Cerita Mantan Guru yang Mencoba Peruntungan di Dunia Digital

Senin, 21 Juni 2021 - 05:27 WIB
loading...
A A A

Pendampingan


Digitalisasi dalam semua sektor kehidupan tak bisa dihindari. Masyarakat, pemerintah, dan industri berlomba-lomba memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk menopang kegiatan agar produktif. Inilah era revolusi industri 4.0. Semua pekerjaan dan produksi sudah sangat tergantung pada internet of thing (IoT), artificial intelligence (AI), big data, dan robotic.

Laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 mencapai $44 miliar. Pada 2025, jumlah transaksi di ranah digital diprediksi mencapai $124 miliar. Ranah digital menjadi arena baru meraup cuan.

Plt Direktur Ekonomi Digital Kominfo I Nyoman Adhiarna menerangkan sektor swasta, terutama perusahaan besar, seperti industri otomotif, itu secara mandiri mengembangkan dan memanfaatkan TI. Mereka memang harus bertransformasi ke digital. Jika tidak, bisnisnya akan tergerus oleh pesaing yang telah memanfaatkan segala penopang industri 4.0, seperti AI, big data, IoT, dan robotic.

Menurutnya, sektor yang perlu dibantu dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 adalah usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, nelayan, dan sebagainya. “Kami harus membantu dengan memfasilitasi, pendampingan, dan pelatihan UMKM. Misalnya, industri batik harus didorong tidak hanya menggambar secara manual. Sekarang harus menggunakan desain di komputer,” terangnya.

Pengguna internet, terutama pelaku usaha itu bukan hanya di Pulau Jawa, tapi di seluruh Indonesia. Kominfo berusaha menjembatani kreativitas dan bisnis mereka dengan membangunkan infrastruktur telekomunikasi hingga di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ini demi kestabilan internet bagi semua masyarakat Indonesia.

Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Danny Januar Ismawan menyatakan pihaknya juga ikut mendorong ekosistem digital. BAKTI memberikan pelatihan terhadap pelaku pariwisata dan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

“Memang syarat utama pelatihan digital adalah ketersediaan internet. Maka, kami prioritaskan pesertanya (dari) teman-teman yang sudah menerima layanan jaringan dari BAKTI. Ada BTS 4 G (dan) sudah ada internet gratis dari pemerintah. Selam pengalaman kemarin praktis tidak terlalu ada kendala,” pungkasnya.
(muh)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1619 seconds (0.1#10.140)