Makna Lukisan SBY, Kepentingan Bangsa dan Negara Harus Lebih Tinggi dari Partai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiahkan sebuah lukisan buatan sendiri kepada Partai Demokrat (PD). Lukisan tersebut diberikan SBY dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi Ramadhan 1443 H yang diselenggarakan Partai Demokrat di Jakarta pada Minggu 17 April 2022.
Lukisan cat akrilik berukuran 150x100 cm ini menggambarkan orang yang mengibarkan bendera merah putih dan sedikit lebih rendah, orang lain lagi yang mengibarkan bendera Partai Demokrat. Keduanya berdiri di atas ketinggian bukit.
Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya, yang sehari-harinya menggawangi berbagai urusan kantor di DPP menilai, hadiah lukisan ini bukan hanya menambah indah interior gedung DPP Partai Demokrat di Wisma Proklamasi. Namun juga memiliki makna yang dalam
"Lukisan ini kelihatannya terinspirasi dari pendakian Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Gunung Lawu, tahun 2018 lalu," ungkap Sigit yang menamatkan pendidikan S-1 dan S-2 di Amerika Serikat dengan program beasiswa ini, Selasa (19/4/2022).
Sigit menilai, lukisan tersebut bermakna Demokrat akan kembali jaya. Dikibarkan benderanya oleh AHY, tetapi bendera Demokrat tidak boleh lebih tinggi dari bendera Indonesia. "Kepentingan rakyat dan bangsa harus dikibarkan lebih tinggi dibandingkan kepentingan Demokrat,” ujar Sigit memaknai.
Sigit mengutip ungkapan terkenal dari Presiden AS John F. Kennedy, yang juga dikutip SBY bahwa kepentingan bangsa dan negara harus diletakkan di atas kepentingan partai. “Loyalty to my party ends, when loyalty to my country begins,” tegas Sigit.
Terhadap visualisasi puncak gunung di lukisan, Sigit menangkapnya sebagai simbol perjuangan. Artinya bendera Demokrat harus diperjuangkan untuk dikibarkan dari puncak, walaupun jalannya tidak mudah dan tidak semua orang sanggup melakukannya.
"Ini pesan dari Pak SBY agar semua kader mempersiapkan diri sebaik-baiknya, fisik, mental, intelektual, untuk sama-sama berjuang mendaki ke puncak kejayaan partai dan mengibarkan panji-panji Partai Demokrat dari puncak. Insya Allah kita semua bisa," tutup Sigit.
Lukisan cat akrilik berukuran 150x100 cm ini menggambarkan orang yang mengibarkan bendera merah putih dan sedikit lebih rendah, orang lain lagi yang mengibarkan bendera Partai Demokrat. Keduanya berdiri di atas ketinggian bukit.
Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya, yang sehari-harinya menggawangi berbagai urusan kantor di DPP menilai, hadiah lukisan ini bukan hanya menambah indah interior gedung DPP Partai Demokrat di Wisma Proklamasi. Namun juga memiliki makna yang dalam
"Lukisan ini kelihatannya terinspirasi dari pendakian Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Gunung Lawu, tahun 2018 lalu," ungkap Sigit yang menamatkan pendidikan S-1 dan S-2 di Amerika Serikat dengan program beasiswa ini, Selasa (19/4/2022).
Sigit menilai, lukisan tersebut bermakna Demokrat akan kembali jaya. Dikibarkan benderanya oleh AHY, tetapi bendera Demokrat tidak boleh lebih tinggi dari bendera Indonesia. "Kepentingan rakyat dan bangsa harus dikibarkan lebih tinggi dibandingkan kepentingan Demokrat,” ujar Sigit memaknai.
Sigit mengutip ungkapan terkenal dari Presiden AS John F. Kennedy, yang juga dikutip SBY bahwa kepentingan bangsa dan negara harus diletakkan di atas kepentingan partai. “Loyalty to my party ends, when loyalty to my country begins,” tegas Sigit.
Terhadap visualisasi puncak gunung di lukisan, Sigit menangkapnya sebagai simbol perjuangan. Artinya bendera Demokrat harus diperjuangkan untuk dikibarkan dari puncak, walaupun jalannya tidak mudah dan tidak semua orang sanggup melakukannya.
"Ini pesan dari Pak SBY agar semua kader mempersiapkan diri sebaik-baiknya, fisik, mental, intelektual, untuk sama-sama berjuang mendaki ke puncak kejayaan partai dan mengibarkan panji-panji Partai Demokrat dari puncak. Insya Allah kita semua bisa," tutup Sigit.
(cip)