Menagih Langkah Konkret Menghadapi Tahun Kegelapan

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 17:03 WIB
loading...
Menagih Langkah Konkret Menghadapi Tahun Kegelapan
Pemerintah perlu menyiapkan langkah konkret dalam mengantisipasi tahun kegelapan yang diperkirakan terjadi pada 2023, termasuk di antaranya menjamin ketersediaan pangan dan energi. (KORAN SINDO/Wawan Bastian)
A A A
DINAMIKA politik dunia pergerakannya semakin cepat dan sulit diprediksi. Belum ada satu analisis yang tepat menggambarkan dan memprediksi apa yang sebenarnya terjadi pada 2023 yang tidak akan lama lagi kita masuki.

Semua sifatnya masih perkiraan, prediksi, analisis yang level kebenarannya makin sulit disebut presisi. Dunia bergerak sangat cepat. Melebihi kecepatan dan perkiraan para pakar, ahli strategi, serta para pemain ekonomi politik global.

Baca Juga: koran-sindo.com

Masa depan dunia tahun depan semakin mengkhawatirkan. Setelah dihantam badai Covid-19 selama dua tahun, dunia tidak otomatis kembali seperti sebelum pandemi mematikan itu. Ada kenormalan baru.

Tapi, juga banyak terjadi ketidaknormalan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perekonomian dunia terlihat sudah normal, namun ternyata banyak jebakan-jebakan baru akibat terganggunya rantai pasok pangan dan energi.

Para kepala negara di dunia dan para pemain bisnis global kelas kakap tampak gagap dan gagal mengendalikan dan mengembalikan kejayaan seperti sebelumnya. Dua raksasa dunia, Amerika Serikat dan China, saling mengunci satu sama lain untuk tetap mempertahankan diri sebagai kekuatan nomor satu dunia dari sisi ekonomi, militer, dan pengaruhnya atas geopolitik global.

Sementara perang Ukraina-Rusia yang sudah berlangsung cukup lama belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Ekonomi dunia yang sudah babak belur dihantam Covid-19 kembali terseok akibat krisis geopolitik di Rusia. Lembaga-lembaga internasional yang diharapkan menjadi penengah perang Rusia-Ukraina juga melempem, lunglai tak punya peran berarti.

Apalagi, negara-negara yang memiliki pengaruh besar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ikut terlibat dalam peperangan itu. Masalah semakin kusut. Dan, sudah mulai muncul kekhawatiran pecahnya Perang Dunia Ketiga yang diikuti penggunaan senjata nuklir.

Kekhawatiran pecahnya PD III ini terlihat dari spektrum peperangan yang kian meluas, bukan menyempit dan mengerucut. Malah melebar ke berbagai sisi karena dampak globalisasi yang menyebabkan kejadian dan peristiwa di suatu negara memberi dampak serius baik langsung maupun secara tidak langsung kepada negara lain secara bilateral maupun multilateral.

Belum lagi ancaman penyakit menular pasca-Covid-19, baik itu varian baru atau penyakit mematikan lain yang juga bermunculan seperti gagal ginjal akut yang menyerang Gambia, Indonesia, dan Nigeria. Anggaran pemerintahan negara berkembang atau miskin akan kedodoran untuk melawan penyakit mematikan ini.

Bisnis vaksin global juga akan naik tajam. Karena begitu pandemi baru muncul, vaksin akan menjadi rebutan banyak negara. Sedangkan pasokan vaksin ini terbatas karena negara yang mampu memproduksinya juga terbatas.

Krisis kesehatan, disusul krisis ekonomi, perang akan memicu pergolakan sosial politik di masing-masing negara jika tidak dikelola dengan baik. Sedangkan sumber daya untuk mengendalikan krisis juga semakin terbatas. Pemerintah akan mati-matian bertarung dengan pemerintah negara lain.

Lantas, bagaimana persiapan Pemerintah Indonesia? Jika mengutip pernyataan para pejabat penting di negeri ini baik Presiden maupun menteri-menteri kesayangan Presiden, pertahanan Indonesia sudah cukup tangguh dan siap menghalau badai hitam yang akan datang tahun depan.

Keyakinan ini cukup menenangkan masyarakat. Cuma, jika melihat fakta di lapangan, ucapan para pejabat ini belum klop dengan kondisi di lapangan. Masyarakat makin bingung dan waswas menghadapi situasi tahun kegelapan 2023.

Pernyataanpara pejabat belum cukup meyakinkan karena belum ada langkah konkret menyiapkan strategi kedaruratan ekonomi politik global.

Bagaimana cara menjamin ketersediaan pangan dan energi yang menggerakkan kehidupan masyarakat. Bagaimana menyiapkan pertahanan jika tiba-tiba konflik merembet ke kawasan ASEAN dan menjadikannya sebagai battle field.

Sejauh ini belum terlihat. Yang menonjol justru pergerakan para elite pejabat untuk bermanuver mendapatkan posisi capres-cawapres di Pilpres 2024. Perang terbuka politik makin panas. Tidak jelas siapa yang memikirkan nasib rakyat jika krisis global multidimensi itu datang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.(*)
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1510 seconds (0.1#10.140)