PKS Minta Menkes Cabut Pernyataan soal Vaksinasi Tak Otomatis Selesaikan Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang menyebut vaksinasi tak secara otomatis menyelesaikan pandemi Covid-19 menuai kritik. Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Mulyanto meminta Budi Gunadi mencabut, meralat, atau menjelaskan ulang maksud pernyataan tersebut.
"Bila tidak, pernyataan itu hanya akan membuat kisruh suasana dan menjadi pembenaran bagi mereka yang sampai hari ini menolak vaksin," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/11/2021).
Mulyanto menilai Menkes seharusnya berbicara berdasarkan data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan berdasar obrolan warung kopi yang kemungkinan salahnya cukup besar. "Pernyataan Menkes ini kontraproduktif karena disampaikan di tengah proses program vaksinasi yang sudah mencapai 47 persen populasi," ungkapnya.
Sehingga, menurut dia, pernyataan Menkes tersebut blunder. Mulyanto mengakui laju penyebaran Covid-19 tidak bergantung pada tingkat vaksinasi di suatu negara.
Menurutnya, laju penyebaran Covid-19 murni tergantung pada kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan varian Covid-19. "Namun bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat dalam penanggulangan pandemi Covid-19," imbuhnya.
Dia menuturkan, vaksinasi tetap bermanfaat dalam menumbuhkan kekebalan komunal atas efek fatal Covid-19. "Dari situs Our World In Data 14 November 2021, diketahui laju kasus fatal berbanding terbalik dengan tingkat vaksinasi. Tingkat vaksinasi di Singapura, Inggris, Indonesia dan Rusia masing-masing adalah sebesar 87, 74, 69, 47 dan 42 persen populasi," katanya.
Dia melanjutkan, sedangkan laju kasus fatal di Singapura, Inggris, Jerman, Indonesia dan Rusia masing-masing 0.4, 0.4, 0.76, 2.27 dan 3.06. Kata Mulyanto, laju kasus fatal (CFR) adalah perbandingan antara jumlah kematian dan jumlah kasus positif Covid-19 terkonfirmasi.
"Memang tidak terlihat hubungan antara tingkat vaksinasi dengan jumlah kasus baru terkonfirmasi Covid-19, namun diyakini bahwa tingkat vaksinasi suatu negara sangat berpengaruh (berbanding terbalik) terhadap laju kasus fatal," jelas Mulyanto.
Dia membeberkan kasus positif baru per hari di Rusia, Jerman, dan Inggris di atas 35.000 orang per hari. Sedangkan Indonesia hanya 400-an kasus positif per hari.
"Namun kaju kasus fatal (CFR) kita masih lebih tinggi dibanding Inggris dan Jerman, termasuk dibandingkan dengan Singapura. Kecuali bila dibandingkan dengan Rusia. Ini memperlihatkan, bahwa vaksinasi sangat bermanfaat untuk menekan laju kasus fatal," ujar Mulyanto.
"Bila tidak, pernyataan itu hanya akan membuat kisruh suasana dan menjadi pembenaran bagi mereka yang sampai hari ini menolak vaksin," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/11/2021).
Mulyanto menilai Menkes seharusnya berbicara berdasarkan data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan berdasar obrolan warung kopi yang kemungkinan salahnya cukup besar. "Pernyataan Menkes ini kontraproduktif karena disampaikan di tengah proses program vaksinasi yang sudah mencapai 47 persen populasi," ungkapnya.
Sehingga, menurut dia, pernyataan Menkes tersebut blunder. Mulyanto mengakui laju penyebaran Covid-19 tidak bergantung pada tingkat vaksinasi di suatu negara.
Menurutnya, laju penyebaran Covid-19 murni tergantung pada kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan varian Covid-19. "Namun bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat dalam penanggulangan pandemi Covid-19," imbuhnya.
Dia menuturkan, vaksinasi tetap bermanfaat dalam menumbuhkan kekebalan komunal atas efek fatal Covid-19. "Dari situs Our World In Data 14 November 2021, diketahui laju kasus fatal berbanding terbalik dengan tingkat vaksinasi. Tingkat vaksinasi di Singapura, Inggris, Indonesia dan Rusia masing-masing adalah sebesar 87, 74, 69, 47 dan 42 persen populasi," katanya.
Dia melanjutkan, sedangkan laju kasus fatal di Singapura, Inggris, Jerman, Indonesia dan Rusia masing-masing 0.4, 0.4, 0.76, 2.27 dan 3.06. Kata Mulyanto, laju kasus fatal (CFR) adalah perbandingan antara jumlah kematian dan jumlah kasus positif Covid-19 terkonfirmasi.
"Memang tidak terlihat hubungan antara tingkat vaksinasi dengan jumlah kasus baru terkonfirmasi Covid-19, namun diyakini bahwa tingkat vaksinasi suatu negara sangat berpengaruh (berbanding terbalik) terhadap laju kasus fatal," jelas Mulyanto.
Dia membeberkan kasus positif baru per hari di Rusia, Jerman, dan Inggris di atas 35.000 orang per hari. Sedangkan Indonesia hanya 400-an kasus positif per hari.
"Namun kaju kasus fatal (CFR) kita masih lebih tinggi dibanding Inggris dan Jerman, termasuk dibandingkan dengan Singapura. Kecuali bila dibandingkan dengan Rusia. Ini memperlihatkan, bahwa vaksinasi sangat bermanfaat untuk menekan laju kasus fatal," ujar Mulyanto.
(rca)