JK: Corona Tak Bisa Diajak Berdamai, Harus Tegas
Rabu, 20 Mei 2020 - 20:51 WIB
"Ini bukan hanya masalah pemerintah. Semua orang di dunia ini kena, makanya harus saling mengingatkan.” ujar Ketua PMI ini.
Untuk masyarakat, menurut JK ada dua cara menghadapi Corona. Yaitu menghindari atau membunuhnya. JK melanjutkan, pemerintah harus memprioritaskan penanganan kesehatan ketimbang stimulus ekonomi.
"Mau pakai stimulus apapun, kita juga tidak ada dananya. Harus mengutang lagi terus. Intinya adalah menghidupkan kembali ekonomi dengan cara membunuh virus ini," ungkapnya.
Menurutnya, bila virus bisa ditangani, otomatis perekonomian akan kembali bergerak. Itu karena masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal.
Khusus untuk anak muda. JK juga punya pesan. Menurutnya, anak muda harus jalani kehidupan seperti biasa. Soalnya menurut dia, banyak cara kreatif untuk jalani kehidupan di tengah pandemi.
"Tetap belajar, Sekarang banyak caranya belajar. Bisa lewat online. Jangan di rumah hanya main game dan tidur saja," tegas JK.
Sementara, minimnya ruang kritik yang sehat anak-anak muda saat ini mendorong Opini AHA! hadir. Anak muda Indonesia butuh ruang bersuara. Ruang ekspresi, berpendapat dan kritik sehat tanpa takut dipidana.
Sayangnya, hal itu belum terpenuhi. Padahal, kebebasan berekspresi sangat penting untuk anak muda. Hal itu bisa membangun budaya beropini, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan kritik yang sehat. Apalagi, sarana untuk menyuarakan itu semua saat ini sangat mudah. Salah satunya lewat media sosial.
Program ini memberi anak muda ruang untuk berekspresi, diskusi, dan menyampaikan kritik yang sehat. Opini AHA! juga jembatani anak muda dengan para pejabat pembuat keputusan sehingga informasi yang didapat tidak terdistorsi.
"Kami telah menghadirkan banyak tokoh publik dan pejabat pembuat keputusan. Seperti Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Di program ini anak muda bisa langsung bertanya dan sampaikan pendapat langsung kepada mereka," ujar Ninin Damayanti, Chief Editor Opini.id.
Untuk masyarakat, menurut JK ada dua cara menghadapi Corona. Yaitu menghindari atau membunuhnya. JK melanjutkan, pemerintah harus memprioritaskan penanganan kesehatan ketimbang stimulus ekonomi.
"Mau pakai stimulus apapun, kita juga tidak ada dananya. Harus mengutang lagi terus. Intinya adalah menghidupkan kembali ekonomi dengan cara membunuh virus ini," ungkapnya.
Menurutnya, bila virus bisa ditangani, otomatis perekonomian akan kembali bergerak. Itu karena masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal.
Khusus untuk anak muda. JK juga punya pesan. Menurutnya, anak muda harus jalani kehidupan seperti biasa. Soalnya menurut dia, banyak cara kreatif untuk jalani kehidupan di tengah pandemi.
"Tetap belajar, Sekarang banyak caranya belajar. Bisa lewat online. Jangan di rumah hanya main game dan tidur saja," tegas JK.
Sementara, minimnya ruang kritik yang sehat anak-anak muda saat ini mendorong Opini AHA! hadir. Anak muda Indonesia butuh ruang bersuara. Ruang ekspresi, berpendapat dan kritik sehat tanpa takut dipidana.
Sayangnya, hal itu belum terpenuhi. Padahal, kebebasan berekspresi sangat penting untuk anak muda. Hal itu bisa membangun budaya beropini, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan kritik yang sehat. Apalagi, sarana untuk menyuarakan itu semua saat ini sangat mudah. Salah satunya lewat media sosial.
Program ini memberi anak muda ruang untuk berekspresi, diskusi, dan menyampaikan kritik yang sehat. Opini AHA! juga jembatani anak muda dengan para pejabat pembuat keputusan sehingga informasi yang didapat tidak terdistorsi.
"Kami telah menghadirkan banyak tokoh publik dan pejabat pembuat keputusan. Seperti Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Di program ini anak muda bisa langsung bertanya dan sampaikan pendapat langsung kepada mereka," ujar Ninin Damayanti, Chief Editor Opini.id.
tulis komentar anda