Nasdem Sebut Anies Antitesis Jokowi, PAN: Apa Nanti Tak Lanjutkan Program-program Presiden?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan politikus Partai Nasdem , Zulfan Lindan yang menyebut Anies Baswedan merupakan antitesis Joko Widodo ( Jokowi ) mendapat respons negatif dari partai koalisi pemerintah. Partai Amanat Nasional (PAN) yang belum lama bergabung dalam koalisi, menganggap Nasdem tengah mempertentangkan antara Anies dan Jokowi.
"Sepengetahuan saya, filsafat dialektika versi Friedrich Hegel, secara teori adalah dua hal yang dipertentangkan atau dilawankan, lalu didamaikan. Dalam khasanah intelektual dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (penolakan), dan sintesis (kesatuan yang baru)," kata Juru Bicara (Jubir) DPP PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi wartawan, Kamis (13/10/2022).
Viva menjelaskan, sebagaimana pendapat Zulfan, jika Jokowi dianggap tesis, maka sosok yang berbeda dengan Jokowi adalah Anies sebagai antitesis. Dari sini kemudian timbul masalah tafsir politik.
"Apakah Bang Zulfan membandingkan tentang gaya kepemimpinan, atau tentang visi dan pemikiran kepemimpinan?" ujarnya mempertanyakan.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN ini, jika dilihat dari perspektif gaya kepemimpinan, setiap figur tentu memiliki ciri khas, gaya, dan bahasa komunikasi yang spesifik. Namun dilihat dari perspektif dan pemikiran kepemimpinan, setiap calon presiden (capres) meski wajib melaksanakan UUD Negara RI 1945 dan seluruh peraturan perundang-undangan, tetapi memiliki aksentuasi atau prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan jika nanti terpilih melalui Pemilu.
"Mungkin saja, maksud dari Bang Zulfan, Mas Anies itu berbeda visi dan pemikirannya dengan Presiden Jokowi. Jika seperti itu, tentu ada masalah politik karena Nasdem adalah partai koalisi pemerintah," kata mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR.
Baca juga: Sebut Anies Antitesis Jokowi, Keberadaan Nasdem di Kabinet Dipertanyakan PDIP
Selain itu, kata Viva, akan timbul pertanyaan dari masyarakat apakah Anies diposisikan oleh Nasdem sebagai lawan (antitesis) Jokowi. "Apakah nanti tidak akan melanjutkan program-programnya Presiden Jokowi?" tuturnya.
"Tentunya sangat wajar jika publik bertanya-tanya tentang pernyataan Bang Zulfan yang mengkonotasikan visi presiden Jokowi dan Mas Anies dengan filsafat dialektika Hegel," kata Viva.
Sebelumnya, politikus Nasdem Zulfan Lindan dalam sebuah acara menyebut bahwa Anies Baswedan adalah antitesis Jokowi. Menurutnya, NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
"Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari antitesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi," ujar Zulfan dalam acara Adu Perspektif Total Politik, Selasa (11/10/2022) malam.
Zulfan berharap, dengan Anies sebagai antitesis, maka akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga Pemilu 2029.
"Sepengetahuan saya, filsafat dialektika versi Friedrich Hegel, secara teori adalah dua hal yang dipertentangkan atau dilawankan, lalu didamaikan. Dalam khasanah intelektual dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (penolakan), dan sintesis (kesatuan yang baru)," kata Juru Bicara (Jubir) DPP PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi wartawan, Kamis (13/10/2022).
Viva menjelaskan, sebagaimana pendapat Zulfan, jika Jokowi dianggap tesis, maka sosok yang berbeda dengan Jokowi adalah Anies sebagai antitesis. Dari sini kemudian timbul masalah tafsir politik.
"Apakah Bang Zulfan membandingkan tentang gaya kepemimpinan, atau tentang visi dan pemikiran kepemimpinan?" ujarnya mempertanyakan.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN ini, jika dilihat dari perspektif gaya kepemimpinan, setiap figur tentu memiliki ciri khas, gaya, dan bahasa komunikasi yang spesifik. Namun dilihat dari perspektif dan pemikiran kepemimpinan, setiap calon presiden (capres) meski wajib melaksanakan UUD Negara RI 1945 dan seluruh peraturan perundang-undangan, tetapi memiliki aksentuasi atau prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan jika nanti terpilih melalui Pemilu.
"Mungkin saja, maksud dari Bang Zulfan, Mas Anies itu berbeda visi dan pemikirannya dengan Presiden Jokowi. Jika seperti itu, tentu ada masalah politik karena Nasdem adalah partai koalisi pemerintah," kata mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR.
Baca juga: Sebut Anies Antitesis Jokowi, Keberadaan Nasdem di Kabinet Dipertanyakan PDIP
Selain itu, kata Viva, akan timbul pertanyaan dari masyarakat apakah Anies diposisikan oleh Nasdem sebagai lawan (antitesis) Jokowi. "Apakah nanti tidak akan melanjutkan program-programnya Presiden Jokowi?" tuturnya.
"Tentunya sangat wajar jika publik bertanya-tanya tentang pernyataan Bang Zulfan yang mengkonotasikan visi presiden Jokowi dan Mas Anies dengan filsafat dialektika Hegel," kata Viva.
Sebelumnya, politikus Nasdem Zulfan Lindan dalam sebuah acara menyebut bahwa Anies Baswedan adalah antitesis Jokowi. Menurutnya, NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
"Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari antitesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi," ujar Zulfan dalam acara Adu Perspektif Total Politik, Selasa (11/10/2022) malam.
Zulfan berharap, dengan Anies sebagai antitesis, maka akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga Pemilu 2029.
(abd)