Lebih Terkendali, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Turun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan saat ini kasus Covid-19 di Indonesia relatif lebih terkendali. Hal ini terlihat dari kasus aktif Covid-19 di Tanah Air yang lebih rendah dibandingkan global dengan selisih 14,27%.
“Kalau kita lihat secara nasional, angka kasus aktif kita adalah 12,52%, sedangkan di dunia ini kasus aktifnya adalah 26,79%. Jadi, kita lebih rendah dan selisihnya 14,27%. Dan, ini dari waktu ke waktu selalu turun kasus aktifnya. Kasus aktif artinya kasus yang sedang sakit,” ungkap Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, kemarin. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
Wiku menegaskan bahwa penurunan kasus aktif ini sebuah prestasi nasional, bukti masyarakat dan pemerintah bersama-sama bisa mengendalikan kasus Covid-19. “Jadi, ini adalah suatu prestasi nasional bersama, ternyata masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus,” katanya.
Bahkan, kata Wiku, saat ini jumlah angka kesembuhan Covid-19 juga melebihi angka dunia yakni sebesar 84,4%. “Dan, jumlah yang sembuh pun naik terus pada hari ini sudah 84,4%, sedangkan di dunia kebetulan agak naik sekarang 70,71%. Jadi, ini selisihnya 13,4%, kasus kesembuhannya kita lebih tinggi daripada global,” ungkapnya.
Namun, kata Wiku, angka kematian kasus Covid-19 di Tanah Air masih lebih tinggi dibandingkan dengan dunia yakni sebesar 3,34%. “Sedangkan kematiannya, kasus meninggalnya kita 3,34%. Sedangkan di dunia 2,5%, kita masih sedikit di atas global yaitu 0,84%,” sebutnya.
Dia menegaskan bahwa gotong-royong berperan penting dalam pengendalian kasus Covid-19 di Tanah Air. Menurutnya, gotong-royong bisa berupa saling mengingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
“Jadi, saling mengingatkan mulai dari individu di keluarga, kemudian di masyarakat yang kecil RT/RW, sampai dengan di kantor-kantor dan tempat bekerja mereka termasuk di industri,” terangnya.
Dengan begitu, tegas Wiku, ini akan menjadi modal untuk kembali beraktivitas dengan beradaptasi kebiasaan baru ke depan untuk pemulihan ekonomi nasional. “Potensi untuk saling mengingatkan ini besar sekali dan sudah mereka jalankan. Dan, toleransi seperti inilah yang kita perlukan dalam modal kita untuk bekerja ke depan,” tegasnya. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Apalagi, kata Wiku, saat ini tren Covid-19 di Indonesia relatif terkendali. Ini sebuah prestasi nasional, bukti masyarakat dan pemerintah bersama-sama bisa mengendalikan kasus Covid-19. “Jadi, ini adalah suatu prestasi nasional bersama, ternyata masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus,” tandasnya.
“Kalau kita lihat secara nasional, angka kasus aktif kita adalah 12,52%, sedangkan di dunia ini kasus aktifnya adalah 26,79%. Jadi, kita lebih rendah dan selisihnya 14,27%. Dan, ini dari waktu ke waktu selalu turun kasus aktifnya. Kasus aktif artinya kasus yang sedang sakit,” ungkap Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, kemarin. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
Wiku menegaskan bahwa penurunan kasus aktif ini sebuah prestasi nasional, bukti masyarakat dan pemerintah bersama-sama bisa mengendalikan kasus Covid-19. “Jadi, ini adalah suatu prestasi nasional bersama, ternyata masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus,” katanya.
Bahkan, kata Wiku, saat ini jumlah angka kesembuhan Covid-19 juga melebihi angka dunia yakni sebesar 84,4%. “Dan, jumlah yang sembuh pun naik terus pada hari ini sudah 84,4%, sedangkan di dunia kebetulan agak naik sekarang 70,71%. Jadi, ini selisihnya 13,4%, kasus kesembuhannya kita lebih tinggi daripada global,” ungkapnya.
Namun, kata Wiku, angka kematian kasus Covid-19 di Tanah Air masih lebih tinggi dibandingkan dengan dunia yakni sebesar 3,34%. “Sedangkan kematiannya, kasus meninggalnya kita 3,34%. Sedangkan di dunia 2,5%, kita masih sedikit di atas global yaitu 0,84%,” sebutnya.
Dia menegaskan bahwa gotong-royong berperan penting dalam pengendalian kasus Covid-19 di Tanah Air. Menurutnya, gotong-royong bisa berupa saling mengingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
“Jadi, saling mengingatkan mulai dari individu di keluarga, kemudian di masyarakat yang kecil RT/RW, sampai dengan di kantor-kantor dan tempat bekerja mereka termasuk di industri,” terangnya.
Dengan begitu, tegas Wiku, ini akan menjadi modal untuk kembali beraktivitas dengan beradaptasi kebiasaan baru ke depan untuk pemulihan ekonomi nasional. “Potensi untuk saling mengingatkan ini besar sekali dan sudah mereka jalankan. Dan, toleransi seperti inilah yang kita perlukan dalam modal kita untuk bekerja ke depan,” tegasnya. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Apalagi, kata Wiku, saat ini tren Covid-19 di Indonesia relatif terkendali. Ini sebuah prestasi nasional, bukti masyarakat dan pemerintah bersama-sama bisa mengendalikan kasus Covid-19. “Jadi, ini adalah suatu prestasi nasional bersama, ternyata masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus,” tandasnya.