Cyrus Network Kritisi Survei KedaiKOPI Terkait Kinerja Kejagung
Selasa, 17 Agustus 2021 - 07:46 WIB
Dalam pertanyaan di survei disebutkan bahwa mundurnya Morgan Stanley diduga ketidakpuasan investor terkait penegakan hukum di Indonesia.
Hasan menyebutkan, survei dengan pertanyaan tersebut bukan konsumsi publik dan pekerja swasta. Pertanyaan bisa dimengerti seandainya responden berasal dari kalangan pelaku pasar modal hingga pengacara.
"Diakui saja, kalau ini bukan survei yang mewakili publik. Ini survei yang mewakili kalangan tertentu," sindir Hasan.
Sebelumnya, Lembaga KedaiKopi menggelar survei opini publik tentang kinerja lembaga Kejagung untuk menyikapi beberapa kasus penegakan hukum yang sempat mencuat dan menjadi viral akhir-akhir ini pada Kamis (12/8/2021).
Beberapa hasil surveinya adalah meminta pencopotan Jaksa Agung dan sebagian besar publik menggangap, pengusutan korupsi pada kasus jiwasraya dan Asabri dinilai menggangu roda pasar saham dan investasi Indonesia.
"Yang paling penting adalah bahwa 69,1% publik menganggap pengusutan kasus Jiwasraya dan Asabri ini telah mengganggu roda pasar saham dan investasi di Indonesia," jelas Hendri Satrio.
Hasan menyebutkan, survei dengan pertanyaan tersebut bukan konsumsi publik dan pekerja swasta. Pertanyaan bisa dimengerti seandainya responden berasal dari kalangan pelaku pasar modal hingga pengacara.
"Diakui saja, kalau ini bukan survei yang mewakili publik. Ini survei yang mewakili kalangan tertentu," sindir Hasan.
Sebelumnya, Lembaga KedaiKopi menggelar survei opini publik tentang kinerja lembaga Kejagung untuk menyikapi beberapa kasus penegakan hukum yang sempat mencuat dan menjadi viral akhir-akhir ini pada Kamis (12/8/2021).
Beberapa hasil surveinya adalah meminta pencopotan Jaksa Agung dan sebagian besar publik menggangap, pengusutan korupsi pada kasus jiwasraya dan Asabri dinilai menggangu roda pasar saham dan investasi Indonesia.
"Yang paling penting adalah bahwa 69,1% publik menganggap pengusutan kasus Jiwasraya dan Asabri ini telah mengganggu roda pasar saham dan investasi di Indonesia," jelas Hendri Satrio.
(maf)
tulis komentar anda