BI Babel dan KKP Dukung Produk Ecoprint yang Akan Dipamerkan kepada Delegasi G20
loading...
A
A
A
BELITUNG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung bersinergi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya peningkatan ekonomi dan keuangan inklusif di Kampung Nelayan Maju (Kalaju) Desa Suak Gual, Selat Nasik, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Upaya itu dilakukan melalui program capacity building bagi perajin ecoprint' di Desa Suak Gual.
Analis Yunior BI Kepulauan Bangka Belitung Alvina Ulayya mengatakan, kegiatan itu juga sekaligus mendukung kesiapan produk 'ecoprint' yang rencananya dipamerkan dalam kegiatan Presidensi G20.
"Peningkatan keuangan inklusif ini sejalan dengan agenda Presidensi G20 dansemangat “Recover Together, Recover Stronger”," kata Alvina kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (29/6/2022).
Alvina menjelaskan, dalam kegiatan itu pihaknya memberikan pemahamanan terkait layanan keuangan masyarakat, pembiayaan perbankan, pengelolaan ekonomi usaha, serta pencatatan keuangan usaha secara digital. Menurut Aliya, pencatatan keuangan penting dilakukan agar manajemen keuangan UMKM berjalan dengan baik.
"Kami berikan pemahaman mengenai pencatatan keuangan digital melalui SI-APIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan)," ungkapnya.
Menurut Alvina, kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan UMKM Subsistem untuk menciptakan pelaku usaha mikro baru yang berdaya, berkembang, menguntungkan, serta dapat memanfaatkan layanan keuangan formal sesuai kebutuhan.
"Diharapkan dengan adanya sinergi dan kolaborasi antarlintas instansi ini dapat memperkuat dorongan untuk peningkatan kualitas produk ecoprint, kapasitas SDM, serta manajemen usaha kelompok ecoprint di Desa Suak Gual ini," tuturnya.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zaini Hanafi menyampaikan, setelah pihaknya memberikan bimbingan teknis pada April 2022 lalu, usaha ecoprint di desa tersebut kini telah mandiri secara finansial.
Hal itu dibuktikan dengan pendapatan para anggota yang ikut serta mengerjakan produk ecoprint secara kolektif. "Jadi sudah berjalan hampir tiga bulan sudah menunjukkan hasilnya. Rata-rata untuk penambahan pendapatan sekarang antara Rp1,5 hingga Rp2 juta per anggota," katanya.
Zaini berharap akan ada diversifikasi usaha baru yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menambah pendapatan. "Tujuan dari diversifikasi usaha nelayan ini adalah untuk mencari mata pencaharian alternatif di waktu musim paceklik (saat musim tidak melaut)," tuturnya.
Analis Yunior BI Kepulauan Bangka Belitung Alvina Ulayya mengatakan, kegiatan itu juga sekaligus mendukung kesiapan produk 'ecoprint' yang rencananya dipamerkan dalam kegiatan Presidensi G20.
"Peningkatan keuangan inklusif ini sejalan dengan agenda Presidensi G20 dansemangat “Recover Together, Recover Stronger”," kata Alvina kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (29/6/2022).
Alvina menjelaskan, dalam kegiatan itu pihaknya memberikan pemahamanan terkait layanan keuangan masyarakat, pembiayaan perbankan, pengelolaan ekonomi usaha, serta pencatatan keuangan usaha secara digital. Menurut Aliya, pencatatan keuangan penting dilakukan agar manajemen keuangan UMKM berjalan dengan baik.
"Kami berikan pemahaman mengenai pencatatan keuangan digital melalui SI-APIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan)," ungkapnya.
Menurut Alvina, kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan UMKM Subsistem untuk menciptakan pelaku usaha mikro baru yang berdaya, berkembang, menguntungkan, serta dapat memanfaatkan layanan keuangan formal sesuai kebutuhan.
"Diharapkan dengan adanya sinergi dan kolaborasi antarlintas instansi ini dapat memperkuat dorongan untuk peningkatan kualitas produk ecoprint, kapasitas SDM, serta manajemen usaha kelompok ecoprint di Desa Suak Gual ini," tuturnya.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zaini Hanafi menyampaikan, setelah pihaknya memberikan bimbingan teknis pada April 2022 lalu, usaha ecoprint di desa tersebut kini telah mandiri secara finansial.
Hal itu dibuktikan dengan pendapatan para anggota yang ikut serta mengerjakan produk ecoprint secara kolektif. "Jadi sudah berjalan hampir tiga bulan sudah menunjukkan hasilnya. Rata-rata untuk penambahan pendapatan sekarang antara Rp1,5 hingga Rp2 juta per anggota," katanya.
Zaini berharap akan ada diversifikasi usaha baru yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menambah pendapatan. "Tujuan dari diversifikasi usaha nelayan ini adalah untuk mencari mata pencaharian alternatif di waktu musim paceklik (saat musim tidak melaut)," tuturnya.
(zik)