Menagih Langkah Konkret Menghadapi Tahun Kegelapan
loading...
A
A
A
Belum lagi ancaman penyakit menular pasca-Covid-19, baik itu varian baru atau penyakit mematikan lain yang juga bermunculan seperti gagal ginjal akut yang menyerang Gambia, Indonesia, dan Nigeria. Anggaran pemerintahan negara berkembang atau miskin akan kedodoran untuk melawan penyakit mematikan ini.
Bisnis vaksin global juga akan naik tajam. Karena begitu pandemi baru muncul, vaksin akan menjadi rebutan banyak negara. Sedangkan pasokan vaksin ini terbatas karena negara yang mampu memproduksinya juga terbatas.
Krisis kesehatan, disusul krisis ekonomi, perang akan memicu pergolakan sosial politik di masing-masing negara jika tidak dikelola dengan baik. Sedangkan sumber daya untuk mengendalikan krisis juga semakin terbatas. Pemerintah akan mati-matian bertarung dengan pemerintah negara lain.
Lantas, bagaimana persiapan Pemerintah Indonesia? Jika mengutip pernyataan para pejabat penting di negeri ini baik Presiden maupun menteri-menteri kesayangan Presiden, pertahanan Indonesia sudah cukup tangguh dan siap menghalau badai hitam yang akan datang tahun depan.
Keyakinan ini cukup menenangkan masyarakat. Cuma, jika melihat fakta di lapangan, ucapan para pejabat ini belum klop dengan kondisi di lapangan. Masyarakat makin bingung dan waswas menghadapi situasi tahun kegelapan 2023.
Pernyataanpara pejabat belum cukup meyakinkan karena belum ada langkah konkret menyiapkan strategi kedaruratan ekonomi politik global.
Bagaimana cara menjamin ketersediaan pangan dan energi yang menggerakkan kehidupan masyarakat. Bagaimana menyiapkan pertahanan jika tiba-tiba konflik merembet ke kawasan ASEAN dan menjadikannya sebagai battle field.
Sejauh ini belum terlihat. Yang menonjol justru pergerakan para elite pejabat untuk bermanuver mendapatkan posisi capres-cawapres di Pilpres 2024. Perang terbuka politik makin panas. Tidak jelas siapa yang memikirkan nasib rakyat jika krisis global multidimensi itu datang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.(*)
Bisnis vaksin global juga akan naik tajam. Karena begitu pandemi baru muncul, vaksin akan menjadi rebutan banyak negara. Sedangkan pasokan vaksin ini terbatas karena negara yang mampu memproduksinya juga terbatas.
Krisis kesehatan, disusul krisis ekonomi, perang akan memicu pergolakan sosial politik di masing-masing negara jika tidak dikelola dengan baik. Sedangkan sumber daya untuk mengendalikan krisis juga semakin terbatas. Pemerintah akan mati-matian bertarung dengan pemerintah negara lain.
Lantas, bagaimana persiapan Pemerintah Indonesia? Jika mengutip pernyataan para pejabat penting di negeri ini baik Presiden maupun menteri-menteri kesayangan Presiden, pertahanan Indonesia sudah cukup tangguh dan siap menghalau badai hitam yang akan datang tahun depan.
Keyakinan ini cukup menenangkan masyarakat. Cuma, jika melihat fakta di lapangan, ucapan para pejabat ini belum klop dengan kondisi di lapangan. Masyarakat makin bingung dan waswas menghadapi situasi tahun kegelapan 2023.
Pernyataanpara pejabat belum cukup meyakinkan karena belum ada langkah konkret menyiapkan strategi kedaruratan ekonomi politik global.
Bagaimana cara menjamin ketersediaan pangan dan energi yang menggerakkan kehidupan masyarakat. Bagaimana menyiapkan pertahanan jika tiba-tiba konflik merembet ke kawasan ASEAN dan menjadikannya sebagai battle field.
Sejauh ini belum terlihat. Yang menonjol justru pergerakan para elite pejabat untuk bermanuver mendapatkan posisi capres-cawapres di Pilpres 2024. Perang terbuka politik makin panas. Tidak jelas siapa yang memikirkan nasib rakyat jika krisis global multidimensi itu datang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.(*)
(bmm)