Mendorong Kemudahan Berusaha di Indonesia

Senin, 13 September 2021 - 16:52 WIB
loading...
A A A
Data UNCTAD (2021) menunjukkan bahwa posisi PMA ke Indonesia saat ini menempati peringkat ke-19. Angka tersebut mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berada di posisi ke-24.

Pertumbuhan investasi asing menegaskan tumbuhnya kepercayaan dunia atas iklim investasi serta potensi investasi di Indonesia, terutama di saat pandemi covid-19 masih terjadi. Hal ini mengartikan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan penting investor global sehingga kita perlu menyambutnya dengan perbaikan iklim berusaha.

EoDB di Indonesia
Penanaman modal atau investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dalam pelaksanaanya. Salah satu faktor yang dapat menarik minat pemilik modal adalah terkait kemudahan dalam melakukan investasi itu sendiri. Semakin mudah melakukan investasi, maka semakin mudah pula para investor melakukan ekspansi bisnisnya.

Ease of Doing Business (EoDB) merupakan indikator yang berkaitan dengan kemudahan berbisnis yang dibuat oleh Bank Dunia. EoDB menyajikan perkembangan berbagai indikator yang mempengaruhi persepsi investor. Ada sebelas indikator untuk mengukur kemudahan berbisnis atau yang juga dikenal dengan istilah EoDB.

Kajian World Bank (2013) menyimpulkan bahwa negara-negara yang memiliki peringkat investasi yang lebih tinggi (diproksi dari indeks EoDB yang lebih mendekati ke frontier), maka akan menerima realisasi investasi yang lebih tinggi. Tahun 2011 misalnya, top 10 EoDB rata-rata menerima FDI sekitar USD50 miliar sedangkan middle 10 dan lowest 10 hanya USD14,3 miliar dan USD1,25 miliar.

Indonesia adalah salah satu dari empat negara yang menjadi perhatian karena memiliki kenaikan peringkat EoDB paling tinggi hingga mencapai 41 peringkat sepanjang 2015-2020. Pada tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat ke-114 dengan skor DTF 56,73, sedangkan di tahun 2020 Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-73 dengan skor DTF 69,54.

Di sisi lain Vietnam mengalami kenaikan sebanyak 21 peringkat. Akan tetapi, dari segi realisasi FDI, pencapaian Vietnam masih lebih baik dibandingkan Indonesia.

Indikator-indikator EoDB secara umum pada tahun 2020 Indonesia membaik dibandingkan 2015, meskipun EoDB Indonesia masih memiliki kendala permasalahan fundamental (opening a business). Data menunjukkan bahwa prosedur memulai bisnis di Indonesia relatif lebih lama dibandingkan Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Hal itu akibat berbagai permasalahan kompleks yang dihadapi oleh investor ketika memulai bisnis di Indonesia yang di antaranya adalah (a) jumlah prosedur yang banyak dan tidak efektif, (b) birokrasi yang tidak ramah dan lamban, (c) biaya “penyuapan” masih tinggi, (d) adopsi teknologi belum terlihat dalam berbagai prosedur memulai usaha, dan (e) luasnya wilayah Indonesia dengan berbagai perbedaan (dari sisi SDM maupun infrastruktur).

Tak hanya itu, persoalan lain yang juga dihadapi Indonesia dalam EoDB adalah persoalan izin konstruksi di Indonesia yang relatif rumit. Prosedur cukup banyak dengan kebutuhan waktu yang panjang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)