Pentingnya Love Language dalam Keluarga
Senin, 03 Juli 2023 - 09:09 WIB
Act of service yaitu melakukan hal-hal yang bermanfaat atau yang disukai. Contohnya, memasakkan makanan favorit anak atau pasangan, memijat orang tua, merawat anak atau pasangan saat sakit dan lain-lain.
Dan yang terakhir yaitu physical touch. Konsep ini dapat diartikan sebagai berbagi kedekatan fisik dan keintiman atau dengan kata lain memberikan sentuhan fisik, seperti pelukan, ciuman, dan sebagainya.
Cara itulah yang disebut love language utama kita sebagai makhluk sosial. Sesuatu hal yang unik adalah cara kita menerima cinta belum tentu sama dengan saat kita mengekspresikan cinta.
Love Language dalam Keluarga
Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang haus akan perhatian, cinta dan kasih saying. Hal tersebut selaras dengan pendapat dari Chapman (2022) yang mengemukakan bahwa secara naluriah manusia haus akan cinta dan kebaikan.
Ini adalah dorongan emosional yang paling penting. Manusia menanggung efek pada tubuh ketika mereka tidak diberi makan dan minum. Manusia juga akan menanggung efek emosional ketika mereka kehilangan perasaan dicintai.
Cinta dan kasih sayang secara universal diterima sebagai hal yang esensial untuk kebahagiaan. Kebutuhan manusia akan kasih sayang dimetaforakan oleh Chapman dengan love tank.
Sebaiknya manusia harus memulai untuk belajar menyampaikan kasih sayang kepada orang lain melalui love language dengan begitu akan dapat mengisi love tank emosional mereka, sementara gagal berbicara dalam Bahasa yang benar akan mengosongkannya. Manusia cenderung memiliki koneksi yang sehat dan berkembang ketika love tank-nya penuh dan akan benar-benar merasa dicintai oleh anggota keluarga.
Namun, ketika love tank kosong dan tidak merasa dicintai oleh anggota keluarga, akan terbentuk penghalang di antara mereka dengan memiliki sikap negatif terhadap satu sama lain dan bahkan mungkin dapat bermusuhan satu sama lain di waktu-waktu tertentu (Chapman, 2012).
Salah satu cara agar dapat mengisi love tank adalah dengan memahami love language orang lain. Dengan mengetahui love language orang tersebut kita dapat mengekspresikan rasa cinta kita.
Dan yang terakhir yaitu physical touch. Konsep ini dapat diartikan sebagai berbagi kedekatan fisik dan keintiman atau dengan kata lain memberikan sentuhan fisik, seperti pelukan, ciuman, dan sebagainya.
Cara itulah yang disebut love language utama kita sebagai makhluk sosial. Sesuatu hal yang unik adalah cara kita menerima cinta belum tentu sama dengan saat kita mengekspresikan cinta.
Love Language dalam Keluarga
Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang haus akan perhatian, cinta dan kasih saying. Hal tersebut selaras dengan pendapat dari Chapman (2022) yang mengemukakan bahwa secara naluriah manusia haus akan cinta dan kebaikan.
Ini adalah dorongan emosional yang paling penting. Manusia menanggung efek pada tubuh ketika mereka tidak diberi makan dan minum. Manusia juga akan menanggung efek emosional ketika mereka kehilangan perasaan dicintai.
Cinta dan kasih sayang secara universal diterima sebagai hal yang esensial untuk kebahagiaan. Kebutuhan manusia akan kasih sayang dimetaforakan oleh Chapman dengan love tank.
Sebaiknya manusia harus memulai untuk belajar menyampaikan kasih sayang kepada orang lain melalui love language dengan begitu akan dapat mengisi love tank emosional mereka, sementara gagal berbicara dalam Bahasa yang benar akan mengosongkannya. Manusia cenderung memiliki koneksi yang sehat dan berkembang ketika love tank-nya penuh dan akan benar-benar merasa dicintai oleh anggota keluarga.
Namun, ketika love tank kosong dan tidak merasa dicintai oleh anggota keluarga, akan terbentuk penghalang di antara mereka dengan memiliki sikap negatif terhadap satu sama lain dan bahkan mungkin dapat bermusuhan satu sama lain di waktu-waktu tertentu (Chapman, 2012).
Salah satu cara agar dapat mengisi love tank adalah dengan memahami love language orang lain. Dengan mengetahui love language orang tersebut kita dapat mengekspresikan rasa cinta kita.
Lihat Juga :
tulis komentar anda