Hari Pertama PPKM Masih Banyak Pelanggaran
Selasa, 12 Januari 2021 - 06:15 WIB
SURABAYA – Pelaksanaan hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih diwarnai banyak pelanggaran. Banyak masyarakat di berbagai daerah yang masih abai dengan protocol kesehatan saat beraktivitas di ruang publik.
Rata-rata masyarakat masih banyak yang tidak menggunakan masker dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Mereka juga tidak menjaga jarak saat dalam kerumunan. Banyak kantor-kantor yang juga tidak memperlakukan ketentuan 75% karyawan mereka untuk bekerja dari rumah. Di Surabaya misalnya banyak warga yang tidak memakai masker. Temuan ini tampak dari lokasi penyekatan batas, di Bundaran Waru, Surabaya. Petugas Satpol PP langsung menindak dengan menyita KTP pengemudi kendaraan yang tidak mengenakan masker. Sejumlah kendaraan pelat luar kota yang tidak memiliki surat tugas ke Surabaya langsung diminta putar balik.
Filterisasai pengendara yang akan masuk kota dilakukan petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP Kota Surabaya. Pelanggaran protokol kesehatan juga masih didapati. Bagi yang tidak memakai masker diberi sanksi tipiring dan bea denda Rp150 ribu. Salah satu pelanggar prokes, Rendra Kusuma, mengaku memakai helm teropong tapi tidak pakai masker. "Saya dari Mojokerto mau ke Ketintang Pak. Biasanya saya pakai helm teropong sama petugas tetap dibolehin masuk," ujar Rendra Kusuma.
Sementara itu, Wakasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Ari Galang Saputra mengatakan, pelanggaran masih banyak yang tidak memakai masker. Dijumpai juga kendaraan di luar pelat Surabaya (L) tidak dilengkapi surat kerja. Kita lakukan yustisi. Kalau ada pelanggaran kita tindak," ujarnya.
Di Jawa Tengah, banyak warga yang beraktivitas di luar rumah dengan tidak memakai masker. Temuan ini muncul saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendadak menyambangi keliling Kota Semarang sembari gowes. Saat menelusuri di gang-gang kecil di Kecamatan Tegalasari banyak warga yang belanja pagi tanpa mengenakan masker. Ganjar berhenti setiap melihat ada kerumunan warga yang sedang berbelanja pagi namun tak memakai masker.“Bu, maskere dipakai ya. Jangan males, ayo sudah sejak 10 bulan lalu diingatkan,” kata Ganjar.
Ia kemudian melanjutkan gowes ke arah gang-gang sempit lainnya. Seolah tak mau kecolongan, Ganjar memilih melalui jalan-jalan sempit yang kemudian ditemukan pasar tiban dipenuhi warga Jagalan, Semarang Tengah. “Bapak ibu, maskernya dipakai ayo ingat coronanya masih ada, di Semarang masih tinggi. Tolong bantu pemerintah ya,” kata Ganjar.
Tak sedikit pula yang diminta Ganjar untuk pulang karena tak menggunakan masker. Selain mengingatkan, Ganjar juga mengedukasi warga bahwa penggunaan masker adalah yang paling baik. “Nek mboten ngagem masker, mboten usah medal (kalau tidak pakai masker, tidak usah keluar), sudah di rumah saja malah aman. Ayo dipakai maskernya,” pintanya.
Belum selesai, Ganjar melanjutkan perjalanannya menuju kawasan Pecinan. Di sana, Ganjar kemudian mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan. Dalam berjualan, agar selalu menjaga jarak dan mengenakan masker. “Bapak-bapak, Ibu-ibu, hari ini mulai pembatasan se Jawa Bali sampai tanggal 25 nanti. Diingat, kita pembatasan tanggal 11-25 Januari, kalau panjenengan tertib kita bisa menekan penularan. Ayo kita jaga diri, untuk menjaga keluarga, dengan itu kita juga menjaga negara. Maskernya selalu dipakai nggeh,” ujarnya.
Di Salatiga, tim gabungan yang terdiri dari Polsek Tingkir, Koramil 16 Tingkir, ASN Kecamatan Tingkir dan Satpol PP Pemkot Salatiga menemukan puluhan pelanggara protocol kesehatan saat menggelar operasi yustiti di exit tol Tingkir dan pertigaan Kalibening. Dalam kegiatannya di exit Tol Tingkir, Salatiga tim gabungan yang Iptu Solekhan dan Iptu Danang, tim gabungan mendapati 36 orang dari luar daerah Salatiga yang melanggar protokol kesehatan. Puluhan warga tersebut langsung ditindak sesuai ketentuan.
