Al-Qur’an, Penggerak Literasi dan Peradaban

Sabtu, 24 April 2021 - 09:34 WIB
Dengan perantara kalam (qalam) Allah sebagaimana dalam surat al-‘Alaq, kelak bangsa Arab menjadi bangsa yang mulia dan mengagumkan peradaban. Tanpa tulisan, tentu pengetahuan tidak akan terekam, agama pun dengan sendirinya akan sirna, dan bangsa-bangsa belakangan tidak akan mengenal sejarah umat sebelumnya.

Kedua, adanya perintah mencari dan memperdalam ilmu pengetahuan. Selain dikaitkan dengan surat al-‘Alaq: 1-5 tersebut, juga dihubungkan dengan ayat-ayat lain yang memiliki substansi serupa, misalnya suarat al-Baqarah: 31; al-A’raf: 179; al-Nisa’: 9. Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menuntut ilmu seluas-luasnya.

Ketiga, Al-Qur’an dalam penggunaan bahasa-bahasanya banyak identik dengan pentingnya literasi. Penyebutan Kitab yang diwahyukan kepada rasul terakhir ini pun juga disebut Qur’an (al-Waqi’ah:77), yang juga bisa bermakna al-Maqru’ (sesuatu yang dibaca).

Selain keidentikan itu, Al-Qur’an, secara implisit, juga sering menyebut hal-hal yang berkaitan dengan peralatan atau perkakas baca-tulis. Sebut saja misalnya, kata midad (tinta), qalam (pena), qirthas (kertas), lauh (batu tulis), raqq (lembaran), dan shuhuf (helai-helai kertas).

Keempat, Al-Quran menginspirasi lahirnya tradisi manajemen dan administrasi (al-Baqarah: 282; al-Nur: 33). Perintah dalam ayat ini adalah mengarah kepada fungsionalisasi tulisan sebagai bukti otentik untuk menjalankan roda perdagangan secara profesional.

Empat argumen di atas dapat menjadi bukti bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat perintah-perintah dan anjuran-anjuran untuk mencari dan memperdalam ilmu pengetahuan. Inilah yang kemudian menjadi pelecut lahirnya tradisi literasi dan peradaban ilmu pengetahuan di dunia muslim.

***

Program penulisan Al-Qur’an menjadi tonggak sejarah dimulainnya tradisi ilmiah bangsa Arab. Tradisi ini kemudian membawa bangsa Arab muslim menapaki masa kejayaannya, baik dalam bidang dakwah keislaman, sosial-politik, ekonomi-perdagangan, militer, dan terutama peradaban ilmu pengetahunan.

Karena seruan literasi Al-Qur’an bersama kepeloporan Nabi Muhammad, bangsa Arab tidak hanya menjadi pusat-pusat peradaban, tapi juga menjadi pewaris peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi sungai Tigris dan Efrat di daratan sekitar Sungai Nil dan di pantai sebelah timur Mediterania.

Al-Qur’an menjadi corpus terbuka dan sumber dialektika untuk mendalami pesan-pesan dan ilmu Allah yang tak terbatas (al-Kahfi: 109 dan Luqman: 27). Kehadiran al-Quran dan segenap pesan profetik yang diperankan Nabi Muhammad betul-betul mengubah orientasi berpikir masyarakat Arab yang kala itu berkultur “kabilahisme sentris” menjadi kosmopolit.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More