Rekonstruksi Sistem Kesehatan: Menanti Perdebatan Capres dan Cawapres 2024
Kamis, 21 September 2023 - 15:48 WIB
Sistem kesehatan nasional hendaknya disusun sebagai suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan bangsa Indonesia, dari berbagai daerah yang secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKN diharapkan memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan bagi seluruh penyelenggara pembangunan kesehatan.
Dalam menyusun SKN tidak ada salahnya bila kita belajar dari pembentukan NKRI yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merupakan bangunan negara yang dirangkai dari puluhan ribu pulau, ratusan daerah/kerajaan lokal yang berdaulatdengan beragam kepercayaan dan budayanya, yang kemudian bersepakat membentuk NKRI.
SKN dan SKD yang kokoh serta dijalankan dengan baik seharusnya mampu memberi jawaban dan jalan keluar atas seluruh permasalahan kesehatan yang dialami seluruh rakyat Indonesia. Sebab SKD dan SKN dirancang berdasarkan masalah dan pemecahan masalah yang terjadi di akar rumput.
Terutama SKD yang dirumuskan secara spesifik menurut masalah dan kebutuhan masing-masing daerah, seharusnya lebih peka dan tanggap atas penyelesaiaan masalah kesehatan di daerah tersebut. Bila di suatu daerah, misal banyak kasus stunting, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), balita wasting, scabies, kusta, angka merokok anak dan remaja yang tinggi, tuberkulose, malaria, diare, obesitas, stroke, gagagal ginjal, sakit jantung, dan sterusnya, tentu akan terekam di dalam SKD-nya masing-masing.
Begitu pula bila daerah yang mengalami masalah air bersih, sanitasi, dan jamban, fasilitas kesehatan tidak mencukupi atau belum terstandar dan terakreditasi, serta masalah lain yang berpotensi menyebabkan bertambah sakitnya penduduk serta tidak tercapainya target pembangungan nasional, tentu dapat dipantau melalui SKD-nya.
SKD suatu daerah bukan copy dan paste dari SKD daerah lain. SKD pun bukan diturunkan dari SKN. Tetapi SKN-lah yang dikonstruksi berdasarkan data masukan dari SKD. SKN tidak dirumuskan di atas meja berdasarkan keinginan para elite penguasa atau titipan kelompok tertentu.
Hal yang sama untuk perencananan nasional tenaga kesehatan semestinya di konstruksi berdasarkan data kebutuhan dari daerah. Misalnya, daerah butuh dokter atau dokter gigi spesialis, seharusnya jelas spesialisasi apa? Sehingganya semua orang, terutama pengambil kebijakan dapat mengetahui jenis dan tingkat kompetensi tenaga kesehatan yang dibutuhkannya.
Hal di atas sangat penting sebab berkaitan dengan banyak hal, seperti penganggaran, jaminan kesejehteraannya, ja-minan kesehatannya, penyediaan fasilitas pelayanan, distribusi tenaga kesehatan, dan tentu saja pendidikannya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah setelah tenaga kesehatan tersebut terdistribusikan, dapat berperan secara optimal untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terse-but.
Ketahanan Nasional sebagai Tujuan Negara
Ketahanan nasional, merupakan konsepsi nasional dalam pencapaian tujuan nasional. Inti dari Kehatanan nasional ialah tercapainya keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Indonesia.
Dalam menyusun SKN tidak ada salahnya bila kita belajar dari pembentukan NKRI yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merupakan bangunan negara yang dirangkai dari puluhan ribu pulau, ratusan daerah/kerajaan lokal yang berdaulatdengan beragam kepercayaan dan budayanya, yang kemudian bersepakat membentuk NKRI.
SKN dan SKD yang kokoh serta dijalankan dengan baik seharusnya mampu memberi jawaban dan jalan keluar atas seluruh permasalahan kesehatan yang dialami seluruh rakyat Indonesia. Sebab SKD dan SKN dirancang berdasarkan masalah dan pemecahan masalah yang terjadi di akar rumput.
Terutama SKD yang dirumuskan secara spesifik menurut masalah dan kebutuhan masing-masing daerah, seharusnya lebih peka dan tanggap atas penyelesaiaan masalah kesehatan di daerah tersebut. Bila di suatu daerah, misal banyak kasus stunting, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), balita wasting, scabies, kusta, angka merokok anak dan remaja yang tinggi, tuberkulose, malaria, diare, obesitas, stroke, gagagal ginjal, sakit jantung, dan sterusnya, tentu akan terekam di dalam SKD-nya masing-masing.
Begitu pula bila daerah yang mengalami masalah air bersih, sanitasi, dan jamban, fasilitas kesehatan tidak mencukupi atau belum terstandar dan terakreditasi, serta masalah lain yang berpotensi menyebabkan bertambah sakitnya penduduk serta tidak tercapainya target pembangungan nasional, tentu dapat dipantau melalui SKD-nya.
SKD suatu daerah bukan copy dan paste dari SKD daerah lain. SKD pun bukan diturunkan dari SKN. Tetapi SKN-lah yang dikonstruksi berdasarkan data masukan dari SKD. SKN tidak dirumuskan di atas meja berdasarkan keinginan para elite penguasa atau titipan kelompok tertentu.
Hal yang sama untuk perencananan nasional tenaga kesehatan semestinya di konstruksi berdasarkan data kebutuhan dari daerah. Misalnya, daerah butuh dokter atau dokter gigi spesialis, seharusnya jelas spesialisasi apa? Sehingganya semua orang, terutama pengambil kebijakan dapat mengetahui jenis dan tingkat kompetensi tenaga kesehatan yang dibutuhkannya.
Hal di atas sangat penting sebab berkaitan dengan banyak hal, seperti penganggaran, jaminan kesejehteraannya, ja-minan kesehatannya, penyediaan fasilitas pelayanan, distribusi tenaga kesehatan, dan tentu saja pendidikannya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah setelah tenaga kesehatan tersebut terdistribusikan, dapat berperan secara optimal untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terse-but.
Ketahanan Nasional sebagai Tujuan Negara
Ketahanan nasional, merupakan konsepsi nasional dalam pencapaian tujuan nasional. Inti dari Kehatanan nasional ialah tercapainya keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Indonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda