Serangan 9/11 yang Menggoncang Dunia (6)

Senin, 21 September 2020 - 10:29 WIB
Suatu ketika dia menyampaikan bahwa pada pertemuan tertutup itu Komunitas Muslim juga mempergunakan untuk menyampaikan kepada Bush bahwa pada pemilihan beberapa bulan sebelumnya Komunitas Muslim Amerika, minus Afro Amerika, memberikan suaranya secara penuh kepada Presiden Bush.

Alasan utama Komunitas Muslim selain “Afro American” secara bulat mendukung Bush saat itu adalah karena lawan capersnya saat itu, Al Gore, memilih Liberman, seorang Senator dari Connecticut yang beragama Yahudi. Karena keYahudiannyalah sehingga masyarakat Muslim non Afro pantang memberikan dukungannya.

Ini sekaligus mengindikasikan bahwa saat itu Komunitas Muslim Amerika masih menjadikan isu-isu global sebagai prioritàs dalam perjuangan mereka. Salah satunya adalah isu Palestina. Sehingga seringkali dukungan politik misalnya selalu dikaitkan dengan kepentingan dunia Islam. Sementara isu-isu yang mereka hadapi dalam negeri kadang justeru diabaikan.

Akan tetapi peristiwa 9/11 ini menjadikan mereka sadar bahwa ternyata sebagai bagian dari warga Amerika, begitu banyak isu-isu domestik yang perlu diperjuangkan. Dari pendidikan, ekonomi, budaya, hingga kepada partisipasi politik itu sendiri.

Mulai saat itu Komunitas Muslim mulai sadar bahwa ada tanggung jawab domestik yang begitu banyak. Dan Karenanya harus terjadi perubahan prioritàs dalam langkah-langkah perjuangan.

Friksi Antarkomunitas

Dukungan Komunitas Muslim ke Capres Bush di tahun 2000 itu juga ternyata berdampak kepada hubungan antara Afro American Muslim dan Komunitas Muslim Immigran, khususnya mereka yang dari Timur Tengah. Terjadi friksi dan perpecahan yang cukup terasa saat itu.

Akibatnya Komunitas Muslim yang sering mengaku sebagai “Native American” (pribumi Amerika), khususnya Afro American, mendirikan sebuah organisasi baru bernama MANA (Muslim Alliance of North America). Presiden pertama organisasi ini adalah Imam Siraj Wahhaj, seorang Imam kharismatik dari Brooklyn New York.

Perbedaan bahkan perpecahan antarkelompok Komunitas Afro dan imigran itu semakin terasa di kemudian hari ketika Bush memutuskan untuk menyerang Irak. Saat itu, walaupun semua Komunitas Muslim menentang perang itu, Afro Amerika seolah mengatakan “gara-gara kamu wahai imigran maka terpilihlah Bush sebagai presiden”. Dan seolah gara-gara imigran Komunitas Muslim maka serangan kepada Irak terjadi.

Perpebedaan bahkan perpecahan itu terjadi karena memang secara traditional Afro American adalah Demokrat. Rupanya imigran Komunitas Muslim memberikan “block voting” atau suara penuh kepada calon Republican (Bush-Cheney) tanpa persetujuan Afro American.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More