Produktivitas UMKM, Kunci
Senin, 04 November 2024 - 06:54 WIB
Akibat dari berbagai keterbatasan ini, produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM sering kali tidak mampu bersaing di pasar yang lebih luas atau memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin kompleks. Misalnya, survei Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital dalam operasional mereka.
Rendahnya adopsi teknologi ini membuat UMKM tertinggal dari pesaing mereka yang sudah lebih maju secara digital, sehingga sulit untuk meningkatkan skala usaha dan efisiensi produksi. Dalam situasi seperti ini, produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM kurang memiliki nilai tambah yang bisa menarik minat pasar lebih luas.
Lebih lanjut, jika UMKM tidak mampu meningkatkan keterampilan dan adopsi teknologi, para UMKM akan cenderung bersifat self-sufficient, hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal tanpa berpotensi untuk berekspansi.
UMKM dengan keterbatasan ini akan lebih rentan terhadap persaingan ketat di pasar yang lebih luas. Misalnya, ketika ada pesaing yang mampu menawarkan produk dengan harga lebih murah atau kualitas lebih tinggi, maka UMKM lokal akan sulit bertahan.
Kurangnya kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah produk membuat mereka cenderung kalah saing di pasar, bahkan di tingkat lokal.
UMKM di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Meski demikian, untuk dapat berkompetisi di era globalisasi dan memenuhi permintaan pasar yang kian dinamis, diperlukan berbagai solusi strategis.
Salah satu solusi utama adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Kualitas SDM yang tinggi memungkinkan pelaku UMKM untuk lebih efektif dalam menjalankan bisnisnya, mulai dari manajemen keuangan hingga strategi pemasaran.
Pun program pelatihan keterampilan bisnis dan pengembangan kapasitas digital yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan SDM di UMKM dapat membantu mereka beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan bersaing dengan lebih baik.
Rendahnya adopsi teknologi ini membuat UMKM tertinggal dari pesaing mereka yang sudah lebih maju secara digital, sehingga sulit untuk meningkatkan skala usaha dan efisiensi produksi. Dalam situasi seperti ini, produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM kurang memiliki nilai tambah yang bisa menarik minat pasar lebih luas.
Lebih lanjut, jika UMKM tidak mampu meningkatkan keterampilan dan adopsi teknologi, para UMKM akan cenderung bersifat self-sufficient, hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal tanpa berpotensi untuk berekspansi.
UMKM dengan keterbatasan ini akan lebih rentan terhadap persaingan ketat di pasar yang lebih luas. Misalnya, ketika ada pesaing yang mampu menawarkan produk dengan harga lebih murah atau kualitas lebih tinggi, maka UMKM lokal akan sulit bertahan.
Kurangnya kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah produk membuat mereka cenderung kalah saing di pasar, bahkan di tingkat lokal.
Solusi Menuju UMKM Berdaya Saing
UMKM di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Meski demikian, untuk dapat berkompetisi di era globalisasi dan memenuhi permintaan pasar yang kian dinamis, diperlukan berbagai solusi strategis.
Salah satu solusi utama adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Kualitas SDM yang tinggi memungkinkan pelaku UMKM untuk lebih efektif dalam menjalankan bisnisnya, mulai dari manajemen keuangan hingga strategi pemasaran.
Pun program pelatihan keterampilan bisnis dan pengembangan kapasitas digital yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan SDM di UMKM dapat membantu mereka beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan bersaing dengan lebih baik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda