Anarkis Itu Suara yang Tak Terdengarkan

Senin, 01 Juni 2020 - 11:05 WIB
Masalahnya sekali lagi manusia berpura-pura tidak tahu akar permasalahannya. Atau memang secara sistematis berusaha ditutup-ditutupi, tentu untuk kepentingan tertentu yang Allah Yang Maha Tahu lebih tahu.

Tapi yang pasti, kekerasan demi kekerasan yang kerap terjadi kepada kaum minoritas di Amerika adalah indikasi adanya paham ras superior di kalangan mayoritas putih di Amerika. Puncak dari paham superioritàs ini terwujud belakangan ini dengan istilah 'white supremacy'. Yang kemudian melahirkan politisi-politisi ekstrem dan rasis seperti Presiden Amerika saat ini.

Rasisme di Amerika sekali lagi bukan barang baru. Bahkan sejujurnya seolah telah menjadi 'trade mark' tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Dari masa ke masa minoritas di negara ini mendapat perlakukan yang sesungguhnya bertentangan dengan nilai-nilai dan konstitusi negara sendiri.

Sejak kadatangan kaum putih, yang sesungguhnya diterima dengan tangan terbuka dan lapang dada oleh penduduk asli (Native American) telah menampakkan perilaku rasis itu. Sejarah mencatat bagaimana perayaan 'Thanksgiving Day' yang awalnya dilakukan sebagai kesyukuran bersama atas panen yang melimpah, berubah menjadi perayaan dominasi bahkan eliminasi Native American itu sendiri.

Sejak itu Native American semakin termarginalkan. Bahkan lambat laun ada cenderung eliminasi (dihabiskan) secara sistematis. Mereka hidup di daerah-daerah atau pegunungan-pegunungan preservasti yang tidak menjadi perhatian dalam pembangunan negara.

Inilah yang kemudian terjadi kepada masyarakat hitam (Afro). Sejak kehadirannya di Amerika karena dipaksa oleh kaum putih sebagai budak-budak (slaves) mereka secara sistematis, bahkan secara tidak langsung juga secara sistemik, mengalami diskriminasi-diskriminasi hampir di segala lini kehidupan.

Kita kemudian diingatkan pergerakan hak-hak sipil (civil rights movements) di tahun 50-an atau 60-an. Yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh seperti Martin Luther King Jr. semua itu adalah bukti-bukti jelas dari permasalahan ras atau rasisme di negeri ini.

Dalam perjalanan sejarah negara ini ternyata rasisme belum pernah ditangani secara sungguh-sungguh dan tuntas. Bahkan ketika seorang Afro American sekalipun terpilih jadi presiden negeri ini, juga belum bisa menyelesaikan isu rasisme. Justru sebaliknya secara tidak langsung menjadi pemicu lebih mendalamnya rasisme di masyarakat.

Kemenangan Donald Trump yang memang salah satunya mengusung isu ras dalam kampanye pemilu menjawab asumsi bahwa kaum putih ingin balas dendam kepada non white yang seolah kemenangannya diwakili oleh kemenangan Barack Obama ketika itu. Dan itu terlihat dengan berbagai kebijakan Donald Trump yang anti-Obama. Bahkan kebencian Trump secara pribadi kepada Obama mengindikasikan itu semua.

Pernyatan Donald Trump menyikapi beberapa kejadian rasisme akhir-akhir ini tidak bisa lagi menyembunyikan fakta di atas. Ketika KKK dan kelompok 'White Supremacy' melakukan kekerasan, biasanya disikapi secara lunak. Bahkan tidak jarang ada pembelaan. Minimal akan memberikan argumentasi bahwa itu adalah kejadian yang bersifat kasuistik.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More