Selain Berisiko Covid-19, Ini Deretan Dampak Rokok bagi Kesehatan
Jum'at, 28 Agustus 2020 - 15:31 WIB
JAKARTA - Dokter spesialis paru di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUP Persahabatan, dr. Feni Fitriani Taufik mengatakan jumlah perokok Indonesia nomor satu di Asia Tenggara.
Sementara di dunia, Indonesia masuk dalam negara perokok terbanyak nomor tiga setelah India dan China. “Kita lihat secara keseluruhan, kita tahu jumlah perokok di Indonesia ini kalau buat Asia Tenggara kita nomor satu. Memang dari karena jumlah penduduk banyak dan persentasenya juga banyak. Dan kalau di dunia kita nomor 3 setelah India dan China,” ungkap Feni dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020).
"Artinya apa? Memang masih jadi PR ya jumlah perokok di negara kita ini banyak. Tentu perokok itu juga mempengaruhi ke sekitar,” kata Feni. ( )
Feni menjelaskan merokok memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang terhadap tubuh seseorang. “Perokok juga mempengaruhi ke sekitar. Nah untuk imunitas sendiri ya, ke imunitas kita tahu ada efek jangka pendek, efek jangka panjang,” katanya.
Dia menjelaskan, efek jangka pendek adalah iritasi saluran napas, akan menurunkan sel-sel imun, sel-sel pertahanan saluran napas sehingga mudah terjadi iritasi, mudah masuk kuman.
"Mudah terinfeksi sehingga gejala-gejala seperti ISPA, batuk berulang itu akan mudah terkena buat merokoknya,” jelas Feni.
Sementara untuk jangka panjang biasanya rokok juga tidak jauh dari masalah adiksi. “Orangnya susah buat berhenti akhirnya akan merokok bertahun-tahun. Efek jangka panjangnya mungkin semua masyarakat dan yang merokok juga tahu bahaya kanker, hipertensi, stroke, sakit gula, kanker, paru dan segala jenis itu ada semuanya, berkumpul semua jangka pendek dan jangka panjangnya,” ungkap Feni.
Selain itu, para perokok tegas Feni dua kali lipat berpotensi terpapar Covid-19. “Jadi kalau kita lihat rokok kaitannya dengan Covid, satu dari segi imunitas saluran napas itu sudah terganggu. Kemudian ada lagi mungkin teman-teman pada reseptor ACE 2 (pintu masuk Covid-19), reseptor yang normal di dalam tubuh kita jumlahnya lebih banyak pada perokok. Dan reseptor inilah salah satu tempat menempelnya virus Covid,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, orang yang merokok dibandingkan orang yang tidak merokok dia punya reseptor ACE 2 yang lebih banyak. Artinya dia menyediakan tempat yang lebih banyak untuk virus Covid masuk ke dalam tubuhnya.
Sementara di dunia, Indonesia masuk dalam negara perokok terbanyak nomor tiga setelah India dan China. “Kita lihat secara keseluruhan, kita tahu jumlah perokok di Indonesia ini kalau buat Asia Tenggara kita nomor satu. Memang dari karena jumlah penduduk banyak dan persentasenya juga banyak. Dan kalau di dunia kita nomor 3 setelah India dan China,” ungkap Feni dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020).
"Artinya apa? Memang masih jadi PR ya jumlah perokok di negara kita ini banyak. Tentu perokok itu juga mempengaruhi ke sekitar,” kata Feni. ( )
Feni menjelaskan merokok memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang terhadap tubuh seseorang. “Perokok juga mempengaruhi ke sekitar. Nah untuk imunitas sendiri ya, ke imunitas kita tahu ada efek jangka pendek, efek jangka panjang,” katanya.
Dia menjelaskan, efek jangka pendek adalah iritasi saluran napas, akan menurunkan sel-sel imun, sel-sel pertahanan saluran napas sehingga mudah terjadi iritasi, mudah masuk kuman.
"Mudah terinfeksi sehingga gejala-gejala seperti ISPA, batuk berulang itu akan mudah terkena buat merokoknya,” jelas Feni.
Sementara untuk jangka panjang biasanya rokok juga tidak jauh dari masalah adiksi. “Orangnya susah buat berhenti akhirnya akan merokok bertahun-tahun. Efek jangka panjangnya mungkin semua masyarakat dan yang merokok juga tahu bahaya kanker, hipertensi, stroke, sakit gula, kanker, paru dan segala jenis itu ada semuanya, berkumpul semua jangka pendek dan jangka panjangnya,” ungkap Feni.
Selain itu, para perokok tegas Feni dua kali lipat berpotensi terpapar Covid-19. “Jadi kalau kita lihat rokok kaitannya dengan Covid, satu dari segi imunitas saluran napas itu sudah terganggu. Kemudian ada lagi mungkin teman-teman pada reseptor ACE 2 (pintu masuk Covid-19), reseptor yang normal di dalam tubuh kita jumlahnya lebih banyak pada perokok. Dan reseptor inilah salah satu tempat menempelnya virus Covid,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, orang yang merokok dibandingkan orang yang tidak merokok dia punya reseptor ACE 2 yang lebih banyak. Artinya dia menyediakan tempat yang lebih banyak untuk virus Covid masuk ke dalam tubuhnya.
(dam)
tulis komentar anda