Masalah Baru Pandemi, Gizi Buruk-Stunting Terancam Melonjak

Kamis, 04 Juni 2020 - 09:20 WIB
loading...
A A A
Guru besar bidang panganteknologi hasil pertanian Unika Santo Thomas Medan, Sumatera Utara Posman Sibuea mengatakan, bayi kurang gizi dan stunting adalah ancaman yang nyata akibat pandemi. Ada dua hal yang menjadi penyebab. Pertama, banyak keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi karena kehilangan pekerjaan. Kedua, banyak masyarakat yang mampu secara ekonomi namun tidak bisa mengonsumsi makanan bergizi akibat terputusnya distribusi makanan. Ini imbas dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah daerah. Akibatnya, distribusi bahan pangan ke pasar lalu ke rumah tangga terhambat.

“Sejak 2018 satu dari tiga balita ada dalam angka stunting, mendekati angka 30%. Dengan kondisi konsumi bahan pangan yang mengalami gangguan karena darurat pangan di masa PSBB, jumlah stunting bisa meningkat,” ujarnya saat dihubungi kemarin. (Baca juga: PKS Tolak Sekolah Dibuka Saat Corona: Itu Sama Saja Pertaruhkan Nyawa)

Dia meminta pemerintah kota dan kabupaten bisa menjamin pasokan bahan pangan ketingkat rumah tangga terjamin. Hanya dengan itu balita bisa mendapatkan makanan yang beragam, bergizi, seimbang danaman (B2SA).

Untuk mengatasi kesulitan akibat terhambatnya distribusi makanan di masa PSBB, Pos-man mengusulkan agar pemerintah daerah menggalakkan pangan lokal. “Saatnya mengonsumsi pangan lokal, ini sekalian membantu ekonomi kerakyatan bisa berjalan,” ujarnya. (Lihat Videonya: Penumpulan Penumpang Saat Jam Pulang Kerja di Stasiun Gindangdia)

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga perlu berkoordinasi dengan ahli pangan dan gizi soal apa saja yang bisa direkomendasikan tentang perbaikan konsumi bahan makanan masyarakat. Menurutnya, masyarakat perlu mendapatkan asupan penting mineral, yodium, protein, dan vitamin A. (Binti Mufarida/Bakti)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)