Minim Ruang Publik di Daerah Penyangga, Alasan Remaja Citayam 'Invasi' Jakarta
loading...
A
A
A
Dia juga mengingatkan agar remaja Citayam tidak dipandang sebelah mata, apalagi dilihat sebagai "orang luar" yang tiba-tiba merangsek ke Jakarta. Citayam, Bojong Gede dan Depok, menurutnya, adalah bagian dari wilayah penyangga Jakarta. Sejak akhir- 70-an kawasan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek), sudah diekspansi warga Jakarta, khususnya untuk kebutuhan permukiman.
"Bisa jadi para remaja Citayam dan sekitarnya yang datang ke Dukuh Atas adalah generasi ke-2 atau ke-3 dari para warga Jakarta yang bermukim di daerah suburban," ujarnya.
Ida lantas mengingatkan bahwa pembangunan kota oleh pemerintah daerah mana pun harus memikirkan kesehatan warganya, baik secara fisik maupun mental, termasuk kesehatan sosialnya. Kota-kota perlu ramah bagi anak dan remaja dengan membangun ruang-ruang terbuka yang aman dan nyaman serta memungkinkan warga beraktivitas.
Baca juga: ABG Tanah Abang Ini Raup Cuan Rp900 Ribu per Hari di Citayam Fashion Week, Kok Bisa?
"PR (pekerjaan rumah) negara adalah bagaimana agar remaja-remaja diedukasi agar mampu kreatif, produktif, adaptif, tolerable, bukan hanya terjebak pada budaya konsumtif, dan imitating,"tegasnya
Lebih jauh, dia tidak setuju jika remaja Citayam dinilai melakukan perlawanan budaya atas industri fashion yang banyak membentuk selera fashion masyarakat. Fenomena di Dukuh Atas diumpamakannya serupa dengan kawasan Shinjuku di Jepang yang sebagian areanya seolah menjadi fashion street.
"Saya tidak melihatnya sebagai perlawanan atau counter culture, tapi tetap sebagai subkultur dari para remaja yang kreatif," tandasnya.
Baca juga: Malam Mingguan di Citayam Fashion Week, Begini Gaya ABG Cibitung
Pengamat perkotaan, Nirwono Yoga mengatakan, wilayah Dukuh Atas dipilih untiuk nongkrong oleh pada remaja tanggung asal Citayam dan sekitarnya karena lokasi itu lebih mudah dicapai dengan KRL. Biaya transportasi juga relatif terjangkau. Dukuh atas juga sebagai titik transit dan lalu lalang para pekerja Bodetabek ke Jakarta, sehingga jika mereka berkegiatan seperti ingin memamerkan fashion mereka akan banyak yang menyaksikan meskipun hanya sekilas saat melintasi Terowongan Kendal.
Bukan hanya itu, wilayah tersebut juga sering diekspose berbagai media sosial sehingga banyak yang penasaran. "Itu tidak akan terjadi jika mereka lakukan hal yang sama di stasiun daerah mereka seperti stasiun Citayam, Stasiun Bojonggede, maupun Stasiun Depok, atau bahkan di Stasiun Manggarai atau Stasiun Senen," ungkapnya Minggu (17/07/2022).
"Bisa jadi para remaja Citayam dan sekitarnya yang datang ke Dukuh Atas adalah generasi ke-2 atau ke-3 dari para warga Jakarta yang bermukim di daerah suburban," ujarnya.
Ida lantas mengingatkan bahwa pembangunan kota oleh pemerintah daerah mana pun harus memikirkan kesehatan warganya, baik secara fisik maupun mental, termasuk kesehatan sosialnya. Kota-kota perlu ramah bagi anak dan remaja dengan membangun ruang-ruang terbuka yang aman dan nyaman serta memungkinkan warga beraktivitas.
Baca juga: ABG Tanah Abang Ini Raup Cuan Rp900 Ribu per Hari di Citayam Fashion Week, Kok Bisa?
"PR (pekerjaan rumah) negara adalah bagaimana agar remaja-remaja diedukasi agar mampu kreatif, produktif, adaptif, tolerable, bukan hanya terjebak pada budaya konsumtif, dan imitating,"tegasnya
Lebih jauh, dia tidak setuju jika remaja Citayam dinilai melakukan perlawanan budaya atas industri fashion yang banyak membentuk selera fashion masyarakat. Fenomena di Dukuh Atas diumpamakannya serupa dengan kawasan Shinjuku di Jepang yang sebagian areanya seolah menjadi fashion street.
"Saya tidak melihatnya sebagai perlawanan atau counter culture, tapi tetap sebagai subkultur dari para remaja yang kreatif," tandasnya.
Baca juga: Malam Mingguan di Citayam Fashion Week, Begini Gaya ABG Cibitung
Pengamat perkotaan, Nirwono Yoga mengatakan, wilayah Dukuh Atas dipilih untiuk nongkrong oleh pada remaja tanggung asal Citayam dan sekitarnya karena lokasi itu lebih mudah dicapai dengan KRL. Biaya transportasi juga relatif terjangkau. Dukuh atas juga sebagai titik transit dan lalu lalang para pekerja Bodetabek ke Jakarta, sehingga jika mereka berkegiatan seperti ingin memamerkan fashion mereka akan banyak yang menyaksikan meskipun hanya sekilas saat melintasi Terowongan Kendal.
Bukan hanya itu, wilayah tersebut juga sering diekspose berbagai media sosial sehingga banyak yang penasaran. "Itu tidak akan terjadi jika mereka lakukan hal yang sama di stasiun daerah mereka seperti stasiun Citayam, Stasiun Bojonggede, maupun Stasiun Depok, atau bahkan di Stasiun Manggarai atau Stasiun Senen," ungkapnya Minggu (17/07/2022).