Mendampingi Hari-hari Akhir Prof Azra, Sungguh Cahaya
loading...
A
A
A
Yadi Hendriana
Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers
"KANG, kapan berangkat ke Padang, saya sudah sampai hari Jumat ini," di ujung telepon suara Prof Azra yang khas terdengar. Beliau telepon pada Jumat 9 September sore, di Padang.
Saat itu Prof Azra akan roadshow di Sumatera Barat didampingi Mas Agung Wakil Ketua Dewan Pers (DP), Mas Totok Suryanto Anggota DP dan Mas Irwan Staf DP. Saya rencana ikut roadshow tapi bergantian dengan Mas Totok, saya berangkat Minggu siang.
"Saya berangkat hari minggu siang Prof, kebetulan acara saya hari Senin di Tanah Datar untuk literasi media bersama Prof dan Mas Waka," jawab saya. "Oke kang saya tunggu," jawab Prof di ujung telepon.
Hari minggu saya flight ke Padang dilanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Yang mengagetkan saya justru dijemput Mas Agung di Airport.
"Saya jemput Kang Yadi biar bisa bareng-bareng beli pesanan Prof Ikan Bilih di Danau Singkarak, beliau maunya beli di sana," kata Mas Agung.
"Oke mas kita ke singkarak dulu membeli pesanan Prof," saya menyela.
Di tengah perjalanan setelah kami makan siang di Lamun Ombak, Prof kembali WA. "Kang sudah di Padang?" tanya beliau. "Sudah Prof, saya mau ke singkarak dulu membeli ikan bilih," ungkap saya.
"Oke Kang, nanti malam kita makan malam di hotel ya, sambil ngobrol-ngobrol," tegas Prof di pesan WA.
Setelah kami membeli ikan bilih pesanan Prof, saya bersama Mas Agung melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi, sesampainya di Hotel, kami tidak sempat bertemu, Prof sedang beristirahat. Sampai pagi baru bertemu sarapan dan jalan satu mobil menuju Tanah Datar untuk literasi media.
Sambil menunggu keberangkatan, Prof mengajak berdiskusi tentang Kemerdekaan Pers, kebetulan tanggal 23 September kami akan memperingati Kemerdekaan Pers tepat 23 tahun ditandatanganinya UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
Acara juga akan dikemas diskusi tentang pers, kontestasi 2024 dan launching aplikasi pengaduan. Acara ini kemudian kami undur karena Prof "berpulang".
Prof mengingatkan: "Pers jangan terlena dengan kebebasan yang diberikan, Dewan Pers terus mengkampanyekan konten-konten sehat biar kebebasan tidak kebablasan, kita harus tunjukkan kepada publik," tutur Prof.
Dan pesan ini yang kemudian disampaikan dalam literasi media di Tanah Datar.
Senin sore setelah selesai literasi media di Tanah Datar, kami diajak Prof menuju Desa Wisata Pariangan. Sambil makan kacang dan seruput kopi kawah, Prof menikmati pemandangan tanah leluhurnya, diiringi saluang lagu melayu yang syahdu.
"Saya menikmati betul suasana ini," ungkap Prof.
Hari senja, kemudian kami kembali ke Hotel. Karena capek, Prof, saya, mas Agung dan Mas Irwan sepakat istirahat lebih cepat.
"Kang Yadi besok jam 5.30 pagi kita ketemu ya, sebelum kang Yadi ke AirPort, sarapan bareng," tuturnya.
Tak disangka, jam 5.45 WIB pagi sudah turun dan sempat ngobrol ngalor ngidul sambil menemani sarapan.
"Saya setelah dari Padang rencana mau ke Malaysia menghadiri undangan Anwar Ibrahim," ungkap Prof.
"Prof jaga kesehatan, aktivitas Prof tidak berhenti," saya menimpali. Prof tidak menjawab, "Ayo Kang, takut Kang Yadi ketinggalan pesawat," jam menunjukkan pukul 06.45 WIB.
Prof meminta saya untuk segera menuju lobby hotel, wajar karena perjalanan Tanah Datar Airport 2 jam lebih dan perjalanan tidak bisa diprediksi.
Tak seperti biasanya, Prof nganterin saya sampai lobby bahkan sampai saya naik kendaraan. Saya sempat larang Prof; "Prof tidak usah diantar, Prof istirahat saja." Prof tersenyum, kemudian melambaikan tangan.
Saya sempat melihat Prof yang bercahaya, tersenyum dan melambaikan tangan. Saya harus kembali ke Jakarta, tidak bisa menemani Prof yang masih punya agenda bertemu Gubernur Sumbar.
Saya mengenang Prof yang luar biasa, beberapa hari sebelum ke Padang, saya sempat menemani Prof tugas ke Bali dan sama-sama makan siang di daerah Ubud.
Prof sangat menikmati, "saya merindukan suasana santai seperti ini," ungkap Prof.
Kami makan di sela sela kesibukan Prof membuka kegiatan "Penyegaran Ahli Pers" acara yang digagas Mas Arief Zulkifli dan Mba Ninik.
Sebelumnya Prof terlibat aktif dalam lobby RKUHP, ikut bertemu Prof Mahfud MD, seluruh Fraksi di DPR, Komisi III dan Wamenkumham.
Legacy Prof Insya Allah akan lahir, Prof memberikan sesuatu yang luar biasa meskipun singkat berada di Dewan Pers. Kami mencintai Prof, kami sayang sama Prof.
