Anarkis Itu Suara yang Tak Terdengarkan
Senin, 01 Juni 2020 - 11:05 WIB
Maka terbangunlah persepsi bahwa umat ini selalu berada pada posisi 'rebellion' (memberontak) kepada penguasa. Yang sudah pasti umat dihadapkan pada pemerintah yang dianggap mewakili negara. Dan akhirnya umat dilabeli sebagai elemen 'anti negara', anti falsafah dan konstitusinya.
Kasus Minnesota dan Rasisme Amerika
Saat ini Amerika sedang memanas. Dipicu oleh kematian seorang warga kulit hitam (Afro American) karena kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian setempat memicu demonstrasi besar-besaran di beberapa kota. Bahkan di sebagian kota juga terjadi anarkis, termasuk penjarahan toko-toko dan pembakaran beberapa buah gedung.
Demonstran mengepalkan tangan di depan bangunan yang terbakar di sela aksi unjuk rasa menyusul tewasnya George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu dini hari (30/5/2020). REUTERS/Lucas Jackson
Tentu saya tidak bermaksud membela apalagi mendukung anarkis, penjarahan, atau kekerasan dalam bentuk apa pun. Karena itu bertentangan dengan norma-norma dan aturan semua masyarakat Yang beradab (civilized society). Lebih lagi Amerika yang kerap memproklamirkan diri sebagai negara yang demokratis dan beradab (civilized).
Justru yang saya sayangkan adalah ketika ada pihak-pihak yang dengan simplistik hanya melihat kesalahan itu dari permukaan peristiwa yang terjadi. Hanya menyalahkan perilaku anarkis tanpa ada keinginan moral untuk melihat lebih jauh di balik dari anarkis itu.
Kembali kepada statement Martin Luther tadi, bahwa anarkis terkadang menjadi representasi dari suara-suara yang tak terdengarkan (unheard voices). Maka seharusnya semua kita, jika ingin imbang dan adil dalam menyikapi ini harus berani menggali lebih dalam lagi tentang peristiwa itu. ( ).
Kekisruhan yang kita saksikan di Amerika saat ini sesungguhnya tidak harus mengejutkan banyak kalangan. Semua ini menjadi sesuatu yang (expected) terjadi kapan-kapan saja jika menemukan pemicunya. Dan insiden kekerasan kepada minoritas, khususnya Afro American, bukan barang baru. Kejadian dari masa ke masa, dan menimbulkan reaksi yang sama bahkan lebih dahsyat dari kejadian saat ini terlalu banyak untuk diingat-ingat kembali.
Kasus Minnesota dan Rasisme Amerika
Saat ini Amerika sedang memanas. Dipicu oleh kematian seorang warga kulit hitam (Afro American) karena kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian setempat memicu demonstrasi besar-besaran di beberapa kota. Bahkan di sebagian kota juga terjadi anarkis, termasuk penjarahan toko-toko dan pembakaran beberapa buah gedung.
Demonstran mengepalkan tangan di depan bangunan yang terbakar di sela aksi unjuk rasa menyusul tewasnya George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu dini hari (30/5/2020). REUTERS/Lucas Jackson
Tentu saya tidak bermaksud membela apalagi mendukung anarkis, penjarahan, atau kekerasan dalam bentuk apa pun. Karena itu bertentangan dengan norma-norma dan aturan semua masyarakat Yang beradab (civilized society). Lebih lagi Amerika yang kerap memproklamirkan diri sebagai negara yang demokratis dan beradab (civilized).
Justru yang saya sayangkan adalah ketika ada pihak-pihak yang dengan simplistik hanya melihat kesalahan itu dari permukaan peristiwa yang terjadi. Hanya menyalahkan perilaku anarkis tanpa ada keinginan moral untuk melihat lebih jauh di balik dari anarkis itu.
Kembali kepada statement Martin Luther tadi, bahwa anarkis terkadang menjadi representasi dari suara-suara yang tak terdengarkan (unheard voices). Maka seharusnya semua kita, jika ingin imbang dan adil dalam menyikapi ini harus berani menggali lebih dalam lagi tentang peristiwa itu. ( ).
Kekisruhan yang kita saksikan di Amerika saat ini sesungguhnya tidak harus mengejutkan banyak kalangan. Semua ini menjadi sesuatu yang (expected) terjadi kapan-kapan saja jika menemukan pemicunya. Dan insiden kekerasan kepada minoritas, khususnya Afro American, bukan barang baru. Kejadian dari masa ke masa, dan menimbulkan reaksi yang sama bahkan lebih dahsyat dari kejadian saat ini terlalu banyak untuk diingat-ingat kembali.
tulis komentar anda