Pandemik, Peluang Kebangkitan Ekonomi Digital
Selasa, 29 Juni 2021 - 13:06 WIB
Lanskap bisnis telah berubah. Fenomena lonjakan harga saham Bank Jago dan DCII adalah efek dari ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi digital Indonesia yang sangat menjanjikan. Bank Jago mewakili perubahan model bisnis sektor keuangan yang rendah capex dan opex, tanpa kantor dan karyawan banyak.
Pun demikian melonjaknya saham DCII menunjukkan ekspektasi masa depan pasar digital yang makin besar yang membutuhkan infrastruktur dan data center di Tanah Air. Rencana IPO GoTo, hasil merger Gojek dan Tokopedia menambah kuat sinyal bahwa sektor teknologi akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Paradigma Baru Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah dan para pelaku ekonomi saat ini harus semakin serius membangun paradigma baru dalam membangun pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui pendekatan model riset dan teknologi (R & D). Model pertumbuhan tersebut, melibatkan 4 variabel utama, yaitu tenaga kerja, modal, teknologi, dan output hasil produksi barang atau jasa. Terdapat dua sektor utama dalam model tersebut, yaitusektor penghasil barang di mana output diproduksi dan sektor R & D di mana penambahan pengetahuan dilakukan.
Fenomena social distancing, kebijakan PSBB dan PPKM menyebabkan beberapa sektor industri mengalami perlambatan bahkan penutupan usaha akibat turunnya jumlah konsumen. Namun di sisi lain menyebabkan beberapa sector mendapat dampak positif yaitu ecommerce, logistik, food delivery, telekomunikasi, pangan dan online learning.
Berbeda dengan sektor yang membutuhkan mobilitas fisik konsumen; sektor yang berbasis teknologi memberikan alternatif virtual sehingga aktivitas transaksi, pendidikan dan distribusi pangan selama pandemi justru mengalami kenaikan produktivitas; bahkan menyerap jumlah tenaga kerja lebih banyak.
Teknologi dan model bisnis baru hasil proses R & D telah memberikan dampak sangat positif di tengah krisis yang terjadi. Pemanfaatan teknologi di tengah pandemik juga memberikan peluang bagi para pelaku usaha, UMKM khususnya, untuk bisa mengakses pasar yang lebih luas yang tidak dibatasi oleh lingkup wilayah geografis. Platform ecommerce dan marketplace mampu menghubungkan penjual dan pembeli secara nasional.
Hal ini akan meningkatkan konsumsi di tingkatkonsumen. Dan di waktu bersamaan di tingkat produsen dan pedagang, penjualan tetap bisa dilakukan dan ekonomi barang dan jasa tetap berputar.
Memperkuat Pertumbuhan Berbasis Human Capital
Faktor kedua yang penting untuk menjadi fokus pemerintah dan para pemegang kebijakan adalah membangun pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan modal manusia (human capital), di mana jumlah output ekonomi ditentukan oleh efektivitas tenaga kerja yaitu jumlah total layanan produktif yang disediakan oleh setiap individu pekerja. Salah satu faktor penentu produktivitas tersebut adalah lamanya pendidikan atau peningkatan pengetahuan yang dienyam oleh masyarakat angkatan kerja.
Pun demikian melonjaknya saham DCII menunjukkan ekspektasi masa depan pasar digital yang makin besar yang membutuhkan infrastruktur dan data center di Tanah Air. Rencana IPO GoTo, hasil merger Gojek dan Tokopedia menambah kuat sinyal bahwa sektor teknologi akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Paradigma Baru Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah dan para pelaku ekonomi saat ini harus semakin serius membangun paradigma baru dalam membangun pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui pendekatan model riset dan teknologi (R & D). Model pertumbuhan tersebut, melibatkan 4 variabel utama, yaitu tenaga kerja, modal, teknologi, dan output hasil produksi barang atau jasa. Terdapat dua sektor utama dalam model tersebut, yaitusektor penghasil barang di mana output diproduksi dan sektor R & D di mana penambahan pengetahuan dilakukan.
Fenomena social distancing, kebijakan PSBB dan PPKM menyebabkan beberapa sektor industri mengalami perlambatan bahkan penutupan usaha akibat turunnya jumlah konsumen. Namun di sisi lain menyebabkan beberapa sector mendapat dampak positif yaitu ecommerce, logistik, food delivery, telekomunikasi, pangan dan online learning.
Berbeda dengan sektor yang membutuhkan mobilitas fisik konsumen; sektor yang berbasis teknologi memberikan alternatif virtual sehingga aktivitas transaksi, pendidikan dan distribusi pangan selama pandemi justru mengalami kenaikan produktivitas; bahkan menyerap jumlah tenaga kerja lebih banyak.
Teknologi dan model bisnis baru hasil proses R & D telah memberikan dampak sangat positif di tengah krisis yang terjadi. Pemanfaatan teknologi di tengah pandemik juga memberikan peluang bagi para pelaku usaha, UMKM khususnya, untuk bisa mengakses pasar yang lebih luas yang tidak dibatasi oleh lingkup wilayah geografis. Platform ecommerce dan marketplace mampu menghubungkan penjual dan pembeli secara nasional.
Hal ini akan meningkatkan konsumsi di tingkatkonsumen. Dan di waktu bersamaan di tingkat produsen dan pedagang, penjualan tetap bisa dilakukan dan ekonomi barang dan jasa tetap berputar.
Memperkuat Pertumbuhan Berbasis Human Capital
Faktor kedua yang penting untuk menjadi fokus pemerintah dan para pemegang kebijakan adalah membangun pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan modal manusia (human capital), di mana jumlah output ekonomi ditentukan oleh efektivitas tenaga kerja yaitu jumlah total layanan produktif yang disediakan oleh setiap individu pekerja. Salah satu faktor penentu produktivitas tersebut adalah lamanya pendidikan atau peningkatan pengetahuan yang dienyam oleh masyarakat angkatan kerja.
Lihat Juga :
tulis komentar anda