Momen Risma Paksa Tunarungu Berbicara, Diprotes hingga Trending Topic
loading...
A
A
A
"Saya mau menyampaikan bahwa bahasa isyarat itu penting bagi kami. Bahasa isyarat itu adalah seperti kata bagi kami. Alat bantu suara kalau suaranya tidak jelas juga tidak akan membantu juga," kata Stefan.
Mendapatkan protes tersebut, Risma menjelaskan bahwa Tuhan memberikan mulut, telinga, dan mata kepada manusia. Menurut Risma, anak-anak yang menggunakan alat bantu dengar tidak mesti bisu. Karena itulah, ia memaksa untuk berbicara.
"Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Ibu tidak melarang kalian menggunakan bahasa isyarat tapi kalau kalian bisa berbicara, maka itu akan lebih baik lagi," kata Risma.
Risma mengaku belaajr dari Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, yang juga merupakan penyandang tunarungu. Saat menjadi Wali Kota Surabaya, Risma pernah bertemu dengan Angkie. Waktu itu bicaranya belum jelas seperti sekarang. Karena dilatih terus, sekarang Angkie berbicara sangat jelas.
Stefan lalu menimpali Risma bahwa kemampuan anak tuli itu bermacam-macam. Ada yang tuli sejak lahir dan ada yang tuli saat sudah tumbuh besar seperti Angkie Yudistia. Kemampuan berbahasa isyarat juga beragam. Ada yang bisa, ada yang tidak, jadi itu yang harus dihargai. "Plus bahasa isyarat juga bisa memberikan pemahaman kepada orang tuli. Itu adalah salah satu akses juga untuk kami," katanya.
Risma setuju bahwa bahasa isyarat terus bisa digunakan oleh penyandang tunarungu. Namun ia meminta kepada anak tuli untuk terus berlatih berbicara dan tidak menyerah.
Mendapatkan protes tersebut, Risma menjelaskan bahwa Tuhan memberikan mulut, telinga, dan mata kepada manusia. Menurut Risma, anak-anak yang menggunakan alat bantu dengar tidak mesti bisu. Karena itulah, ia memaksa untuk berbicara.
"Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Ibu tidak melarang kalian menggunakan bahasa isyarat tapi kalau kalian bisa berbicara, maka itu akan lebih baik lagi," kata Risma.
Risma mengaku belaajr dari Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, yang juga merupakan penyandang tunarungu. Saat menjadi Wali Kota Surabaya, Risma pernah bertemu dengan Angkie. Waktu itu bicaranya belum jelas seperti sekarang. Karena dilatih terus, sekarang Angkie berbicara sangat jelas.
Stefan lalu menimpali Risma bahwa kemampuan anak tuli itu bermacam-macam. Ada yang tuli sejak lahir dan ada yang tuli saat sudah tumbuh besar seperti Angkie Yudistia. Kemampuan berbahasa isyarat juga beragam. Ada yang bisa, ada yang tidak, jadi itu yang harus dihargai. "Plus bahasa isyarat juga bisa memberikan pemahaman kepada orang tuli. Itu adalah salah satu akses juga untuk kami," katanya.
Risma setuju bahwa bahasa isyarat terus bisa digunakan oleh penyandang tunarungu. Namun ia meminta kepada anak tuli untuk terus berlatih berbicara dan tidak menyerah.
(abd)