Rata-rata masyarakat masih banyak yang tidak menggunakan masker dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Mereka juga tidak menjaga jarak saat dalam kerumunan. Banyak kantor-kantor yang juga tidak memperlakukan ketentuan 75% karyawan mereka untuk bekerja dari rumah. Di Surabaya misalnya banyak warga yang tidak memakai masker. Temuan ini tampak dari lokasi penyekatan batas, di Bundaran Waru, Surabaya. Petugas Satpol PP langsung menindak dengan menyita KTP pengemudi kendaraan yang tidak mengenakan masker. Sejumlah kendaraan pelat luar kota yang tidak memiliki surat tugas ke Surabaya langsung diminta putar balik.
Filterisasai pengendara yang akan masuk kota dilakukan petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP Kota Surabaya. Pelanggaran protokol kesehatan juga masih didapati. Bagi yang tidak memakai masker diberi sanksi tipiring dan bea denda Rp150 ribu. Salah satu pelanggar prokes, Rendra Kusuma, mengaku memakai helm teropong tapi tidak pakai masker. "Saya dari Mojokerto mau ke Ketintang Pak. Biasanya saya pakai helm teropong sama petugas tetap dibolehin masuk," ujar Rendra Kusuma.
Sementara itu, Wakasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Ari Galang Saputra mengatakan, pelanggaran masih banyak yang tidak memakai masker. Dijumpai juga kendaraan di luar pelat Surabaya (L) tidak dilengkapi surat kerja. Kita lakukan yustisi. Kalau ada pelanggaran kita tindak," ujarnya.
Di Jawa Tengah, banyak warga yang beraktivitas di luar rumah dengan tidak memakai masker. Temuan ini muncul saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendadak menyambangi keliling Kota Semarang sembari gowes. Saat menelusuri di gang-gang kecil di Kecamatan Tegalasari banyak warga yang belanja pagi tanpa mengenakan masker. Ganjar berhenti setiap melihat ada kerumunan warga yang sedang berbelanja pagi namun tak memakai masker.“Bu, maskere dipakai ya. Jangan males, ayo sudah sejak 10 bulan lalu diingatkan,” kata Ganjar.
Ia kemudian melanjutkan gowes ke arah gang-gang sempit lainnya. Seolah tak mau kecolongan, Ganjar memilih melalui jalan-jalan sempit yang kemudian ditemukan pasar tiban dipenuhi warga Jagalan, Semarang Tengah. “Bapak ibu, maskernya dipakai ayo ingat coronanya masih ada, di Semarang masih tinggi. Tolong bantu pemerintah ya,” kata Ganjar.
Tak sedikit pula yang diminta Ganjar untuk pulang karena tak menggunakan masker. Selain mengingatkan, Ganjar juga mengedukasi warga bahwa penggunaan masker adalah yang paling baik. “Nek mboten ngagem masker, mboten usah medal (kalau tidak pakai masker, tidak usah keluar), sudah di rumah saja malah aman. Ayo dipakai maskernya,” pintanya.
Belum selesai, Ganjar melanjutkan perjalanannya menuju kawasan Pecinan. Di sana, Ganjar kemudian mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan. Dalam berjualan, agar selalu menjaga jarak dan mengenakan masker. “Bapak-bapak, Ibu-ibu, hari ini mulai pembatasan se Jawa Bali sampai tanggal 25 nanti. Diingat, kita pembatasan tanggal 11-25 Januari, kalau panjenengan tertib kita bisa menekan penularan. Ayo kita jaga diri, untuk menjaga keluarga, dengan itu kita juga menjaga negara. Maskernya selalu dipakai nggeh,” ujarnya.
Di Salatiga, tim gabungan yang terdiri dari Polsek Tingkir, Koramil 16 Tingkir, ASN Kecamatan Tingkir dan Satpol PP Pemkot Salatiga menemukan puluhan pelanggara protocol kesehatan saat menggelar operasi yustiti di exit tol Tingkir dan pertigaan Kalibening. Dalam kegiatannya di exit Tol Tingkir, Salatiga tim gabungan yang Iptu Solekhan dan Iptu Danang, tim gabungan mendapati 36 orang dari luar daerah Salatiga yang melanggar protokol kesehatan. Puluhan warga tersebut langsung ditindak sesuai ketentuan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda