Membangun Reputasi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter

Kamis, 17 Desember 2020 - 05:10 WIB
Bila President Elect dan Ketua Purna difungsikan dengan baik seperti WMA dan CMAAO maka sejak seseorang terpilih menjadi President Elect ia sudah harus bersiap-siap menjadi pengurus inti PB IDI selama tiga periode (sembilan tahun). Waktu mengabdi dan menjadi pucuk pimpinan yang cukup lama. Hanya saja, pembagian tugasnya perlu diatur dengan baik agar ketiganya berfungsi efektif dan efisien.

Sistem President Elect sering dimaknai sebagai masa belajar atau menyiapkan diri untuk menjadi ketua umum. Sebagian orang kurang setuju argumentasi ini. Alasannya, ketika seseorang sudah terpilih sebagai President Elect berarti sudah siap dan mumpuni untuk menjadi pemimpin. Tidak perlu lagi ada proses belajar dan penyiapan diri. Pandangan ini sah saja, meski berbeda dengan pendapat Rick Waren yang mengatakan, “Begitu Anda berhenti belajar, Anda tidak lagi menjadi pemimpin.”

Pada masa mendatang, IDI dapat menjadi ladang subur untuk bersemainya calon pemimpin bangsa. Untuk menjadi tempat bersemai calon pemimpin bangsa, IDI sudah seharusnya membentuk institusi pelatihan kepemimpinan. “Sekolah Kepemimpinan dan Manajemen Dokter Indonesia”.

Penguatan Pendanaan

Sumber dana dari iuran 200.000 dokter, usaha, dan donasi, masih kurang memadai. Padahal untuk menggerakkan IDI sebagai organisasi modern butuh sumber daya manusia profesional serta sarana dan prasarana pendukung. Produk dan layanan IDI pun belum mampu menggerakkan berbagai pihak untuk mengeluarkan dana signifikan kepada IDI. Sumber lain yang perlu dicoba adalah fundrainsing dan dana abadi,yang dikelola secara transparan dan akuntabel serta mengembangkan institusi pelatihan yang berpotensi mendatangkan dana. Seperti pelatihan kepemimpinan dan manajemen, entrepreunership, pengelolaan klinik dan praktik mandiri, dan pelatihan lain sesuai kebutuhan.

Catatan Akhir

Reputasi IDI memang harus dibangun agar menjadi organisasi tepercaya dan disegani. Reputasi dibangun di atas fondasi lapis lima, yang merupakan ciri dari profesi dokter, yakni keilmuan/keahlian (expertise), bertanggung jawab (responsibility), kesejawatan (corporateness), etis (ethics), dan orientasi utama pelayanan kepada masyarakat. IDI harus menjadi tempat berhimpun yang nyaman bagi para pemegang jabatan mulia, “officium nobile”. Setelah itu, mengembangkan peran strategisnya dalam membangun kemandirian dan ketahanan bangsa melalui tiga pilar penyangga utama, yakni kelembagaan, kepemimpinan dan manajemen, serta pendanaan organisasi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More