Usaha Ecoprint, Istri Nelayan Bantu Tingkatkan Pendapatan Keluarga
loading...
A
A
A
BELITUNG - Usaha ecoprint sangat membantu perekonomian keluarga. Hal itulah yang dirasakan istri nelayan di Kampung Nelayan Maju (Kalaju) Desa Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.
Diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengoptimalkan kegiatan diversifikasi usaha yang melibatkan peran wanita atau istri nelayan. Salah satunya di Kampung Nelayan Maju (Kalaju) Desa Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.
Seusai bimbingan teknis 'Ecoprint' pada April 2022 lalu, usaha ecoprint di desa berjuluk 'aku de gual' tersebut kini telah mandiri secara finansial. Hal itu dibuktikan dengan pendapatan para anggota yang ikut serta mengerjakan produk ecoprint secara kolektif.
"Jadi sudah berjalan hampir tiga bulan sudah menunjukkan hasilnya. Rata-rata untuk penambahan pendapatan sekarang antara Rp1,5 hingga Rp2 juta per anggota," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKPZaini Hanafi saat dikonfirmasi, Rabu (29/6/2022).
Saat ini, warga Desa Suak Gual semakin antusias menjalani kerajinan ecoprint ini. Untuk itu, ke depannya, Zaini berharap akan ada diversifikasi usaha yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menambah pendapatan.
"Tujuan dari diversifikasi usaha nelayan ini adalah untuk mencari mata pencaharian alternatif di waktu musim paceklik (saat musim tidak melaut)," tuturnya.
Ruminah, salah satu anggota Kalaju, merasakan betul manfaat diversifikasi usaha ecoprint ini. Selain melatih kreativitas, juga dapat membantu perekonomian keluarga sebagai mata pencaharian alternatif (MPA).
"Kalau saat musim tidak melaut, suami kami juga sering ikut membantu membuat kerajinan ecoprint ini. Mereka membantu menggulung dan mengikat kain yang sudah kami tempeli dedaunan agar lebih kencang sehingga corak daunnya akan lebih muncul pada kain tersebut," ujarnya.
Ada ratusan produk yang telah diproduksi, mulai dari kau, tas, goodie bag, dompet, topi, selendang hingga pashmina. Ruminah berharap, hasil produksi ecoprint di Desa Suak Gual ini dapat dipasarkan tidak hanya di skala lokal, namun juga bisa dipasarkan hingga luar negeri. "Semoga dengan adanya penyuluhan dari KKP bisa di pasarkan ke luar negeri."
Sebagai informasi, hasil pemberdayaan wanita nelayan dalam bentuk ecoprint tersebut akan dipamerkan pada rangkaian kegiatan Presidensi Indonesia G-20 pada Oktober hingga November mendatang.
Diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengoptimalkan kegiatan diversifikasi usaha yang melibatkan peran wanita atau istri nelayan. Salah satunya di Kampung Nelayan Maju (Kalaju) Desa Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.
Seusai bimbingan teknis 'Ecoprint' pada April 2022 lalu, usaha ecoprint di desa berjuluk 'aku de gual' tersebut kini telah mandiri secara finansial. Hal itu dibuktikan dengan pendapatan para anggota yang ikut serta mengerjakan produk ecoprint secara kolektif.
"Jadi sudah berjalan hampir tiga bulan sudah menunjukkan hasilnya. Rata-rata untuk penambahan pendapatan sekarang antara Rp1,5 hingga Rp2 juta per anggota," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKPZaini Hanafi saat dikonfirmasi, Rabu (29/6/2022).
Saat ini, warga Desa Suak Gual semakin antusias menjalani kerajinan ecoprint ini. Untuk itu, ke depannya, Zaini berharap akan ada diversifikasi usaha yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menambah pendapatan.
"Tujuan dari diversifikasi usaha nelayan ini adalah untuk mencari mata pencaharian alternatif di waktu musim paceklik (saat musim tidak melaut)," tuturnya.
Ruminah, salah satu anggota Kalaju, merasakan betul manfaat diversifikasi usaha ecoprint ini. Selain melatih kreativitas, juga dapat membantu perekonomian keluarga sebagai mata pencaharian alternatif (MPA).
"Kalau saat musim tidak melaut, suami kami juga sering ikut membantu membuat kerajinan ecoprint ini. Mereka membantu menggulung dan mengikat kain yang sudah kami tempeli dedaunan agar lebih kencang sehingga corak daunnya akan lebih muncul pada kain tersebut," ujarnya.
Ada ratusan produk yang telah diproduksi, mulai dari kau, tas, goodie bag, dompet, topi, selendang hingga pashmina. Ruminah berharap, hasil produksi ecoprint di Desa Suak Gual ini dapat dipasarkan tidak hanya di skala lokal, namun juga bisa dipasarkan hingga luar negeri. "Semoga dengan adanya penyuluhan dari KKP bisa di pasarkan ke luar negeri."
Sebagai informasi, hasil pemberdayaan wanita nelayan dalam bentuk ecoprint tersebut akan dipamerkan pada rangkaian kegiatan Presidensi Indonesia G-20 pada Oktober hingga November mendatang.
(zik)