Keteladanan, Bimbingan, dan Dorongan dalam Manajemen Pemerintahan

Jum'at, 07 Mei 2021 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Setidaknya, ada empat parameter suatu integritas berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yakni kejujuran, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Setiap pegawai harus memiliki komitmen untuk membangun budaya integritas. Tanpa integritas yang kuat, akan sulit bagi para pegawai untuk mengatasi tekanan, ancaman, dan kesempatan melakukan kecurangan atau pelanggaran.

Kita ketahui bersama bahwa di era Revolusi Industri 4.0 ini, masyarakat semakin menuntut pelayanan publik yang cepat, tepat, dan berkualitas. Kepercayaan publik hanya dapat diperoleh dari kerja keras dan fokus untuk menghasilkan suatu kepuasan publik yang sesuai dengan harapan masyarakat, salah satunya melalui inovasi. Melalui inovasi yang digagas dari para pegawai sebagai dorongan kepada para manajer (atasan) untuk mengolah menjadi sebuah saran/konsep kebijakan sehingga memudahkan para pemimpin (top leader) dalam mengambil kebijakan yang tepat dan memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa resistensi terhadap penolakan dari publik.

Inovasi yang diharapkan tentunya merupakan sumber dari penggalian nilai pengetahuan dan keterampilan serta keunggulan yang dimiliki oleh setiap pegawai, yang pada kodratnya setiap manusia yang diciptakan di dunia ini memiliki talenta dan keunggulan masing-masing. Namun, keunggulan tersebut harus dilandasi dengan membaca dari berbagai sumber ilmu. Hal tersebut sejalan dengan momentum Nuzulul Quran yang memerintahkan “bacalah” (iqro) kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan membaca pengetahuan, kemajuan serta peradaban akan dapat tercipta. Membaca tidak sebatas membaca tulisan/teks semata, tetapi kita harus dapat membaca segala hal yang ditemui dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Termasuk juga bagian dari membaca adalah menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengkaji, dan mengembangkan serta berbagai kegiatan keilmuan lainnya.

Langkah dan gerak tiga komponen penting dalam manajemen pemerintahan, yakni lini depan (pimpinan tinggi madya), lini tengah (pimpinan tinggi pratama/manajer), dan lini belakang (pegawai/staf) apabila dengan konsisten menerapkan semboyan yang diajarkan Ki Hajar Dewantara tersebut, akan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4112 seconds (0.1#10.140)