Selamat jalan Prof, kami akan ingat dan laksanakan pesan Prof.
Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers
"KANG, kapan berangkat ke Padang, saya sudah sampai hari Jumat ini," di ujung telepon suara Prof Azra yang khas terdengar. Beliau telepon pada Jumat 9 September sore, di Padang.
Saat itu Prof Azra akan roadshow di Sumatera Barat didampingi Mas Agung Wakil Ketua Dewan Pers (DP), Mas Totok Suryanto Anggota DP dan Mas Irwan Staf DP. Saya rencana ikut roadshow tapi bergantian dengan Mas Totok, saya berangkat Minggu siang.
"Saya berangkat hari minggu siang Prof, kebetulan acara saya hari Senin di Tanah Datar untuk literasi media bersama Prof dan Mas Waka," jawab saya. "Oke kang saya tunggu," jawab Prof di ujung telepon.
Hari minggu saya flight ke Padang dilanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Yang mengagetkan saya justru dijemput Mas Agung di Airport.
"Saya jemput Kang Yadi biar bisa bareng-bareng beli pesanan Prof Ikan Bilih di Danau Singkarak, beliau maunya beli di sana," kata Mas Agung.
"Oke mas kita ke singkarak dulu membeli pesanan Prof," saya menyela.
Di tengah perjalanan setelah kami makan siang di Lamun Ombak, Prof kembali WA. "Kang sudah di Padang?" tanya beliau. "Sudah Prof, saya mau ke singkarak dulu membeli ikan bilih," ungkap saya.
"Oke Kang, nanti malam kita makan malam di hotel ya, sambil ngobrol-ngobrol," tegas Prof di pesan WA.
Setelah kami membeli ikan bilih pesanan Prof, saya bersama Mas Agung melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi, sesampainya di Hotel, kami tidak sempat bertemu, Prof sedang beristirahat. Sampai pagi baru bertemu sarapan dan jalan satu mobil menuju Tanah Datar untuk literasi media.
Sambil menunggu keberangkatan, Prof mengajak berdiskusi tentang Kemerdekaan Pers, kebetulan tanggal 23 September kami akan memperingati Kemerdekaan Pers tepat 23 tahun ditandatanganinya UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
Acara juga akan dikemas diskusi tentang pers, kontestasi 2024 dan launching aplikasi pengaduan. Acara ini kemudian kami undur karena Prof "berpulang".
Prof mengingatkan: "Pers jangan terlena dengan kebebasan yang diberikan, Dewan Pers terus mengkampanyekan konten-konten sehat biar kebebasan tidak kebablasan, kita harus tunjukkan kepada publik," tutur Prof.
Dan pesan ini yang kemudian disampaikan dalam literasi media di Tanah Datar.
Senin sore setelah selesai literasi media di Tanah Datar, kami diajak Prof menuju Desa Wisata Pariangan. Sambil makan kacang dan seruput kopi kawah, Prof menikmati pemandangan tanah leluhurnya, diiringi saluang lagu melayu yang syahdu.
"Saya menikmati betul suasana ini," ungkap Prof.
Hari senja, kemudian kami kembali ke Hotel. Karena capek, Prof, saya, mas Agung dan Mas Irwan sepakat istirahat lebih cepat.
"Kang Yadi besok jam 5.30 pagi kita ketemu ya, sebelum kang Yadi ke AirPort, sarapan bareng," tuturnya.
Tak disangka, jam 5.45 WIB pagi sudah turun dan sempat ngobrol ngalor ngidul sambil menemani sarapan.
"Saya setelah dari Padang rencana mau ke Malaysia menghadiri undangan Anwar Ibrahim," ungkap Prof.
"Prof jaga kesehatan, aktivitas Prof tidak berhenti," saya menimpali. Prof tidak menjawab, "Ayo Kang, takut Kang Yadi ketinggalan pesawat," jam menunjukkan pukul 06.45 WIB.
Prof meminta saya untuk segera menuju lobby hotel, wajar karena perjalanan Tanah Datar Airport 2 jam lebih dan perjalanan tidak bisa diprediksi.
Tak seperti biasanya, Prof nganterin saya sampai lobby bahkan sampai saya naik kendaraan. Saya sempat larang Prof; "Prof tidak usah diantar, Prof istirahat saja." Prof tersenyum, kemudian melambaikan tangan.
Saya sempat melihat Prof yang bercahaya, tersenyum dan melambaikan tangan. Saya harus kembali ke Jakarta, tidak bisa menemani Prof yang masih punya agenda bertemu Gubernur Sumbar.
Saya mengenang Prof yang luar biasa, beberapa hari sebelum ke Padang, saya sempat menemani Prof tugas ke Bali dan sama-sama makan siang di daerah Ubud.
Prof sangat menikmati, "saya merindukan suasana santai seperti ini," ungkap Prof.
Kami makan di sela sela kesibukan Prof membuka kegiatan "Penyegaran Ahli Pers" acara yang digagas Mas Arief Zulkifli dan Mba Ninik.
Sebelumnya Prof terlibat aktif dalam lobby RKUHP, ikut bertemu Prof Mahfud MD, seluruh Fraksi di DPR, Komisi III dan Wamenkumham.
Legacy Prof Insya Allah akan lahir, Prof memberikan sesuatu yang luar biasa meskipun singkat berada di Dewan Pers. Kami mencintai Prof, kami sayang sama Prof.
Selamat jalan Prof, kami akan ingat dan laksanakan pesan Prof.
(maf)