Di Bawah Payung Sirkuit The New Normal, Marwan: Kita Pacu Industrialisasi
loading...
A
A
A
"Memacu sektor Industri kreatif. Sektor ini memerlukan pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu. Karenanya, harus kita dorong dua hal sekaligus, yakni untuk menciptakan kesejahteraan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu pelaku," tuturnya.
Sektor lain juga perlu mendapat perhatian serius, seperti arsitektur dalam pembuatan Town Planning, Urban Design, Landscape Architecture dan detail arsitektur taman, desain interior, sektor periklanan yang berbasis teknologi seperti: sektor industri permainan, industri musik, layanan komputer dan perangkat lunak.
"Semuanya berbasis high technology digital yang sangat potensial untuk dikembangkan di The New Normal dan pasca pandemi kelak", tegasnya.
Perlu pengembangan industri manufaktur dan melanjutkan peringkat terbaik basis industri manufaktur terbesar se-ASEAN. Data yang terekspos media menunjukkan, kontribusi industri manufaktur kita mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional.
"Kita apresiasi dan dorong meningkatkan kontribusinya di tengah era The New Normal idan pasca Covid-19 nanti," kata mantan Menteri PDTT ini.
Bagi Marwan, pemerintah juga perlu terus melakukan transformasi dan pengembangan perekonomian industri non migas sehingga menggeser peran commodity based menuju manufacture based yang berefek berantai pada ekonomi nasional.
Data yang dilansir Media menunjukkan, sektor yang selama ini memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, menurut Kementerian Perindustrian diantaranya industri logam dasar sebesar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 7,53 persen, serta industri alat angkutan sebesar 6,33 persen.
"Negara harus terus meningkatkan daya beli masyarakat agar proses produksi juga meningkat sesuai dengan permintaan," kata Koordinator The Independent Cummunity for Peace and Hummanity ini.
Perlu penyiapan Indonesia sebagai negara tujuan relokasi industri. Peluang emas ini harus dimanfaatkan oleh negara kita dengan berbagai pertimbangan, antara lain: Indonesia merupakan pasar yang potensial dan besar bagi dunia.
"Investor luar negeri juga menganggap Indonesia sebagai negara dengan potensi pertumbuhan pasar yang besar. Para investor dari berbagai negara, baik Asia seperti Jepang, Cina, Asia Tenggara, seperti Thailand, Singapura, Benua Amerika dan Eropa serta Timur Tengah tentu harus diyakinkan, Indonesia merupakan pasar yang begitu besar," terangnya.
Sektor lain juga perlu mendapat perhatian serius, seperti arsitektur dalam pembuatan Town Planning, Urban Design, Landscape Architecture dan detail arsitektur taman, desain interior, sektor periklanan yang berbasis teknologi seperti: sektor industri permainan, industri musik, layanan komputer dan perangkat lunak.
"Semuanya berbasis high technology digital yang sangat potensial untuk dikembangkan di The New Normal dan pasca pandemi kelak", tegasnya.
Perlu pengembangan industri manufaktur dan melanjutkan peringkat terbaik basis industri manufaktur terbesar se-ASEAN. Data yang terekspos media menunjukkan, kontribusi industri manufaktur kita mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional.
"Kita apresiasi dan dorong meningkatkan kontribusinya di tengah era The New Normal idan pasca Covid-19 nanti," kata mantan Menteri PDTT ini.
Bagi Marwan, pemerintah juga perlu terus melakukan transformasi dan pengembangan perekonomian industri non migas sehingga menggeser peran commodity based menuju manufacture based yang berefek berantai pada ekonomi nasional.
Data yang dilansir Media menunjukkan, sektor yang selama ini memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, menurut Kementerian Perindustrian diantaranya industri logam dasar sebesar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 7,53 persen, serta industri alat angkutan sebesar 6,33 persen.
"Negara harus terus meningkatkan daya beli masyarakat agar proses produksi juga meningkat sesuai dengan permintaan," kata Koordinator The Independent Cummunity for Peace and Hummanity ini.
Perlu penyiapan Indonesia sebagai negara tujuan relokasi industri. Peluang emas ini harus dimanfaatkan oleh negara kita dengan berbagai pertimbangan, antara lain: Indonesia merupakan pasar yang potensial dan besar bagi dunia.
"Investor luar negeri juga menganggap Indonesia sebagai negara dengan potensi pertumbuhan pasar yang besar. Para investor dari berbagai negara, baik Asia seperti Jepang, Cina, Asia Tenggara, seperti Thailand, Singapura, Benua Amerika dan Eropa serta Timur Tengah tentu harus diyakinkan, Indonesia merupakan pasar yang begitu besar," terangnya.