilan Hatta Direktur Eksekutif Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah (LINKKAR). Foto/Dok. Pribadi
A A A
Amilan Hatta
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah (LINKKAR)

SEBAGAI negara kepulauan sekaligus negara bahari, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan warisan peninggalan sejarah yang sangat indah dan mengundang perhatian warga dunia. Dalam gugusan pulau-pulau nusantara yang kurang lebih berjumlah 17.000 pulau itu setidaknya ada 742 bahasa atau dialek, dan terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub-suku bangsa yang jumlahnya sekitar 478 suku bangsa.

Warisan kebudayaan nusantara yang memberikan kebanggaan bagi Indonesia di mata dunia ini memang jumlahnya hampir tak terbilang. Sebut saja beberapa contoh misalnya Batik yang sudah dipatenkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO, sebuah badan khusus PBB di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Tidak hanya itu, kuliner khas Indonesia, rendang yang berasal dari Sumatera Barat menjadi masakan terlezat di dunia versi CNN Travel. Lalu di sektor pariwisata pulau Bali yang dijuluki Pulau Dewata berhasil menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia yang dikenal dunia karena keindahan alam, budaya, seni dan kearifan lokalnya.

Beberapa contoh dari banyak warisan kebudayaan nusantara tersebut merupakan bukti bahwa kebudayaan merupakan sektor penting bagi bangsa Indonesia yang bukan saja dihidupi dan dipraktikan oleh masyarakatnya tetapi juga bisa berdampak positif terhadap sektor-sektor lainnya jika dikelola dengan baik dan profesional.

Dalam definisi kebudayaan Koentjaranigrat (1991), menyatakan kebudayaan mencakup keseluruhan sistem gagasan, tindakan, serta hasil cipta karsa yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial dengan cara dipelajari melalui interaksi sosial. Dengan demikian kebudayaan bukan hanya persoalan seni daerah, seperti kebanyakan pemahaman umum di masyarakat kita.

Mengutip jurnal yang ditulis oleh Dr. Agnes Setyowati, Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, menyatakan Kebudayaan ada di tengah masyarakat, terefleksikan melalui tingkah laku, dan dipelajari melalui interaksi sosial yang kompleks. Manifestasinya terejawantahkan dalam bentuk kesenian, cara berpikir, kuliner, hasil karya kerajinan, bangunan, dan lain-lain.

Kebudayaan juga dapat dimaknai sebagai seni hidup (the art of living) atau kehidupan sosial manusia (human social life) yang merupakan hasil dari interaksi sesama manusia sebagai individu atau kelompok. Karena kebudayaan bersifat "dipelajari", artinya kebudayaan perlu terus digaungkan, diturunkan, dikomunikasikan dan diajarkan oleh masyarakat kepada generasi berikutnya. Jika tidak, bukan tidak mungkin suatu kebudayaan akan punah secara perlahan dan tergantikan oleh kebudayaan lain.

Mencermati kutipan teori akademis di atas, kemudian menjadi tantangan bagi setiap kita anak bangsa dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan nusantara yang maha beragam ini. Peran generasi muda sangat diperlukan dalam konteks ini. Mengapa harus pemuda?

Karena sejarah pergulatan bangsa ini mencatat pemuda memiliki peran penting dalam membentuk dan menjaga keberlangsungan NKRI. Di tangan pemudalah masa depan kebudayaan akan ditentukan. Faktor lainnya adalah karena pemuda selalu identik dengan gagasan dan kreativitasnya yang tinggi, inovatif, kolaboratif, idealis, memiliki etos kerja pengabdian yang tinggi, serta potensial mampu menjadi agent of change dalam membangun peradaban bangsa.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berkolaborasi semakin memperluas ruang lingkup dan sasaran untuk program-program yang dilakukan oleh LPDP. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) seperti dikutip dari kompas.com, 23 April 2021 mengatakan kolaborasi Kemendikbud dan LPDP ini akan semakin memperkuat tujuan bersama sesuai dengan arahan Presiden RI untuk mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.

Ada empat program Kampus Merdeka yang didukung LPDP di tahun 2021, yaitu Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (microcredentials), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), serta Pertukaran Mahasiswa Merdeka.
Lebih spesifik untuk program pertukaran mahasiswa merdeka ini, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dikutip dari berbagai media, menyebutkan melalui program ini, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain. Misalkan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo bisa merasakan belajar di Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta, begitu juga sebaliknya.

Mahasiswa akan dikirim ke salah satu kampus di luar pulau domisilinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tiga skema yang dapat dipilih. Melalui pertukaran mahasiswa merdeka, selain mahasiswa belajar perkuliahan mendapatkan sistem kredit semester (SKS) maksimal 20 SKS di perguruan tinggi mitra, juga akan mendapatkan program pengayaan yang disiapkan oleh ribuan dosen yang berdedikasi penuh untuk membangun soft skills, kompetensi, dan semangat kebersamaan.

Kredit 20 SKS didapat melalui sejumlah skema, yaitu pertama, total 20 SKS dapat ditempuh seluruhnya di perguruan tinggi penerima dilaksanakan secara luring. Kedua, total 20 SKS dapat ditempuh dengan kombinasi, yaitu beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi penerima secara luring dan beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi pengirim (asal) secara daring.

Ketiga, total 20 SKS dapat ditempuh dengan kombinasi, yaitu beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi penerima secara luring, dan beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi mitra secara daring dan atau di perguruan tinggi pengirim (asal) secara daring. Selain itu, mahasiswa juga akan mengikuti kegiatan Modul Nusantara yang setara dengan 2 SKS dan dibimbing oleh dosen. Empat kegiatan pokok yang ada pada Modul Nusantara tersebut antara lain kebhinekaan (14 kegiatan), inspirasi (3 kegiatan), refleksi (7 kegiatan), dan kontribusi sosial (1 kegiatan).

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa ada substansi semangat yang ingin dibangun dan ditanamkan oleh Kemendikbud Ristek bagi setiap mahasiswa Indonesia sebagai salah satu entitas kaum muda bangsa. Selain membangun soft skill mahasiswa, program pertukaran mahasiswa merdeka ini juga sejatinya untuk mendistribusikan kader-kader bangsa yang berstatus mahasiswa untuk melebur bersama dan menjaga kearifan lokal budaya bangsa dan sekaligus mengenal kekayaan budaya daerah lainnya di seluruh pelosok Nusantara.

Seperti diketahui, program ini memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang melakukan pertukaran ke perguruan tinggi lain di dalam negeri selama satu semester. Tujuannya adalah untuk saling mengenal antara satu daerah dengan daerah lainnya guna mempelajari keragaman kebudayaan Indonesia serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa.

Selain itu program pertukaran mahasiswa merdeka ini juga diharapkan dapat membentuk karakter mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang berintegritas, memahami keberagaman dan arif mengelola kekayaan sumber daya untuk membangun bangsa yang berdaulat adil dan makmur.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)