Ketuhanan Yang Maha Esa
Kamis, 05 Agustus 2021 - 11:58 WIB
Jika kita bisa melakukan itu, maka berarti kita sudah kembali ke era Hayam Wuruk yang mengunjungi banyak candi dan tempat suci yang beraliran beda. Menurut Negarakertagama, Hayam Wuruk membantu pembangunan dan pemeliharaan semua candi yang beraliran beda.
Jika sikap Hayam Wuruk bisa diterjemahkan lagi di era sekarang, berarti kita harus menghormati semua tempat ibadah, memelihara dan melindunginya. Menghormati semua umat dan cara ibadah masing-masing. Sikap ini seperti yang diungkap dalam butir-butir Pancasila pada sila pertama menurut tap MPR 1978 atau 2003, keduanya menyingung sikap lapangnya hati ini.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah soal sikap, norma, etika dan sopan santun yang tampak secara kasat mata, bagaimana beragama dalam negara yang majemuk yang mempunyai warga dengan pemahaman keagamaan yang bermacam-macam. Tafsir yang selalu terbuka untuk diwarnai.
Jika sikap Hayam Wuruk bisa diterjemahkan lagi di era sekarang, berarti kita harus menghormati semua tempat ibadah, memelihara dan melindunginya. Menghormati semua umat dan cara ibadah masing-masing. Sikap ini seperti yang diungkap dalam butir-butir Pancasila pada sila pertama menurut tap MPR 1978 atau 2003, keduanya menyingung sikap lapangnya hati ini.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah soal sikap, norma, etika dan sopan santun yang tampak secara kasat mata, bagaimana beragama dalam negara yang majemuk yang mempunyai warga dengan pemahaman keagamaan yang bermacam-macam. Tafsir yang selalu terbuka untuk diwarnai.
(poe)
tulis komentar anda