Human Initiative Salurkan Bantuan kepada 15.837 Warga Terdampak Covid-19
Sabtu, 16 Mei 2020 - 16:53 WIB
JAKARTA - Human Initiative menyalurkan bantuan sosial kepada 15.837 warga di sejumlah wilayah di Indonesia. Bantuan tersebut bertujuan untuk meringankan beban ekonomi masyarakat yang terdampak wabah Corona (COVID-19).
Manager Public Relation Human Initiative, Fediansyah, pandemi Corona ini sangat besar dampaknya kepada masyarakat. Salah satunya yang dirasakan oleh Sitiarah,43, penjual kue talam. "Jika tak ada Corona, penghasilannya berjualan kue keliling mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," ucap Ferdi, Sabtu (16/5/2020). (Baca juga: Lazismu dan Bank Mega Syariah Salurkan 100.000 Paket Makanan untuk Warga Terdampak Covid-19)
Namun, wabah Corona yang semakin merebak ini membuat Siti harus menjalani Ramadhan tanpa berdagang. Dampak dari kondisi ini begitu besar dirasakan oleh Siti dan keluarganya. "Siti menjadi salah satu dari banyak saudara kita yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi. Yuk bantu mereka melalui BUKBER (Bulan Kita Berbagi) ini dengan menyalurkan donasimu melalui Human Initiative," kata Ferdi.
Sementara itu, Siti mengaku bersyukur masih ada yang peduli dengan keluarganya. Menurut dia, bantuan yang diberikan Human Initiative sangat membantu ekonomi keluarganya. "Ya Allah dek saya tidak menyangka masih ada orang baik yang mau membantu kami di saat kita semua sama-sama sulit," ujar Siti terharu, saat menerima bantuan sembako. (Baca juga: MNC Peduli dan PT Produser Pangan Asia Berbagi di Panti Asuhan Putra Nusa)
Selama ini, dirinya biasa berjualan kue talam dari Jalan Arifin Ahmad, yang juga merupakan tempat tinggalnya hingga ke Jalan Pasar Kodim, Pekanbaru, Riau. "Saya biasanya mulai jualan pukul 14.30 WIB, rute berjualan saya dari Arifin Ahmad ke Pasar Kodim," tutur ibu yang akrab disapa Siti membuka percakapan.
Ibu empat anak dari pernikahannya dengan Asriyanto ini mengaku ikut suaminya merantau ke Pekanbaru untuk membangun keluarga yang lebih mandiri. "Saya sering mangkal di beberapa masjid, tapi sejak pandemi, dan masjid tak diperbolehkan menggelar salat berjamaah, masjid pun sepi. Sehingga saya pun mengurungkan niat berjualan," jelas Siti.
Menurut Siti uang hasil berjualan memang mampu mencukupi penghasilan sang suami, yang kesehariannya adalah pekerja serabutan. Kadang, suaminya berdagang alat-alat elektronik, buruh harian, atau menunggu panggilan untuk memperbaiki mesin. "Pendapatan saya dari berjualan kue berkisar Rp150.000 hingga Rp200.000 sehari (pendapatan kotor). Keuntungan per hari hanya berkisar Rp50.000. Saya berharap pandemi ini segera berakhir sehingga dirinya bisa berjualan kembali," jelasnya.
Manager Public Relation Human Initiative, Fediansyah, pandemi Corona ini sangat besar dampaknya kepada masyarakat. Salah satunya yang dirasakan oleh Sitiarah,43, penjual kue talam. "Jika tak ada Corona, penghasilannya berjualan kue keliling mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," ucap Ferdi, Sabtu (16/5/2020). (Baca juga: Lazismu dan Bank Mega Syariah Salurkan 100.000 Paket Makanan untuk Warga Terdampak Covid-19)
Namun, wabah Corona yang semakin merebak ini membuat Siti harus menjalani Ramadhan tanpa berdagang. Dampak dari kondisi ini begitu besar dirasakan oleh Siti dan keluarganya. "Siti menjadi salah satu dari banyak saudara kita yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi. Yuk bantu mereka melalui BUKBER (Bulan Kita Berbagi) ini dengan menyalurkan donasimu melalui Human Initiative," kata Ferdi.
Sementara itu, Siti mengaku bersyukur masih ada yang peduli dengan keluarganya. Menurut dia, bantuan yang diberikan Human Initiative sangat membantu ekonomi keluarganya. "Ya Allah dek saya tidak menyangka masih ada orang baik yang mau membantu kami di saat kita semua sama-sama sulit," ujar Siti terharu, saat menerima bantuan sembako. (Baca juga: MNC Peduli dan PT Produser Pangan Asia Berbagi di Panti Asuhan Putra Nusa)
Selama ini, dirinya biasa berjualan kue talam dari Jalan Arifin Ahmad, yang juga merupakan tempat tinggalnya hingga ke Jalan Pasar Kodim, Pekanbaru, Riau. "Saya biasanya mulai jualan pukul 14.30 WIB, rute berjualan saya dari Arifin Ahmad ke Pasar Kodim," tutur ibu yang akrab disapa Siti membuka percakapan.
Ibu empat anak dari pernikahannya dengan Asriyanto ini mengaku ikut suaminya merantau ke Pekanbaru untuk membangun keluarga yang lebih mandiri. "Saya sering mangkal di beberapa masjid, tapi sejak pandemi, dan masjid tak diperbolehkan menggelar salat berjamaah, masjid pun sepi. Sehingga saya pun mengurungkan niat berjualan," jelas Siti.
Menurut Siti uang hasil berjualan memang mampu mencukupi penghasilan sang suami, yang kesehariannya adalah pekerja serabutan. Kadang, suaminya berdagang alat-alat elektronik, buruh harian, atau menunggu panggilan untuk memperbaiki mesin. "Pendapatan saya dari berjualan kue berkisar Rp150.000 hingga Rp200.000 sehari (pendapatan kotor). Keuntungan per hari hanya berkisar Rp50.000. Saya berharap pandemi ini segera berakhir sehingga dirinya bisa berjualan kembali," jelasnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda