Mengapresiasi Sikap Presiden Jokowi Atas Krisis Sosial di Perancis

Selasa, 03 November 2020 - 08:24 WIB
Namun demikian, kita juga perlu memahami, sebagaimana problematika yang menimpa banyak negara di dunia, Macron memang tengah menghadapi persoalan domestik, yakni menjamurnya persebaran séparatisme religieux atau yang belakangan Macron sebut sebagai Terrorisme Islamiste. Maka sejatinya sasaran tembak yang ia arahkan pada pidato yang disampaikan adalah kelompok Islam radikal yang kini kerap mempengaruhi kantong-kantong minoritas Islam di Perancis.

Hanya saja, karena ini menyangkut persoalan keyakinan, yang dalam banyak fenomena tak jarang mengakibatkan pertumpahan darah, seyogyanya Presiden Macron bisa lebih berhati-hati. Macron sudah menyentuh point chaud, "titik rawan" sehingga tergelincir memantik pertikaian antarumat beragama, maka wajar dan logis jika Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin negara dengan penduduk muslim terbesar, harus mengingatkan dalam bentuk kecaman tegas dan keras. Hal ini pula yang dilakukan oleh banyak pemimpin muslim di banyak negara.

Singkatnya, jika argumentasi yang digunakan adalah Libertè/kebebasan, bukan kah kebebasan kita juga dibatasi oleh kebebasan yang dimiliki orang lain? Ingat, jika kita berkunjung ke kantor-kantor Prancis, prinsip Libertè tidak sendiri melainkan bersama dalam triptyque Libertè, Egalitè, Fraternitè. Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan.

Untuk prinsip yang kedua dan ketiga ini lah kiranya Presiden Macron perlu lebih seimbang menaruh perhatian, sembari kita tetap mendukung keseriusannya dalam menjaga kedaulatan negara (state sovereignty) dari potensi gangguan yang lebih besar dari Terrorisme Religieux.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(dam)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More