Terinfeksi Corona Bukan Aib, Pasien Harus Berani Jujur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Lawan Covid-19 DPR meminta pasien untuk berlaku jujur saat berobat ke rumah sakit. Jika tidak, justru akan berpotensi membuat tenaga medis terpapar penyakit.
Lagipula, kata dia, terinfeksi virus Corona bukan aib, tapi ujian yang harus diatasi bersama. "Jika ada gejala sakit, ungkapkan dengan jujur. Mari kita saling membantu, dengan mengapresiasi data, menolong yang sakit, seraya membantu dokter/tenaga medis dengan informasi yang tepat. Jika sebaliknya, akan banyak tenaga medis kita yang menjadi korban, karena salah informasi dari pasien. Terinfeksi virus Corona bukanlah aib, tapi itu ujian yang harus sama-sama dibantu," kata Deputi Logistik Satgas Covid-19 DPR, Muchamad Nabil Haroen dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).
Hal itu diungkapkan Nabil menyikapi kasus puluhan tenaga medis Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi yang terinfeksi Corona. Sekadar informasi, para tenaga medis tertular dari pasien yang tidak jujur memberikan keterangan telah bepergian ke wilayah yang termasuk zona merah Corona.
"Data yang kami terima, berdasar tes pada 14 April lalu, ada 34 pegawai RSUP Kariadi yang positif terinfeksi, sebagian besar dokter," tutur Nabil.
Pada Minggu 19 April 2020, pria yang biasa disapa Gus Nabil ini menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD), obat-obatan dan lainnya untuk tim medis RSUP Dokter Kariadi.
"Semoga bantuan ini bermanfaat. Mari kita bersama-sama mendukung tenaga medis, bersama-sama melawan Covid-19," kata Nabiel Haroen dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4/2020).
Menurut dia, tenaga medis adalah pahlawan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Perjuangan dan pengabdian tenaga medis sangat mengharukan.
Pria yang biasa disapa Gus Nabil ini juga telah mendengar puluhan tenaga medis yang meninggal dalam tugas penanganan Covid-19."Banyak di antara mereka masih muda, dengan kualifikasi keahlian yang tinggi. Indonesia kehilangan sumber daya manusia unggul yang wafat karena Covid-19," tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. (
)
Apresiasi tidak hanya diberikan kepada tenaga medis, tapi juga tim pendamping tenaga medis, petugas delivery, cleaning seevice, serta pihak-pihak yang membantu penanganan Covid-19 menjadi lancar. "Semua pihak harus diapresiasi kontribusi dan pengabdiannya," tandas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.
Lagipula, kata dia, terinfeksi virus Corona bukan aib, tapi ujian yang harus diatasi bersama. "Jika ada gejala sakit, ungkapkan dengan jujur. Mari kita saling membantu, dengan mengapresiasi data, menolong yang sakit, seraya membantu dokter/tenaga medis dengan informasi yang tepat. Jika sebaliknya, akan banyak tenaga medis kita yang menjadi korban, karena salah informasi dari pasien. Terinfeksi virus Corona bukanlah aib, tapi itu ujian yang harus sama-sama dibantu," kata Deputi Logistik Satgas Covid-19 DPR, Muchamad Nabil Haroen dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).
Hal itu diungkapkan Nabil menyikapi kasus puluhan tenaga medis Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi yang terinfeksi Corona. Sekadar informasi, para tenaga medis tertular dari pasien yang tidak jujur memberikan keterangan telah bepergian ke wilayah yang termasuk zona merah Corona.
"Data yang kami terima, berdasar tes pada 14 April lalu, ada 34 pegawai RSUP Kariadi yang positif terinfeksi, sebagian besar dokter," tutur Nabil.
Pada Minggu 19 April 2020, pria yang biasa disapa Gus Nabil ini menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD), obat-obatan dan lainnya untuk tim medis RSUP Dokter Kariadi.
"Semoga bantuan ini bermanfaat. Mari kita bersama-sama mendukung tenaga medis, bersama-sama melawan Covid-19," kata Nabiel Haroen dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4/2020).
Menurut dia, tenaga medis adalah pahlawan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Perjuangan dan pengabdian tenaga medis sangat mengharukan.
Pria yang biasa disapa Gus Nabil ini juga telah mendengar puluhan tenaga medis yang meninggal dalam tugas penanganan Covid-19."Banyak di antara mereka masih muda, dengan kualifikasi keahlian yang tinggi. Indonesia kehilangan sumber daya manusia unggul yang wafat karena Covid-19," tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. (
Baca Juga
Apresiasi tidak hanya diberikan kepada tenaga medis, tapi juga tim pendamping tenaga medis, petugas delivery, cleaning seevice, serta pihak-pihak yang membantu penanganan Covid-19 menjadi lancar. "Semua pihak harus diapresiasi kontribusi dan pengabdiannya," tandas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.
(dam)