Hari Ibu, Momentum Tingkatkan Perjuangan Hak-hak Perempuan

Rabu, 22 Desember 2021 - 21:09 WIB
loading...
A A A
Meski begitu, diakui Titi, sejak dulu sampai sekarang di Nusantara ini selalu saja ada tempat bagi perempuan. Sangat disayangkan, ketika ada sejumlah kesempatan dibuka justru dari pihak perempuannya sendiri belum memiliki kemampuan memadai.

Akademisi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Asna Husin berpendapat ada sejumlah faktor yang menyebabkan perempuan bangkit. Dalam konteks ilmu pengetahuan, ujar Asna, kebangkitan itu dimulai dengan takjub terhadap sesuatu, sehingga berupaya keras untuk mewujudkannya.

"Dibutuhkan arah perjuangan yang jelas dalam upaya mewujudkan kesamaan hak-hak perempuan di Tanah Air," katanya.

Indonesia hari ini, menurut Asna, dalam membangun demokrasi sebatas fisik, belum memiliki infrastruktur demokrasi. Akibatnya, hasil praktik demokrasi tidak sesuai harapan.

Akademisi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Ahmad Humam Hamid menilai Buku 21 Wanita Perkasa yang Ditempa oleh Budaya Aceh tidak semata tentang kepahlawanan perempuan Aceh, tetapi juga tentang keterlibatan perempuan dengan pengelolaan pemerintahan dan pemikir. Dengan kondisi itu, menurut Ahmad Humam, Aceh hebat akan memproduksi pemimpin perempuan, Aceh dalam keadaan perang menghasilkan pahlawan perempuan.

"Konektivitas antarsuku bangsa adalah kunci dari lahirnya tokoh-tokoh perempuan dari Aceh. Karena kerajaan Aceh di masa itu adalah kerajaan maritim yang mengedepankan sektor perdagangan," katanya.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)