Pahlawan Tanpa Panggung dan Jubah
loading...
A
A
A
Vaksinasi sejatinya hanyalah salah satu ikhtiar untuk menangani pandemi ini. Menangkis Covid-19 tak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Kerja kolaboratif, kolosal, dan spartan dari seluruh pihak menjadi kunci penanganan dan pemulihan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, dibutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah dan menangani pandemi. Satgas, kata dia, mengedepankan pentahelix untuk mengantisipasi lonjakan kasus,
Pentahelix berarti kekuatan pemerintah, kekuatan komunitas/masyarakat, kekuatan para akademisi, kekuatan dunia usaha dan kekuatan media yang bersinergi untuk mengatasi Covid-19. Hal ini akan diterapkan dengan prinsip 3K yakni komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah dan satgas serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
“Satgas menyusun strategi pengendalian kasus termasuk memastikan ketersediaan fasilitas dan manajemen kasus dengan memanfaatkan fasilitas karantina terpusat,” tutur Wiku.
Presiden Jokowi mengingatkan, Bangsa Indonesia akan kuat dan besar apabila semua elemen mampu mengambil peran untuk menjadikan negara ini lebih baik lagi. Karena itu dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu-padu dan satu langkah untuk menghadapi cobaan pandemi ini.
"Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat. Bukan hanya mampu menghadapi perang terhadap Covid-19 serta tantangan bangsa lainnya, tetapi bangsa yang mampu memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan," kata Kepala Negara.
Hal senada disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Menurut dia, pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya telah menggerus sendi-sendi kehidupan dan mengoreksi banyak pencapaian yang telah diraih selama 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Kendati demikian, dia mengajak masyarakat tetap bersyukur karena di balik musibah itu terdapat hikmah, antara lain menguatnya ikatan solidaritas kebangsaan.
Mengutip Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan tingkat sukarelawan negara lebih banyak tiga kali lipat dari rata-rata global.
Lebih dari itu, kata dia, usai 9 bulan perekonomian terpukul oleh dampak pandemi Covid-19, Indonesia dapat melepaskan diri dari jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 juga tumbuh positif pada level 7,07%.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, dibutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah dan menangani pandemi. Satgas, kata dia, mengedepankan pentahelix untuk mengantisipasi lonjakan kasus,
Pentahelix berarti kekuatan pemerintah, kekuatan komunitas/masyarakat, kekuatan para akademisi, kekuatan dunia usaha dan kekuatan media yang bersinergi untuk mengatasi Covid-19. Hal ini akan diterapkan dengan prinsip 3K yakni komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah dan satgas serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
“Satgas menyusun strategi pengendalian kasus termasuk memastikan ketersediaan fasilitas dan manajemen kasus dengan memanfaatkan fasilitas karantina terpusat,” tutur Wiku.
Presiden Jokowi mengingatkan, Bangsa Indonesia akan kuat dan besar apabila semua elemen mampu mengambil peran untuk menjadikan negara ini lebih baik lagi. Karena itu dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu-padu dan satu langkah untuk menghadapi cobaan pandemi ini.
"Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat. Bukan hanya mampu menghadapi perang terhadap Covid-19 serta tantangan bangsa lainnya, tetapi bangsa yang mampu memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan," kata Kepala Negara.
Hal senada disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Menurut dia, pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya telah menggerus sendi-sendi kehidupan dan mengoreksi banyak pencapaian yang telah diraih selama 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Kendati demikian, dia mengajak masyarakat tetap bersyukur karena di balik musibah itu terdapat hikmah, antara lain menguatnya ikatan solidaritas kebangsaan.
Mengutip Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan tingkat sukarelawan negara lebih banyak tiga kali lipat dari rata-rata global.
Lebih dari itu, kata dia, usai 9 bulan perekonomian terpukul oleh dampak pandemi Covid-19, Indonesia dapat melepaskan diri dari jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 juga tumbuh positif pada level 7,07%.