Pendidikan dan Pandemi Covid-19: Alternatif Meningkatkan Soft Skill Siswa

Kamis, 25 Februari 2021 - 12:38 WIB
Sistem pendidikan di Indonesia, praktiknya seorang siswa masih menjadi objek pembelajaran untuk duduk diam mendengarkan guru menjelaskan lalu menghafalkannya. Selain itu, masih banyak sekolah terpencil di berbagai daerah yang sama sekali belum mendapatkan fasilitas yang layak untuk proses belajar mengajar.

Belum lagi dengan penerapan sistem hafalan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang seorang guru hanya mencari di internetlalu menerapkannya tanpa dipelajari terlebih dahulu. Hal tersebut berdampak pada kenyamanan siswa dalam belajar disekolah. Sekolah yang awalnya menjadi sebuah tempat belajar yang nyaman dan menarik namun akan menjadi tempat yang membosankan untuk siswa dalam proses belajar.

Pendidikan yang menjadi ujung tombak perkembangan sumber daya manusia, saat ini belum menemukan sebuah solusi dari segala persoalan yang ada mulai dari sistem Pendidikan, prosedur, metode dan strategi pembelajaran, hingga sarana dan fasilitas yang belum memadai karena kurangnya kejujuran bagi oknum yang menyalahgunakan anggaran pendidikan, belum lagi Indonesia saat ini menghadapi pandemi Covid-19 yang sangat berdampak terhadap proses belajar mengajar.

Potret di Lapangan

Sudah hampir satu tahun pemerintah menerapkan pembelajaran daring karena pandemi Covid-19. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Namun yang disayangkan pemerintah juga tidak memberikan solusi agar siswa tetap mendapatkan pembelajaran sebagaimana mestinya. Tentu kita akui bersama, banyak sekolah yang kualahan dalam proses pembelajaran daring.

Sebut misalnya, di Desa Bucor Wetan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo. Penulis bertemu dengan salah satu orang tua murid didesa tersebut. Semenjak pemerintah menerapkan pembelajaran di rumah, anaknya lebih intensif mengoperasikan gadget untuk bermain games dari pada belajar.

Bahkan banyak orang tua yang mengeluh dan berharap pembelajaran kembali tatap muka disekolah.Tidak jadi soal untuk siswa yang berasa di perkotaan sangat mudah untuk mengontrol anaknya dalam belajar di rumah.

Namun berbeda dengan anak yang lama di perdesaan. Mereka harus beradaptasi dengan rutinitas baru belajar menggunakan gadget dan bahkan sering tetanggu karena koneksi jaringannya.

Akses internet yang masih belum merata di setiap daerah juga berdampak pada proses pembelaran di masa pandemi terganggu. Pak Adi Santoso, seorang guru MI SYafi’iyah Bucor Wetan yang sempat penulis ajak diskusi menjelaskan bahwa perlu kesabaran yang lebih ekstra saat melakukan proses pembelajaran daring. Pasalnya, selain cara menjelaskannya kepada siswa yang harus gamblangketika menggunakan aplikasi digital, terkadang jaringan internet jadi masalah yang sering ditemui.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More