Saksi Ahli: Bharada E Ketakutan Luar Biasa saat Diperintah Ferdy Sambo Habisi Brigadir J

Rabu, 21 Desember 2022 - 17:55 WIB
loading...
Saksi Ahli: Bharada E Ketakutan Luar Biasa saat Diperintah Ferdy Sambo Habisi Brigadir J
Ahli Psikologi Forensik Reni Kusumowardhani mengungkapkan bahwa kondisi psikologi Bharada E mengalami ketakutan luar biasa saat diiperintah Ferdy Sambo untuk menghabisi nyawa Brigadir J. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengungkapkan bahwa kondisi psikologi Bharada E mengalami ketakutan luar biasa saat diiperintah oleh Ferdy Sambo untuk menghabisi nyawa Brigadir J.

Hal tersebut diungkapkan oleh Reni saat dihadiri menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

"Kondisi psikologisnya saat itu memang diakui dalam keadaan ketakutan oleh Saudara Richard, dalam situasi ketakutan. Ada satu kondisi emosi yang memuncak kalau kita bicara emosi, emosi itu bisa mengarahkan satu perilaku seseorang, reaksi emosional ini dapat mengaktivasi daerah otak lain untuk memulai aktivitas perilaku," ujar Reni.

Reni menerangkan bahwa kondisi ini juga diperkuat dengan karakter dari Bharada E yang diketahui sangat tunduk dengan perintah yang disuruh oleh atasannya.

"Dalam hal ini, kondisi Richard ketakutan yang luar biasa, namun ciri kepribadian yang memang belum matang keputusan perilakunya mematuhi. Ini yang disebut obediencedestruktif. Jadi ada kepatuhan yang efeknya memang merusak," jelasnya.

Kuasa Hukum Bharada E pun sempat bertanya apakah kliennya itu masuk dalam kategori sebagai korban dalam perspektif psikologi.

"Dalam perspektif psikologi, apakah Bharada E masuk dalam kategori korban atau fiktif, dalam hal ini korban tekanan mental atau kejiwaan, dalam istilah sekarang kena mental, dari kemarahan FS yang seorang jenderal. Kemarin ahli kriminologi menjelaskan bahwa Bharada E masuk dalam kategori korban, bagaimana menurut Saudara?" tanya kuasa hukum.

"Dalam relasi kuasa memang dia bisa jadi korban, namun dalam proses psikologi ada sebutan keinginan bebas yang menjadi milik masing-masing orang. Maka saya sampaikan sehingga ada perbedaan dari respons Ricky dan Richard yang memang kondisi emosinya lebih tidak stabil dibanding Ricky," paparnya.

"Jadi ada keinginan bebas, saat itulah seseorang mengambil keputusan apakah menuruti atau tidak menuruti. Betul saat itu ada ketakutan yang luar biasa," pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)