Spesialis Paru Beberkan Perokok Dua Kali Lipat Berisiko Terpapar COVID-19

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 14:34 WIB
loading...
Spesialis Paru Beberkan...
Spesialis Paru di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI, dr Feni Fitriani Taufik mengungkapkan bahwa ada penelitian bahwa perokok mempunyai resiko terpapar virus COVID-19 dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Spesialis Paru di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUP Persahabatan, dr Feni Fitriani Taufik mengungkapkan bahwa ada penelitian bahwa perokok mempunyai risiko terpapar virus COVID-19 dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok.

“Ada penelitian orang yang merokok mempunyai risiko terkena COVID-19 lebih dua kali lipat dibanding yang tidak merokok, salah satunya karena reseptornya lebih banyak,” ujari dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Disebut Hendak Nyapres di 2024, Gatot Nurmantyo Bilang Begini)

Feni menjelaskan imunitas seorang perokok terutama di saluran nafasnya sudah terganggu sehingga berpotensi terpapar virus COVID-19 lebih besar. “Jadi kalau kita lihat rokok kaitannya dengan COVID-19, satu dari segi imunitas saluran napas itu sudah terganggu. Kemudian ada lagi mungkin teman-teman pada reseptor ACE 2 (pintu masuk COVID-19), reseptor yang normal di dalam tubuh kita jumlahnya lebih banyak pada perokok. Dan reseptor inilah salah satu tempat menempelnya virus COVID-19,” jelasnya.

“Artinya orang yang merokok dibandingkan orang yang tidak merokok dia punya reseptor ACE 2 yang lebih banyak. Artinya dia menyediakan tempat yang lebih banyak untuk virus COVID-19 masuk ke dalam tubuhnya,” sambung Feni.

Feni menjelaskan merokok memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang terhadap tubuh seseorang. “Dan tentu perokok itu juga mempengaruhi ke sekitar. Nah untuk imunitas sendiri ya, ke imunitas kita tahu ada efek jangka pendek, efek jangka panjang,” paparnya.

“Efek jangka pendek itu adalah iritasi saluran napas, akan menurunkan sel-sel imun, sel-sel pertahanan saluran napas kita sehingga mudah terjadi iritasi, mudah masuk kuman, mudah terinfeksi sehingga gejala-gejala seperti ISPA, batuk berulang itu akan mudah terkena buat merokoknya,” jelas Feni. (Baca juga: Kemhan Serahkan Dua Pesawat Tempur F-16 Upgrade ke TNI AU)

Sementara untuk jangka panjang biasanya rokok juga tidak jauh dari masalah adiksi. “Orangnya susah buat berhenti akhirnya akan merokok bertahun-tahun. Efek jangka panjangnya mungkin semua masyarakat dan yang merokok juga tahu bahaya kanker, hipertensi, stroke, sakit gula, kanker, paru dan segala jenis itu ada semuanya, berkumpul semua jangka pendek dan jangka panjangnya,” tutup Feni.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)